Author pov:
Rintikkan air hujan dipagi hari ini melengkapi kesunyian hati Asyifa,entah apa yang membuatnya menjadi seorang yang lebih pendiam Dan sering melamun.Ingatannya terus berputar putar,sampai akhirnya fikirannya terfokus pada kejadian Dua tahun yang lalu,kejadian yang dimana membuatnya mengenal seorang laki laki bernama Ahkam.
Yap,bagaimana ia bisa melupakan Ahkam,jika tidak ada Ahkam pada waktu itu,bisa jadi nyawanya takkan terselamatkan,namun kembali lagi kepada takdir,mungkin memang belum saatnya ia kembali kepada Allah SWT.Asyifa hampir saja kehilangan nyawanya di saat ia tengah mendaki gunung bersama teman temannya, bagaimana tidak?jalan yang terjal serta licin membuatnya tergelincir menuju jurang yang begitu dalam,semua teman Asyifa panik pada saat itu.
Sungguh beruntungnya Asyifa pada saat itu sebelum ia benar benar terjatuh,seorang laki laki menarik tangan Asyifa dan segera mengangkatnya.Tubuh Asyifa melemas seketika,ia hilang kendali dan tak sadarkan diri.
Beberapa saat kemudian,Asyifa tersadar,matanya terbelalak saat melihat seorang laki laki dihadapannya."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga"kata laki laki yang mengenakan kaos berlengan panjang yang dipadukan dengan celana sirwal berwarna hitam.
Mata Asyifa meneliti dengan saksama wajah yang kini berada tepat dihadapannya
"Kamu siapa?,kamukah yang menolongku?"tanya Asyifa
Laki laki tersebut hanya tersenyum tipis dan bangkit dari duduknya.
"Panggil saja aku Ahkam"jawab laki laki itu sembari meninggalkan Asyifa dan teman temannya.
Tok tok tok
Suara ketukan yg nyaring itu berhasil membuat lamunan Asyifa buyar."Kak,ini aku Fazra,buka pintunya kak"ujar seseorang dibalik pintu yakni adiknya Asyifa.
"Baiklah,tunggulah sebentar"jawab Asyifa.
"Buruan kak"kata Fazra.
"Haduh,,,iya iya.Cerewet banget deh kamu"ucap Asyifa
Fazra hanya terkekeh dibalik pintu,ia merasa lucu apabila kakaknya mulai marah.Pintu kamar terbuka, Fazra lekas masuk dan seenaknya membaringkan diri diatas kasur empuk milik Asyifa tanpa izin terlebih dahulu.
"Kamu tuh ya,masuk masuk udah langsung tiduran aja dikasur kakak,bukannya ngomong dulu mau ngapain,malah seenaknya aja"ucap Asyifa sebal.
"Kakak ni marah marah mulu,ntar cepet tua baru tau rasa"ejek Fazra.
Asyifa hanya bisa berdecak sebal,karena tidak mungkin ia memukul Fazra, walaupun Fazra sering mengganggunya,bagaimanapun juga Fazra adalah satu satunya adik yang ia punya dan ia sayangi.
"Eh kak,kakak tuh kenapa sih jadi sering ngurung diri dalam kamar?emang kakak punya masalah ya?cerita dong kak,siapa tau aku bisa bantu cari penyelesaiannya"celetuk Fazra.
Memang Asyifa sering bercerita kepada Fazra apabila ada masalah,hanya Fazralah yang bisa diajak bercerita,Asyifa takut menceritakan masalah yang ia alami kepada ibunya.Asyifa takut hanya menjadikan masalahnya sebagai beban yang harus difikirkan oleh ibunya yang amat ia cintai.
"Nggak papa kok dek.Kakak sendiri gak tau kenapa kakak jadi kayak gini.Mungkin kakak terlalu lelah memikirkan tugas tugas kuliah kakak"kata Asyifa
"Hm,okelah.Kalau masalah itu aku nggak bisa bantu kak,heheh maaf ya kakak ku yang cantik"jawab Fazra yang diakhiri dengan sedikit gombalan.
