three

118 13 0
                                    

Anyeong, Gimana kabar kalian ? Baik?
Maaf udah lama gak update, karena banyak hal yang harus aku lakukan.

Untuk cerita ini aku akan berusaha yang terbaik buat kalian para pembaca. Kalau masih Ada yang salah, kalian bisa kasih Saran lewat coment. Dan dimaklumi.

Author yang masih Awam aku. Hehe (jadi curhat 😁😁)

Aku lupa ngasih tau bahwa aku terinpirasi dari novel-novel yang pernah aku baca, jadi kalau ada persamaan alur cerita, tempat mohon dimaklumi ya teman teman 😄😄😄

-------------- Happy Reading --------------

---- Author----
Sinar mentari masuk melalui jendela yang tak tertutup rapat dengan tirai menyebabkan seorang yeoja mengeliat dalam tidurnya, merasa terusik dengan sinar itu. Ia pun negerjapkan matanya dan nengumpulkan segenap nyawanya untuk bisa pulih dalam tidurnya. Tangannya terulur mangambil jam weker, sekedar melihat jam berapakah sekarang.

"Astaga.. Jam 7,Aku bisa telat. Sial.. Kau gila wendy. Bisa-bisanya kau telat di waktu pertama praktikum*."

Begitulah umpatan yang keluar dari mulutnya. Ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk hari pertamanya praktikum.

---- Wendy -----
Aku berlari dari tempat kost yang aku tempati menuju jalan raya. Hari ini adalah hari senin, dan jalanan pasti akan macet dengan orang-orang yang sedang beraktifitas dari mulai pelajar sepertiku yang berlomba-lomba untuk mengikuti uparaca tiap hari senin. Para ibu-ibu yang berburu ke pasar berbelanja bahan makanan atau dagangannya. Sampai para pegawai pemerintah yang terburu-buru agar tidak dipotong gaji karena kesiangan.

Salah satu kakiku telah melangkah menaiki angkot yang akan menuju ke tempat dimana aku pratikum. Aku praktikum disalah satu departmen pemerintahan dalam bidang kesekertariatan. Disana aku akan menjadi pekerja yang tampa gaji. Maksudku, karena aku disina untuk belajar jadi mau tidak mau aku harus mematuhi arahan dari pembimbing.

Akhirnya aku sampai di gedung tempatku pratikum, disana terlihat ada beberapa karjawan serta pimpinan berbagai jabatan, ada pula yang sama denganku, beberapa pelajar pratikum dari sekolah lain. Mataku mencari kesetiap orang yang berdiri dilapangan itu. Sekedar mencari teman yang satu almamater denganku. Dan akhirnya mataku berhenti pada temanku, dia sedang menunduk melihat isi dari ponselnya. Akupun menghampirinya.

"Seoyoong ahh?"
"Aihh , yak wendy -a kenapa kamu lama sekali sih, kamu tau aku berdiri disini hampir satu jam menunggumu, aku kayak patung yang udah lumutan diam sendiri gini, mana gak ada yang kenal lagi. Mana pandangeliatin aku lagi. Tatapannya kaya aku tuh spesies makhuk dari planet mars. Heran aku sama kamu, mau sampai kapan sih kamu kesiangan. Kamu tahu sendiri kalau nunggu itu capek". Ucapanya dengan tersengal-sengal.

Dia merasa puas mengeluarkan unek-uneknya itu. Sementera itu aku hanya menatanya malas sudah biasa apa yang temanku ini ucapkan, dia akan mengeluarkan setiap keluh kesahnya padaku. Tapi ujung-ujungnya dia akan tetap mau menungguku meski berjam-jam.

"Mianhaeyo seoyoong-ah, aku terlambat bangun karena mimpi buruk." balasku datar.

"Lagi ?? Kau bermimpi buruk lagi".

"Hmm. "

"Katakan padaku, kenapa kamu selalu bermimpi buruk?, apa yang kamu mimpikan? Wendy bukankah kita teman kau seharusnya membagi bebanmu pada orang lain. Dan aku siap jika kau mau. Kita mungkin baru berteman 2 tahun. Tapi sejauh ini aku hanya mengetahui sekian persen tentang dirimu, sementara kau tau segalanya tentangku. Ayolah wendy kamu bisa cerita sama aku, aku janji gak bakalan bilang siapa-siapa."

"Dengar seoyoong-ah, aku akan cerita padamu, tapi tidak untuk sekarang keadaanku sedang tidak baik. Aku mohon bersabarlah."

"Huh dasar sok dingin, sok cool, padahal aslinya nyebelin tingkat dewa, kurang sabar apa aku coba. Mau sampai kapan aku nunggu kamu cerita, sampai kayak aku sekarang ini lumutan gitu." gerutunya dengan wajah cemberut.

Aku tersenyum kecil melihat tingkahnya. Dia kadang bersikap dewasa atau kekanakan dalam bersamaan. Seoyoong. Dia adalah temanku pertama saat aku menginjakan kaki di bangku SMA ini, selama 2 tahun kita selalu bersama. Dia teman yang baik yang mengerti keadan sekitarnya, meskipun ia bawel dan menjengkelkan , karena itulah aku bertahan dengannya. Ucapan yang selalu terlontat dalam mulutnya akan keluar begitu saja setiap ia kesal akan suatu hal. Contohnya seperti tadi ketika aku membuatnya menunggu. Hal itu membuatku tersadar bahwa komunikasi itu penting. Bukan hanya sekedar percakapan biasa. Dan untung saja dia tidak mengungkit percakaman kemarin mengenai Cinta pertama, kalau tidak bisa mati kebingungan aku.

"Seoyoong-ah .."

"Apa? Mau cerita sekarang". Balasnya agak jutek yang dibuat-buat.

"Engga, itu udah mulai baris.. Ayo"

Aku berjalan duluan menuju barisan di kantor itu untuk melakukan Afel pagi. Samar-samak aku mendengar umpatannya menyumpahiku. Tapi aku tidak mempedulikannya.

Aku mengikuti kegiatan yang dilakukan kantor yang saat ini aku tempati. Begitipun saat pulang, kita semua para pekerja praktikum. Kita juga harus pulang pada jam-jam kerja. Melelahkan

Note: praktikum atau bisa disebut ppl Hal ini adalah kegiatan lapangan untuk para siswa SMK

To be continued
--------
Anyeong yeorobun....
😄😄😄

Oh iya next or no

Terima kasih 😄😄

The Blue Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang