Dama
Alay banget lo aka pake quotes segala di awal cerita gue. Padahal kan gue gak alay gak kek mantan lo ka.Aka
Serah gue lah . Mau lo alay atau enggak yang nyeritain cerita lo kan gue kok lo yang ribet sih kalo lo mau tanpa quotes buat aja sendiri cerita lo jangan nyuruh tangan gue ngetik cerita lo. Dan satu lagi jangan pernah bawa-bawa nama mantan gue damaaa!1!1!○●○
Cinta itu gak harus memiliki kan? Jadi kalo misalnya lo cinta sama dia itu artinya lo gak perlu jadian kan? Kok hidup lo ribet amat ya? Dia aja belum tentu ngurusin hidup lo kok lo masih mau gitu ngejar dia yang sudah tau enggak pasti.~Anatasya putri~
●○●
"Jadi kemungkinan besarnya lo gak akan nerima cowok yang awalnya sahabat lo untuk jadi pacar lo gitu?"
"Enggak gitu juga sih."
"Jadi?"
"Maksud gue itu. Gue cuma gak mau misalnya gue pacaran sama sahabat gue dan tiba-tiba gue sama dia putus terus dia enggak ada kabar apapun dan lebih jelasnya dia menjauhi gue. Gue cuma ingin enggak dijauhi dari sahabat gue aja. Itu aja sih."
Dama pun mengangguk tanda dia mengerti maksud dari ucapan ana. Dama memang pernah memiliki niat untuk memilih ana menjadi pacarnya tapi setelah dia pikir selama beberapa bulan ini. Dia ingin mendekati ana dan dia ingin mengenal lebih jauh sifat ana yang sebenarnya.Jam istirahat pun telah selesai dama dan ana menuju kearah kelas mereka dan dengan sangat jelas mereka berjalan bersebelahan mereka begitu dekat seperti perangko yang menempel. Dimana ada ana disitu ada dama padahal mereka belum pacaran.
Kelas yang tentunya belum sangat ramai karena kelas ini akan ramai setelah 10 menit jam istirahat selesai dan hal itu yang selalu saja membuat beberapa murid dihukum dengan guru yang mengajar tapi, semua itu tidak akan membuat murid di kelas itu kapok.
Awalnya perkenalan antara dama dan ana itu dimulai pada saat mereka kelas X dimana dama datang ke kelasnya yang bertujuan ingin mencari rakha tapi dia malah beralih menuju gambar yang terpampang jelas di sebuah meja yang membuat dia tertarik dengan gambar itu. Sampai pada saat mereka kelas XI mereka ditakdirkan untuk sekelas awalnya sih ana duduk dengan tyzy tapi karena wali kelasnya mau muridnya duduk berpasangan pada akhirnya tyzy duduk dengan angga dan ana duduk dengan dama sedangkan zian dia dari awal emang sudah duduk sendiri tapi dia sudah memiliki teman duduk pada saat amanda datang mengisi kursi kosong di sebelahnya. Awalnya sih kursi kosong itu milik lizzy saudara tyzy tapi, karena lizzy memilih melanjutkan sekolahnya di amerika pada akhirnya zian duduk sendiri selama kurang lebih 3 bulan.
●○●
Kali ini ana pulang bersama nahla karena dama,rakha,zian,angga dkk ingin mabar. Jadi karena nahla enggak ada teman untuk pulang pada akhirnya rakha meminta tolong kepada ana untuk menemani nahla pulang ke rumah. Untung saja hari ini supir yang menjemput ana cepar jadi dia bisa minta tolong pak supir untuk mengantar nahla dulu baru dia pulang ke rumahnya. Lagi pula jarak rumah nahla dari sekolah cukup dekat.
"Na."
"Ha."
"Kenapa sih cowok senang banget main game?"
"Jawabannya bisa sama seperti jawaban cewek. Misalnya gue nanya ke lo yah. Kenapa sih cewek seneng banget belanja?, lo mau jawab apa nahla."
"Gue pasti jawab yahh... untuk seneng-seneng lah."
"Gitu juga alasan cowok kenapa mereka suka main game."
Nahla hanya mengangguk tanda mengerti.
"Lagi pula lebih baik cowok mainin game dari pada mainin perasaan cewek yang ada di dekatnya." Ucap ana sontak membuat nahla terkejut setengah mati. Karena sangat jarang sekali seorang anatasya putri mau mengeluarkan kata-kata seperti itu. Dia selalu saja mengeluarkan kata-kata yang terlalu logis dan sangat jarang mengeluarkan kata-kata yang sesuai dengan kata hati. Apakah ini perubahan yang telah terjadi di perempuan es ini? Apakah dama sudah berhasil mencairkan es dihati ana.Ana pun kembali ke rumahnya setelah dia mengantar nahla pulang. Hal yang biasa dia lakukan ketika telah sampai di rumah. Berjalan masuk menuju kamar dan berbaring di atas kasur tanpa mengganti seragam sekolahnya. Perempuan itu hanya menatap ke atas atap sebentar hanya warna putih yang mendominasi atap itu.
Tiba-tiba ada pesan yang masuk kedalam benda persegi itu.
Dama panji
Na lo dimana?Anatasya putri
Lagi di rumah, knp?Dama panji
Nanti malam lo ada acara gak?Anatasya putri
Enggak tuh, emng knp?Dama panji
Ketemuan yuk.. di tempat biasa.Anatsya putri
Boleh. Jam brp?Dama panji
Jam 8 aja. Gue tunggu ya..Anatasya putri
OkeSenyum pun terukir di wajah perempuan itu. Dia berdiri dari posisi baringnya dan segera melihat ke arah jam dinding padahal di handphonenya juga ada jam. Tetapi kenapa dia malah memilih melihat jam di dinding.
Perempuan itu langsung berjalan ke lemari pakaian padahal jam masih menunjukkan pukul 3 sore. Tapi untung saja dia perempuan yang tidak banyak tingkah. Dia mengambil dress selutut berwarna biru langit dan satu lagi pilihan baju garis-garis dan rok mini selutut jika tidak rok celana. Dia meminta bantuan nahla untuk memilih baju. Karena dia tahu nahla sangat pintar dalam mencocokkan baju.
●○●
Jarum jam menunjukkan pukul 19.30 lelaki itu duduk di sebuah meja bernomor 27. Seperti sedang menunggu seseorang tapi tidak tau siapa yang dia tunggu.
Seorang perempuan dengan dress bunga-bunga itu masuk kedalam sebuah cafe tempat yang tadi di beritahu lelaki itu. Dia mencari keberadaan lelaki itu. Pada akhirnya dia dapat menemukan lelaki itu. Lelaki dengan lekuk senyum yang dapat membuat siapapun yang melihatnya akan merasa senang. Karena wajahnya begitu manis saat senyum.
Lelaki itu mendekat ke arah perempuan itu menyambut kedatangannya dan memberi tempat duduk untuk perempuan itu.
Lelaki itu duduk tepat berada di depannya.
"Na." Ucap lelaki itu sambil melirik ke arah perempuan itu.
"Hmmm." Jawab perempuan itu sambil memiringkan kepalanya.
"Lo malam ini cantik."
Blusss pipi perempuan itu menjadi merah seketika tapi dia cepat menetralkan keadaan itu.
"Makasih."Mereka melanjutkan obrolan mereka dan memesan beberapa makanan untuk menemani obrolan mereka.
Sampai makanan itu habis."Oh iya na."
"Apa dam?"
"Gue boleh nanya ke elo gak."
"Nanya apa?"
"Lo mau gak."
"Mau apa?"
Lelaki itu mengeluarkan sebatang coklat keperempuan itu.
"Untuk gue?" Tanya perempuan itu.
Lelaki itu mengangguk.
"Maka---" lelaki itu memotong ucapan perempuan itu.
"Ehh.. tunggu dulu."
"Apa lagi."
"Lo mau gak."
"Mau apa?"
Lelaki itu mengeluarkan sebuah kertas berwarna biru dan memberinya kepada perempuan itu.
"Apa ini?"
"Buka aja."
Perempuan itu membuka kertas itu dan dia hanya menemukan tulisan.Hai perempuan yang lagi baca surat ini. Lo mau gak melaksanakan misi untuk mengetahui apa isi surat ini yang sebenarnya. Gak susah sih misinya. Lo cuma perlu menyambung kata-kata yang terkait oleh berbagai macam kertas yang ada besok pagi.
Clue pertama yaa...
Lo cuma perlu nunggu seseorang ngasih lo bunga besok pagi.Perempuan itu memiringkan kepalanya tanda dia tidak mengerti sama sekali denga maksud surat ini.
"Jadi lo mau ngelaksanain apa yang ada di dalam surat itu." Tanya lelaki itu.
Perempuan itu membaca ulang kertas itu sampai akhirnya dia menjawab. "Iya. Gue akan melaksanakan misi ini untuk memecahkan misi ini."○●○
Hello readers
Follow
@multiaekaDan
@akakoayukaSalam author yang enggak bisa peka sama kode :)
KAMU SEDANG MEMBACA
[MSS]:1 My Ice Girl
Teen FictionAnatasya Putri sebut saja namanya. perempuan yang sangat dingin yang biasa kalian temukan di perpustakaan sekolah dengan berbagai tumpukan buku. perempuan yang jarang berbicara dan lebih memilih diam. Dama Panji Anjana seorang laki-laki dambaan seti...