4. Laki-laki Pendiam

29 2 0
                                    

Nayya menatap nanar kelayar handphone digenggamannya. Waktu terasa begitu lama, begitu pula dengan meeting yang sejak siang tadi berlangsung belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Huhhhffttt
Nayya membuang nafas kasar, membuat Saffa yang duduk disampingnya melirik penasaran.

"Kenapa?".

"Bosen... Meetingnya kapan beres". Jawab Nayya dengan wajah cemberut.

"Sabar... Bentar lagi selesai. Habis engkong selesai ceramahnya". Balas Saffa setengah berbisik takut perkataannya terdengar oleh engkong dan sahabat-sahabatnya.

Engkong, Direktur baru di perusahaannya. Usia sekitar enam puluh tahun, dengan tubuh tinggi dan sedikit gendut. Rambutnya hitam dengan potongan pendek. Hobbynya berceramah kepada setiap karyawannya. Baik itu yang melakukan salah ataupun tidak. Intinya setiap masuk keruangannya, selalu dapat nasihat gratis yang membuat frustasi. Oia jangan lupakan ketombenya yang seperti salju dimusim dingin. Bertebaran dimana-mana, dimeja kerjanya yang tak pernah rapih ataupun dijaket hitam yang selalu menemaninya.

Ahhh baiklah... Abaikan si Engkong yang hobby ceramah.

Saat sedang asyik melamunkan si Engkong, sebuah pesan masuk keponselnya.

0812324xxxxx
Nayya ya?
Temennya  Aya?

Nayya berpikir keras, siapakah gerangan yang mengirimkannya pesan?

Gerangan... Ellahhhh bahasanya gerangan.

Nayyara K. Sammira
Iya.
Maaf siapa ya?

0812324xxxxx
Rama. Sepupu Aya
Boleh kenalan ga?

"Haduhhh ni cowok basi banget sih...". Rutuk Nayya sesaat setelah membaca pesan balasan dari nomor yang tak dikenalnya.

"Kenapa?". Tanya Saffa setengah berbisik yang langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Nayya.

Eh tapi tunggu dulu... Nayya ingat saat dirinya berlibur kerumah mbak ketemu gedenya itu dikota gudeg, Mbak Aya dan Mbak Novi -sepupu Mbak Aya- merencanakan untuk mengenalkan sepupu mereka kepada Nayya dengan harapan mereka berjodoh.

"Ah ya...".

"Kenapa?". Tanya Saffa lagi namun Nayya masih enggan menjawab.

Nayyara K. Sammira
Oiya... Mbak Aya pernah cerita.
Salam kenal mas...

Setelah itu pesan dari Mas Rama terus berdatangan. Mulai dari menanyakan info-info pribadi yang bersifat umum sampai hal-hal yang gak penting yang membuat Nayya bete. Misal,
Pagi... Siang... Sore... Malem...
Sudah makan?
Sedang apa? Sibuk?

Sekalian saja, kamu dimana? Dengan siapa? Sedang berbuat apa?
Halahhh kenapa malah nyanyi sih Nay.

Walaupun cara pendekatan Mas Rama terkesan kaku bagi Nayya, tapi Nayya berusaha untuk membuka diri, membuka hati untuk Mas Rama. Karena Nayya berharap semoga apa yang selama ini dia cari ada dalam diri Mas Rama, walaupun hati kecilnya terus saja mengatakan kalau Mas Rama adalah bukan orang yang dicarinya.

Dalam PenantianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang