5. Permintaan Maaf

47 2 0
                                    

Satu bulan setelah kejadian Nayya masih mendiamkan Rendra. Beberapa pesan dari laki-laki itu dia abaikan. Nayya masih memiliki amarah kepada laki-laki itu. Entah kenapa dia bisa bersikap berlebihan kepada Rendra, padahal biasanya dia selalu bersikap cuek terhadap apa yang dilakukan Rendra kepada. Hal yang menyakitkan sekalipun.

Nayya menatap layar ponselnya tanpa berkedip.

Rendra Memanggil....
Itu panggilan kelima dari Rendra yang dia abaikan.

"Angkat Nay!!! handphone kamu berisik banget tau!!!". Saffa teman satu kantornya mendengus kesal karena ulah handphone Nayya yang sejak tadi tak berhenti berbunyi.

"Nayya!!!". Panggil Saffa naik beberapa oktav dari sebelumnya karena tak ada respon dari sang empunya Handphone.

"Kenapa sih saf?". Tanya Nayya tanpa merasa bersalah.

Nayya mengikuti  arah telunjuk Saffa kearah handphonenya yang berbunyi.

"Berisik tau, kalo gak mau diangkat dimatiin aja". Sungut Saffa kesal.

"Iye iye". Balas Nayya malas-malasan membuat Saffa semakin kesal.
Nayya meriject panggilan dari Rendra. Tanpa memperdulikan penting atau tidaknya panggilan tersebut. Yang jelas, Nayya masih dalam mode marah kepada laki-laki itu.

"Jangan marah-marah mulu ah Saf... Entar jauh jodoh loh...". Lanjut Nayya bercanda membuat Saffa mendelikkan mata kearahnya.

"Gak sopan ya! Doain orang susah jodoh mau gw timpuk apa? Hah!". Sembur Saffa dan menghadiahi Nayya jitakan cantik dikepalanya yang berbalut jilbab ungu.

"Becanda juga.... Pake dibawa kehati... Elahhhh". Tukas Nayya sambil mengelus-elus kepala yang Saffa jitak tadi.

"Lagian itu mulut gak kontrol". Sungut Saffa. Masih kesal sepertinya.

"Maaf ya... Maaf...". Ucap Nayya tulus membuat Saffa tak tega.

"Iyah... Jangan diulangi yah...".
Nayya mengangguk-angguk patuh seperti anak kecil yang sedang dinasihatin oleh orang tuanya.
Nayya membuka ponselnya dan menemukan beberapa pesan yang masuk.

2 pesan dari Mama
1 pesan dari Ayah
10 pesan dari Rendra

Nayya membaca satu persatu pesan yang masuk, termasuk pesan dari Rendra.

Rendra
Nay
Dimana?
Nay...
Dmn?
Bales Nay!
Masih ngambek?
Gak asik banget sih ambekan
Nay...
Nayya
Nayyara Kayla Sammira

Dengan terpaksa Nayya membalas pesan Rendra.

Nayyara K. Sammira
Apa?
Bodo dibilang gak asik juga.
EGP

Lima menit kemudian Rendra membalas.

Rendra
Hr mgg dtg gak kenikahan Kak Ferdi?

Nayya baru ingat ada undangan dari Kak Ferdi dan Kak Fatin hari minggu ini. Kak Ferdi dan Kak Fatin adalah Kakak kelas Nayya waktu mondok dulu, ditambah Kak Ferdi adalah anak salah satu ustadz senior dipondok dan Kak Fatin teman satu liqo nya. Jadi tidak bisa dlewatkan.

Nayyara K. Sammira
Dtg. Tapi siangan kayaknya.
Knp?

Rendra
Pagian aja. Brg
Nnti kita kumpul brg sama ank2 dulu

Nayyara K. Sammira
Kyknya enggak bisa.

Rendra
Knp?
Masih ngambek?
Marah tuh gak boleh lebih dari 3hri tau
Dosa!!

Nayyara K. Sammira
Apadeh gak jelas
Siapa jg yg ngambek

Rendra
Lah itu msh gak mw ktmu

Dih nih orang kepedean apa gimana ya? Tapi sih memang Nayya masih dalam mode marah sama Rendra, apalagi dia belum meminta maaf.

Rendra
Yaudah aku minta maaf dehhh...
Jgn ngambek
Oleh" dri turkinya masih di aku nih...
Makanya nanti pas nikahan Kak Ferdi dtg, biar bs ngasih oleh"nya

Akhirnya kata maaf keluar dari mulut Rendra, tapi Nayya masih saja belum mau memaafkan Rendra. Rasa kesalnya masih saja betah tinggal dihatinya padahal ini sudah sebulan sejak acara reuni.

Keesokan harinya, setelah sholat shubuh Nayya langsung membenamkan diri diatas kasurnya. Bagi Nayya saat libur weekend adalah saat-saat dirinya melakukan balas dendam. Balas dendam untuk bangun siang dan berleye-leye sesuka hati. Karena setiap weekdays dia harus bangun pagi-pagi dan bersiap untuk bekerja dan pulang saat langit sudah gelap.

Namun acara balas dendamnya harus terganggu saat ponselnya berbunyi. Awalnya dia abaikan, terlalu  malas. Tapi sayang sipenelpon tidak mudah menyerah dan terus menelpon dan akhirnya dirinyalah yang menyerah.

Iya ada apa?
Taya Nayya ketus saat tau siapa sipenelpon.

Udah siap-siap?
Tanya Rendra disebrang telepon.
Siap-siap ngapain sih? Masih subuh kurang kerjaan.
Nayya bersungut-sungut sebal.

Ya kenikahannya Kak Ferdi lah... Kita udh keluar tol neh
Yampun Ren, masa kondangan subuh-subuh, emang udah buka tuh yang kondangan?
Lagian yah, aku datengnya juga siang, kaka ku bisanya siang nganternya
Yaudh kita jemput aja
Ogah ah...
Hei Nay Nay

Rendra belum menyelesaikan ucapannya langsung Nayya tutup.
Dimatikannya ponsel Nayya, kemudian dia kembali meringkuk didalam selimut. Masa bodoh dengan Rendra yang pasti marah dengan sikap Nayya. Memangnya si Rendra itu siapanya Nayya sampai-sampai harus mengatur Nayya.

Nayyapun akhirnya datang keacara walimah Ka Ferdi selepas sholat dhuhur diantar oleh kakak laki-lakinya. Dan tentu saja tidak bertemu dengan Rendra dan yang lainnya. Nayya yakin, Rendra pasti terus menerornya dan marah karena dirinya tidak datang sesuai dengan keinginan laki-laki itu. Itulah kenapa sampai sekarang ponselnya belum diaktifkan.

Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang