six

63 8 1
                                    

Hei Guys
Ketemu lagi dong sama cerita ini
Maaf ya kalau typo

------------- happy Reading -------------

**** Wendy ****

Aku tidak menjawab pertanyanya. Pikiranku sibuk dengan bagaimana aku bersikap nanti di depan semua orang. Terutama taehyung. Sial. Kenapa harus ada dia sih. Gerutuku sepanjang jalan.
diruang makan terdapat seorang laki-laki dewasa umurnya sekitar 50 tahunan, sepertinya dia adalah ayah taehyung. Disamping kirinya ada 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. mereka terlihat sekitar anak SMP, entahlah aku tidak tahu yang jelas mereka adalah adik taehyung.

"wendy-a kenapa kau berdiri disana, ayo kemari ..kau boleh duduk disamping anakku taehyung" ucapan ajhumma menyadarkanku
"Nde.. ajhumma.."

cepat-cepat aku menuju meja makan, terlihat semua pasang mata melirikku dan sesekali pada ajhumma. pertanda bahwa mereka meminta penjelasan mengenai keberadaanku. Merasa diperhatiakn akhirnya ajhumma mengerti dan menjelaskan kepada keluarnganya.

"em jadi begini, kalian tahukan bahwa kamar disebelah taehyung itu kosong dan ibu pernah membicarakannya bahwa kamar itu akan disewakan. dan ya akhirnya ada yang mau menyewanya. perkenalkan dia wendy, salah satu murid SMK yang lagi praktikum " jelasnya
semua orang mengangguk mengerti dan menatapku dengan heran. jujur aku sedikit canggung, jadi aku hanya memutuskan untuk tersenyum kecil.

" jadi begitu, selamat bergabung dengan keluarga kami em.. wendy. berapa lama kau ada disini?" itu adalah sapaan dari ayahnya taehyung.

"emm sekitar 2 bulan paman." balasku seadanya.

"oh begitu, semoga sukses kalau begitu masa Praktikum mu, paman dengar itu masa sulit buat anak-anak SMK."

"memang benar paman itu sangat sulit, terimakasih paman atas tanda semangatnya."

"emm sama-sama, berarti kamu seumuran dengan taehyung anakku. Taehyung kamar kamu sebelahan dengannya kau tidak tahu? " dia beralih bertanya pada anaknya.

"aku tahu appa, bahkan aku tahu kalau dia..". jawaban taehyung aku potong.

"oh ya paman, kami sudah berkenalan kemarin saat aku baru sampai disini, benar begitukan taehyung." potongku. jangan sampai dia bilang kalau aku teman semasa SMPnya. bisa panjang percakapan malam ini.

***Taehyung ***

Aku tidak menyangka kalau Omma bakal mengajak nya untuk makan malam, setahuku Omma adalah orang pemilih. Selama kamar itu disewakan dan sudah ditempati beberapa orang, tapi baru kali ini Omma mau mengajak orang untuk makan bersama keluarga. Aku lihat dia berinteraksi dengan keluargaku. Well dia terlihat baik dan ramah tapi kenapa tidak denganku. ketika aku sibuk dengan fikiranku samar-samar aku mendengar ayahku bertanya padaku

"Taehyung kamar kamu sebelahan dengannya kau tidak tahu? "

"aku tahu appa, bahkan aku tahu kalau dia..". jawabanku terpotong olehnya. hey ada apa kenapa dia memotong pembicaraanku. baru aku mau memberitahu bahwa aku dengannya memang sudah berteman, setidaknya teman satu kelas.

"oh ya paman, kami sudah berkenalan kemarin saat aku baru sampai disini, benar begitukan taehyung." potongnya. Dia mengalihkan pembicaraan dan apa katanya berkenalan?apakah kejadian kemarin bisa dikatakan sebagai kenalan? kurasa tidak bukan. Dia menatapku agak memohon agar aku menyetujuinya.

"Nde benar appa." ucapku singkat. Dia terlihat lega dengan jawabanku.

"aishh sudah-sudah kenapa jadi mengobrol begini. ayo makan-makan, wendy-a makan yang banyak nya."
Ommaku menawarkan. tuhkan benar .. ada yang aneh dengan sikap ommaku dia tidak sebaik itu sama orang."

"Omma, kenapa omma menawari Onnie itu sih, sama aku enggak." Protes adik perempuanku Haeun.

"Iya omma sama aku juga enggak. Siapa dia sih Omma kenapa juga dia makan disini?" timpal adik laki-lakku Jisung.

Bagus semua adik-adikku mulai protes, kenapa? karena itu memang jarang terjadi. Omma jarang baik sama orang dia termasuk orang yang pemilih. tidak semudah itu bisa dapatkan hati orang dengan cepat. Tapi ini omma baik banget sama dia.

"ya ampun kalian ini, Haeun , Jisung .. biasanya juga makan-makan aja.. gak perlu protes. ayo dimakan."
Terlihat dari raut wajah mereka cemberut, dan melanjutkan acara makan malam. Setelah selesai makan malam. kamipun kembali ke kamar kami masing-masing. Begitu pula denganku aku pergi ke kamarku, sebelum aku menaiki tangga aku melihat wendy sedang membantu ibuku mencuci piring. Ternyata dia baik dan mau membantu.

" kak ngapain liatan dia, naksir ya ?" Jisung yang tiba-tiba datang dan bertanya padaku seperti itu. membuatku secara sepontan menjitak kepalanya.

"Hati-hati ya kalau ngomong, pacar kakak mau dikemanain huhh." jawabku kesal

"lagian ngapain coba diliatin, keliatan bangat ya kak dia lagi caper sama omma sok-sok ngebantuin. Jangan-jangan dia ada maunya lagi." asumsi jisung.

"hehh hati-hati kalau mgomong, jangan negatif thinking terus sama orang" ucapku sambil kembali menjitak kepalanya. "udah sana masuk kamar, belajar yang rajin." amanatku padanya.

"iya-iya aku ke kamar, gak perlu pake jitak aku segala.. inikan aset aku buat berfikir." gerutunya menuju kamar.

"dasar bocah, sosok-an aset.."

Aku terdiam memikirkan perkataan jisung, apa yang dikatakan dia itu benar. windy cuman caper sama omma memiliki maksud tertentu. Aishh dari pada aku bingung lebih baik aku tanyakan saja langsung padanya. aku akan memunggunya di atas saja.

Beberapa menit aku menunggunya. dia belum juga datang, ngapain sih dia cuci piring aja lama. Aku menunggunya di depan pintu kamarku. Aku sudah mulai bosan menunggunya, ketika aku mau memasuki kamar aku mendengar suara langkah kaki. akhirnya dia datang juga. heyy dia hanya melewatiku.

"Tunggu..."

To be Continue

The Blue Night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang