" Tidak mungkin.. " Jimin mengucek matanya. Matanya masih mengangkap sosok seorang pria dan wanita yang sedang tertawa, sepertinya mendebatkan barang yang dipegang oleh sang wanita.
Aku pasti berhalusinasi
" Jim ? " Ryujin menggoyangkan lengan baju Jimin dan membuat Jimin sadar.
" Ada apa "
" Seharusnya aku yang bertanya, ada apa ? "
" Tidak apa apa, ayo kita lanjutkan berbelanja"
....
Dalam antrian kasir, Jimin masih saja fokus pada sosok yang berdriri beberapa langkah di depannya. Wanita itu sibuk mengeluarkan barang belanjaanya dari troli sedangak sang pria ikut membantu.
" Ryujin "
" Ya ? "
" Bisakah aku pergi duluan ? tiba - tiba aku teringat sesuatu dan harus segera ke kantor"
Dengan muka dibuat sedih, Jimin menampilkan senyumnya ketika mendapat anggukan dari Ryujin
" tapi nanti malam kita jadi kan ? "
" Tentu "
Jimin menunggu gelisah di depan rumah yang sudah lama tidak dikunjungnya. Beberapa kali berjalan mondar-mandir sembari menggigit kuku jarinya. Selain mengurangi rasa gelisahnya dengan mondar-mandir, Jimin juga sesekali menghela nafas sambil melihat jam di handphonenya.
"Jim ?"
Jimin menoleh, rasanya lega sekali melihat sosok tinggi jangkung di depannya.
"Ayo masuk, maaf aku baru pulang"
Jimin hanya bisa menurut karena tiba-tiba otaknya kosong, padahal tadi banyak sekali pertanyaan yang ingin ia sampaikan.
"Minum, Jim" Namjoon meletakkan secangkir minuman dingin berisi air jeruk.
"Terima kasih"
"Aku yang harusnya minta maaf karena membuatmu menuggu, ada apa Jim?"
"Sebenarnya aku-"
"Aku pu--....jimin?"
Jimin seketika berdiri. Menatap tak percaya sosok yang kini juga berdiri di depannya. Jaraknya hanya sekitar 4 langkah, jadi Jimin yakin ia tidak salah lihat. Nana, pun juga tidak menyangka dengan kedatangan Jimin. Nana menatap Namjoon tapi jawaban Namjoon hanya mengangta bahu yang artinya tidak tahu. Jimin melangkah mendekati Nana.
"Hh..kamu masih hidup? " ucap Jimin getar.
Nana hanya mengangguk karena takut. Jimin tersenyum tipis, dapat Nana rasakan suasana menjadi dingin. Matanya berkaca-kaca, dan tangannya mengepal hingga buku-buku kukunya memutih.
"Kak aku pamit" Ucap Jimin masih dengan nada bergetar. Selanjutnya Jimin keluar dari rumah Namjoon dan membuat Nana hanya bisa diam. Nana tahu Jimin marah atau mungkin...Jimin kecewa.
Sepeninggalan Jimin, Namjoon mendekati Nana dan memeluk tubuh adiknya setelah menyadari belanjaan yang awalnya di dalam genggaman sang adik, kini jatuh ke lantai.
" Sssstt..tidak apa-apa" Namjoon mengusap punggung Nana, dan merasakan kemeja di bagian bahunya sudah basah dan terdengar suara isakan Nana.

YOU ARE READING
IHPJM Season 2
Hayran KurguBagaimana Jimin Setelah di tinggal oleh Nana Season 1 , cek in my profil