Asyifa hanya terkekeh geli mendengarkan gombalan adik kesayangan nya itu.Tak kelang beberapa saat,Fazra memberitahu apa tujuannya kekamar Asyifa yang sejenak ia lupakan akibat terlalu asik bercanda dengan Asyifa.
"Oh iya kak,aku sampe lupa,tadi kakak di panggil abi dan umi,katanya sih ada suatu hal penting yang ingin dibicarakan"ucap Fazra
"Hmm,baiklah aku akan segera kebawah"jawab Asyifa sambil beranjak dan pergi.
Di ruang keluarga sudah ada abi dan umi menunggu,mungkin benar kata Fazra,ada suatu hal penting yang ingin dibicarakan.
"Ira kemarilah,Abi mau bicara hal penting nak"ucap seorang lelaki paruh baya bernama Faiz,yaitu ayah Asyifa.
Dirumah,Asyifa memang sudah terbiasa dipanggil dengan sebutan Ira,karena nama lengkapnya adalah Asyifa Al Humaira.Sebutan Ira diambil dari nama Humaira.
"Ada apa bi? memangnya apa yang ingin dibicarakan?"tanya Asyifa
"4 bulan lagi kamu akan kelulusan,Abi harap kamu bisa lulus dengan nilai yang baik.Jika nanti kamu sudah lulus kuliah,apa yang ingin kamu lakukan?"kata Faiz
"Aamiin bi.Tentu Ira akan mencari kerja bi"jawab Asyifa
"Abi tau keinginanmu itu sangat bagus nak,tapi apa kamu yakin ingin mencari kerja dulu? alangkah baiknya kamu memikirkan pernikahan dulu"ucap Faiz
"Iya nak,lebih baik kamu memikirkan pernikahan dulu,Umi sependapat dengan Abi.Umi ingin ada yang bisa menjagamu dari hal half maksiat,dengan kamu menikah,setidaknya kamu menjauhkan diri dari yang namanya Zina"ujar seorang malaikat cantiknya Asyifa,siapa lagi kalau bukan ibunya,yaitu Salimma
"Menikah? apakah Umi dan Abi tidak salah?"tanya Asyifa tercengang.
"Iya menikah,lebih baik menikah dulu nak,itu jauh lebih penting dari pada mencari kerja"kata Faiz
"Tapi siapa calon ku Bi? aku saja belum menemukannya,apakah Abi yang mencarikannya?"tanya Asyifa
"Abi juga belum menemukannya sayang,berdo'a aja sama Allah,semoga disegerakan datang"ucap Faiz
"Aku tidak yakin Bi untuk menikah dulu,aku masih belum siap menjadi seorang istri"jawab Asyifa
"Yakinlah nak,itu jauh lebih baik.Abi hanya ingin yang terbaik untukmu"ujar Faiz
Asyifaa tertegun sejenak dengan perkataan Abinya,memang Ada benarnya untuk menikah lebih dulu,dengan menikah secara pasti ia menjauhi Zina.
Asyifa bingung,ia tak tau harus bagaimana,ia hanya bisa pasrahkan semuanya kepada Allah saja,ia hanya bisa berdo'a apa yang terbaik untuknya.######
Fazra itu adiknya Asyifa yang sudah berusia 16 tahun ya,sedangkan Asyifanya udah berusia 22 tahun.
Semoga kalian tertarik membaca ceritanya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Tak Berbalik Arah
RandomWalaupun sekeras apapun usaha jika memang bukan ditakdirkan untuk bersama takkan menyatu jua... Itulah yg dialami oleh seorang gadis bernama Asyifa Al Humaira.Menganggumi seorang laki laki yg telah berjasa besar kepadanya. Laki laki itu berhasil mem...