" Fey ke kantin yuk! " Nadia mengajakku. Ku anggukkan kepalaku lalu pergi menghampirinya.
" Mau pesan apa? "
" mmm.... gak tau " Senyum indah menghiasi wajah cantik Nadia. Matanya menyipit membentuk bulan sabit, membuatku ingin mencubit gemas pipi Nadia.
" Kamu cari tempat duduk aja biar aku yang pesan " Nadia berlari menuju ibu kantin.
Kuedarkan pandanganku keseluruh arah. Hampir semuanya penuh. Menghembuskan napas pasrah, mataku kembali menjelajah satu per satu meja.
Binggo!
Meja dipojok sana kosong. Kebetulan Nadia juga sudah selesai membayar dan membawa makanan itu ke arahku.
" Nad! " Nadia melihat arah yang kutunjuk. Seolah mengerti Nadia langsung menuju tempat itu.
Aku terpaku. Didepan sana, tepatnya di depan pintu kantin, Revan sedang menggandeng perempuan lain. Perempuan itu terlihat menggoda Revan.
Gadis tersebut terlihat cantik,kulitnya seputih susu, postur tubuhnya langsing dan tinggi. Wajah yang baby face dan dibingkai rambut coklat yang digerai membuat kesan imut menguar. Satu kata untuk perempuan itu, sempurna. Tak seperti aku yang tidak ada apa apanya dibandingkan dia.
Aku penasaran siapa perempuan itu. Apakah itu orang yang disukai Revan? Atau malah pacarnya?. Hanya berpikiran itu membuat darahku mendidih. Terbesit rasa tidak suka pada si perempuan.
" Woi! " Nadia mengibas tangannya didepan wajahku. " Ngelamun aja. Keburu dingin tuh makanan "
Mendesah jengkel, Kuaduk aduk makanan didepanku dengan tak berperasaan. Nadia menatap makananku Ngeri.
" Apa!"
" Santai aja. Perasaan tadi biasa aja kok sekarang jadi tensi gitu " Nadia menyindir
Lihat tuh Revan gandengan sama cewek. Aku panas liatnya.
Inginnya jawab seperti itu tetapi aku gak mau Nadia curiga. Nadia belum kenal Revan dan dia gak tau kalau aku kenal Revan. Lagian aku dan Revan belum ada hubungan khusus, hanya sebatas teman.
" Nad, kamu tau cowok itu? " Tanyaku
" itu.... kalau gak salah namanya kak Revan kan? kenapa? "
"mmm.... kamu tau gak yang di samping Kak Revan itu siapa? " aku agak ragu tanya soal ini, takutnya Nadia mikir macam macam.
" gak tau, tanya aja langsung ke orangnya " kata Nadia cuek.
" ya sudahlah aku tanya nanti " bisikku.
*****
Rencananya mau tanya saat pulang sekolah tapi melihat mereka bersama, aku jadi ragu. Kalau misalnya perempuan itu nanya aku siapanya Revan, aku harus apa?
Beberapa hari belakangan ini juga mereka sering terlihat bersama. aku jadi jarang bertemu dengannya, bahkan tidak pernah.
Sejak saat itu kuputuskan untuk menjauh. Setiap kali kita berpapasan aku selalu mengacuhkannya atau bahkan berbalik pergi. Aku sadar kalau aku bukan siapa siapanya dan tidak berhak untuk melarangnya.
******
Seperti saat ini, didepan sana mereka mengobrol. Aku berbalik dann pergi sebelum mereka melihatku. Sebenarnya terbesit harapan bahwa Revan akan melihat dan mengerjarku, meskipun harapan untuk itu sangatlah kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN
Romancehujan yang membuat kita bertemu hujan yang membuat kita menyatu dan hujan yang membuat kita berpisah hujan