2. Jimin Akan Menyadarinya

514 74 15
                                    

Setelah kematian Nana Lima bulan lalu, Jimin memenuhi janjinya untuk berobat ke Jepang, dengan Suga tentunya. Setelah 2 bulan lamanya Jimin rutin mengikuti semua tes dan hipnotis dari psikolog disana, Jimin kini lebih bisa mengendalikan emosinya, meskipun tidak sembuh total namun setidaknya hanya saat depresi saja Jimin akan berhalusinasi dengan emosi mengebu – ebu. Kesembuhan Jimin tentunya membuat ayahnya meminta Jimin mencoba mengurusi perusahaan sembari kuliah, siapa lagi kalau bukan Jimin anak semata wayangnya yang akan menjalankan perusahaan. Dan Jimin menunjuk Suga sebagai asisten sekaligus tangan kananya yang siap membantu Jimin. Jangan tanya bagaimana kemampuan Suga dalam bidang bisnis, walaupun kemampuan bermusiknya melebihi kemampuan bisnis namun Suga adalah orang yang berdedikasi tinggi dan berambisi besar untuk mendapatkan sesuatu yang diingkannya, termasuk pekerjaan di perusahaan ayah Jimin.

Decitan suara sepatu Prada Black Spazzolato Leather Kiltie menggesek permukaan marmer di sepanjang lorong yang hanya terdapat 4 ruangan. Hanya sekedar informasi, salah satu syarat Jimin ingin mengikuti kemauan ayahya adalah menyulap ruangan yang dulu ditempati Mr Park menjadi ruangan privasi dan bermain Jimin- serta Suga. Jimin mempunyai ruangan tersendiri, letaknya di batasi oleh ruangan khusus dimana Jimin dan Suga Melepas penat. Dan Suga tentu tidak mau daerahnya terusik. Dengan furnitur pilihannya sendiri, Suga menyulap ruangan berkas ayah Jimin menjadi ruangan berkelas namun tetap cool sesuai keinginannya.

" Hyung.."

Jimin menampakkan wajahnya pada Pintu ruangan Jimin.

" Ketuklah pintu terlebib dahulu. "

Kebiasaan Jimin yang selalu tidak mengetuk pintu terlebih dahulu ketika memasukki ruangan Suga membuat Suga harus menetapkan peraturan khusus pada Jimin untuk mengulangi perbuatannya sebelum masuk ruangan Suga.

Jimin kembali menutup pintu ruangan Suga

Tok Tok Tok

" Masuk. " Suara Suga menginterupsi

" Hyung.. "

Jimin sudah duduk di depan Suga, sedangkan Suga menutup layar browsernya.

" Ada apa lagi "

Kini Suga menatap Jimin yang menatapnya serius

" Kau yakin kan tidak menyembunyikan apapun dariku ? "

Kali ini suara Jimin melemah. Menatap Suga memelas, berharap Suga mau mengasihinya.

" Hm, memangnya ada apa ? "

" Aku bermimpi lagi, dan ini penawaran terakhirku, kau...sungguh tidak menyembunyikan sesuatu kan ? "



**

" Sampai kapan kita harus menyembunyikannya, Joon ? "

" Aku tidak tau, Ini permintaan pribadi Nana, aku harus menepatinya"

Namjoon menatap badan ringkih yang kini terbaring lemah di atas brangkas dengan segala alat – alat medis yang melekat pada tubuhnya. Sudah Lima bulan memang Nana terbaring disini. Kematian Nana adalah skenario Namjoon karena permintaan adiknya ketika masih sadar, kanker otak yang merenggut kesehatanya membuat adik kim Namjoon itu harus terbujur kaku dan tidak bisa berbuat apa apa. Nana hanya bisa berkedip dan menggeleng pelan. Kondisinya diperburuk ketika kecelakaan setelah hari kelulusannya, dan merahasiakan kondisinya adalah permintaan Nana selama perjalanan menuju rumah sakit, jangan tanya untuk apa Nana menyuruh Namjoon berbohong, tentu saja demi Jimin agar pacarnya itu mau pergi ke Jepang.

Dan kini tubuh kaku itu diletakkan di loteng rumah peninggalan ayah mereka. Namjoon yang mendesainnya sendiri, Loteng yang dulunya berisi barang – barang bekas kini disulap menjadi kamar Nana dengan aroma lavender kesukaan Nana, dan boneka beruang warna putih pemberian Jimin ketika Nana berulang tahun. Boneka satu – satunya yang Nana punya setelah beranjak dewasa. Hah~ Jika saja Namjoon bisa membuat adiknya itu tersenyum kembali seperti dulu.

" kurasa Jimin akan menyadarinya, berkali – kali dia menyakan arti mimpi yang selalu menghampirinya " Bariton Suga membuyarkan lamunan Namjoon

" Kau jawab apa pertanyaan Jimin? "

" Aku bilang tidak tau, apa aku berdosa ?"

Pertanyaan bodoh pertama kali untuk seorang min suga selama hidupnya. Jika sudah tau jawabanya untuk apa kau tanyakan lagi Mr.Min.

" Kau melakukannya dengan benar, Terima kasih " Namjoon mengusap rambut adiknya yang kini mengkilat karna sudah sangat lama tidak keramas

" Jangan salahkan aku jika Jimin mengetahuinya dan akan kecewa pada kalian. Kau tau betapa hancurnya Jimin saat mendengar kematian Nana, bukan ?"

" Hm aku tau, itu sebabnya kami sepakat memberitahumu. Karna Cuma kau Min Suga yang bisa memngendalikan Jimin "

" Kau harus sembuh, Jimin menunggumu " Bisik Namjoon.

Suga yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.

Kakak adik yang gila – Min Suga

IHPJM Season 2Where stories live. Discover now