2. Reuni yang Gatot

38 2 0
                                    

Jam delapan pagi, Nayya sudah siap dengan style casualnya. Rok hitam polos yang dipadukan dengan kaos longgar berwarna abu-abu muda dan jilbab abu-abu tua yang dia pakai sesimpel munkin juga sepatu kets berwarna putih.

"Kak... Kak Zahra udah dateng tuh. Dia nunggu diteras katanya". Nabil, adik bungsunya muncul didepan pintu.

"Iya... Ne juga udah beres". Ucap Nayya sambil mengambil tas dari atas meja.

Setelah selesai Nayya buru-buru turun untuk menemui Zahra yang menunggunya diteras. Hari ini, Nayya dan Zahra akan menghadiri acara halal bihalal dan reuni teman satu kelasnya disebuah tempat wisata dipinggiran kota. Karena Nayya tidak bisa mengemudikan kendaraan, alhasil dia berangkat dengan Zahra yang diantar oleh supir ayahnya.

Tiga puluh menit waktu yang ditempuh Nayya dan Zahra hingga sampai ditempat acara. Setelah sampai Nayya dan Zahra langsung menuju sebuah rumah makan khas sunda yang berada diujung jalan.

"Assalamualaikum...". Sapa Nayya kepada semua teman satu kelasnya yang sudah lebih dulu datang.

"Waalaikumsalam...". Balas semuanya.

"Wah udah ngumpul aja nih...". Tukas Zahra sambil duduk disisi kanan Nayya.

"Si Rendra belum dateng lik? Tadi katanya udah standby eh tau nya zonk". Tanya Nayya kepada Malik perihal keberadaan Rendra.

"Udah dateng, tapi lagi jemput Sumi". Tanpa mengalihkan perhatian dari anaknya, Malik menjawab pertanyaan Nayya.

"Emang sumi gak sama suaminya, koq sirendra yang jemput sih". Celetuk Zahra polos.

Eh itu polos atau nyinyir ya? Kalo Nayya yang bilang begitu sih, teman satu kelasnya sudah yakin kalo dia sedang nyinyir dengan temannya yang bernama Sumi itu.

Nayya dan Summi sejak dulu tidak akur. Belum ada yang tau pasti penyebabnya. Kalau dari pengakuan Nayya kepada Zahra, Sumi terlebih dahulu bersikap nyinyir kepadanya.

Rendra datang dengan Sumi beserta anak Sumi sepuluh menit kemudian. Sesampainya ditempat acara, Rendra langsung duduk disamping Nayya.

"Dateng sama siapa?". Tanya Rendra sok perhatian.

"Sama Zahra". Jawab Nayya singkat.

Dari ekor matanya, Nayya dapat melihat kalau Sumi sedang melirik tajam kearahnya.

Cemburu hah! Ingat suami dirumah. Gerutu Nayya dalam hati.

"Jadi Nayya sama Zahra kapan nih nikah?". Tanya Sumi. Ini sih lebih terdengar sebagai nyinyiran dibandingkan pertanyaan.

"Nanti ya Ra... Kalau sudah ada jodohnya. Santai saja". Jawab Nayya sedikit kesal.

Sumi beroh ria.

"Kerja dimana sekarang?". Tanya Sumi lagi.

"Di salah satu perusahan yang bergerak dibidang konstruksi". Jawab Nayya singkat. Nayya yakin kenapa Sumi menanyakan tentang pekerjaan, karena perempuan berkulit putih itu sudah bekerja disebuah pusat kesehatan masyarakat didesanya walaupun tanpa gaji, alias magang.

"Kamu?". Nayya balik bertanya sebagai formalitas.

"Dipuskesmas desa". Jawabnya congkak.

Nayya mendengus tak suka. Zahra yang berada disampingnya hanya tersenyum menyimak obrolan kedua temannya itu.

"Bagian apa?". Tanya Sumi kepo.

"Staff IT". Jawab Nayya Malas-malasan.

Saat Sumi sedang asik mewawancarai Nayya perihal pekerjaannya, tiba-tiba Rendra menarik Tas Nayya dan mulai mengobrak-abrik tak karuan.

Kebiasaan!!!

"Apaan sih ren?". Tanya Nayya kesal dengan sikap Rendra.

"Cari ini...". Cengir Rendra sambil menunjukkan benda pipih berwarna putih.

"Kebiasaan". Gerutu Nayya.

"Eh, katanya Latiffa juga mau dateng ya?". Tanya Sumi memotong adegan ribut-ribut kecil khas Nayya dan Rendra.

Dari penglihatan Nayya, sepertinya Sumi tidak suka liat Nayya dan Rendra dekat.

"Ohh ya? Sama suaminya?". Tanya Zahra.

"Enggak cuma sama anaknya". Kali ini Rendra yang menjawab.

Tak berselang lama Rendra pamit kepada Malik untuk menjemput Latiffa dan anaknya. Lima menit kemudian Rendra kembali ketempat acara dengan seorang ibu muda berwajah oriental dan seorang anak laki-laki berumur tiga tahun. Nayya, Zahra dan Sumi beserta istri beberapa teman laki-laki Nayya menyambut Latiffa dengan pelukan hangat dan suka cita.

"Suaminya gak ikut tif?". Tanya Nayya tak sabaran.

"Udah masuk kerja lagi Nayy... Jadi ya mau gak mau cuma berdua aja nih ma bocah". Jawab Latiffa ramah.

Sejak dulu Latiffa selalu bersikap ramah, walaupun dia termasuk salah satu akhwat yang menonjol tapi tidak membuatnya sombong.

Nayya, Zahra dan Sumi ber-oh ria menimpali ucapan Latiffa.

Jam sebelas siang acara halal bihalal dan reuni selesai. Tapi Malik berinisiatif untuk melanjutkan reuni dan reuni ini dirumahnya. Supaya lebih akrab dan leluasa. Juga karena waktu tiga jam adalah waktu yang sangat singkat untuk bercengkrama dengan teman-teman yang hanya bisa dilakukan satu tahun sekali ini.

Karena tempat wisata yang jauh dari fasilitas transportasi umum membuat Nayya dan Zahra kebingungan untuk menuju lokasi selanjutnya. Belum lagi Latiffa dan anaknya bersikeras untuk ketempat tujuan bersama keduanya. Sebelum memutuskan untuk ikut melanjutkan acara dirumah Malik atau pulang, Nayya dan Zahra mampir ditoko souvenir yang ada diareal rumah makan untuk sekedar cuci mata. Latiffa dan anaknya masih setia mengikuti keduanya.

"Yaudah sih, si Nayya sama si Zahra khan masih single jadi masih bisa kemana-mana berdua. Bisa sampe rumah kamu dengan selamat. Tenang aja".

Nayya dan Zahra yang sedang asyik memikih-milih gantungan kunci langsung terdiam saat mendengar perdebatan antara Rendra dan Malik. Apalagi mendengar ucapan Rendra yang seolah tak peduli dengan keduanya.

"Ayo Nay, Ra yang lain udah pada berangkat. Kita mau naik apa kesana?". Tanya Latiffa tiba-tiba membuat keduanya kaget.

"Ah... Naik apa ya?". Jawab Zahra gelagapan. Bingung harus menjawab apa.

Karena jujur saja, perasaan Nayya dan Zahra sudah terlanjur sakit mendengar ucapan Rendra tadi. Dan keduanya sudah kehilangan mood untuk mengikuti kelanjutan acara halal bihalal ini.

Saat sedang dalam kebingungan, Nayya melihat Adam sedang memakai helm diparkiran. Tanpa pikir panjang Nayya langsung mengahampiri Adam dan menitipkan Latiffa beserta anaknya. Awalnya Latiffa menolak mentah-mentah usulan Nayya agar dirinya berangkat kerumah Malik dengan Adam. Tapi dengan sabar Nayya memberi pengertian sampai akhirnya Latiffa menurut.

Sepeninggal Latiffa dan Adam, Nayya dan Zahra duduk berdua disebuah kursi kayu pinggir danau.

"Nasib ya Nay ditinggal, dicuekin". Zahra memulai obrolan diantara keduanya.

Hening.

"Iya Ra... Beneran aku sakit hati banget denger ucapan si Rendra tadi". Timpal Nayya menerawang, mengingat perkataan Rendra.

"Kalo udah ada Sumi mah pasti kita dilupain". Zahra mulai terdengar emosi.

"Jadi kita mau kemana?". Tanya Nayya.

"Kita nonton aja yuk... Ngapain ikut kesana, males banget". Jawab Zahra spontan yang langsung disetujui oleh Nayya.

Setelah mendapatkan cara untuk pergi dari danau besar, Nayya dan Zahra langsung menuju sebuah mall untuk menghilangkan kekesalah mereka.

Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang