Dua:Rasya?

38 1 2
                                    

Author pov:

Jadwal kampus yang begitu padat hari ini membuat Asyifa merasa sedikit bosan,wajar saja ia merasa bosan,karena ia harus super ekstra belajar hari ini.Untuk meminimalisir kejenuhannya,ia pergi ke kantin untuk membeli beberapa cemilan.
Baru beberapa langkah ia berjalan,terdengar suara hentakkan kaki orang yang tengah berlari dari arah belakang.Hentakkan kaki itu sudah tidak terlalu asing bagi Asyifa,ia sudah hafal bahwa itu adalah Kholisa

"Eh,tungguin aku Ra,aku mau ikut!"ucap seorang gadis cantik bernama Kholisa.

Kholisa adalah sahabat Asyifa semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.Pertemuan mereka pun terbilang sederhana,hal itu berawal dari ketidak sengajaan Kholisa membawa buku Asyifa yang terjatuh dan ia temukan.

"Yaudah ayok ikut,aku mau kekantin,aku agak jenuh hari ini,soalnya banyak banget jadwal"ucap Asyifa dengan sedikit nada bete.

"Hehehe,udah nasib Ra,syukurin aja kali"ledek Kholisa di iringi tawa.

"Pake acara ngeledek lagi,udahlah yok,perut ku mulai keroncongan nih"jawab Asyifa

Mereka berdua beranjak menuju kantin.Sesuai rencana,Asyifa membeli beberapa jenis snack,sepiring nasi goreng kesukaannya dan segelas jus mangga.Sedangkan Kholisa,ia hanya membeli es teh dan nasi goreng yang sama seperti Asyifa.

"Ra,kamu nggak takut gendut apa? banyak amat makannya"tanya Kholisa.

"Ngapain takut gendut,toh nanti kalau gendut aku diet lagi"jawab Asyifa sambil tertawa.

"Yaudah deh,terserah kamu aja"kata Kholisa.

Suap demi suapan nasi telah di habiskan oleh mereka berdua.
Asyifa teringat oleh perkataan Umi dan Abi nya kemarin,ia tak tau apakah harus menceritakan perihal itu kepada sahabat nya atau tidak.Ia berfikir keras,haruskah ia menceritakan semuanya?, tanpa fikir panjang ia langsung menceritakan rencana pernikahannya kepada Kholisa.

"Sa,aku mau cerita deh" kata Asyifa dengan raut wajah sedikit murung.

"Cerita aja,nggak papa.Aku bakal dengerin kok.Emang kamu mau cerita tentang apa?" tanya Kholisa

Asyifa terdiam sesaat, kemudian barulah ia angkat bicara.

"Umi dan Abi memintaku untuk menikah dulu,padahal aku ingin menggapai karirku terlebih dahulu" ujar Asyifa sedikit murung.

Kholisa yang sedang asik meminum es teh miliknya,terbatuk batuk karena mendengarkan ucapan Asyifa.Dengan ligat,Asyifa menepuk nepuk punggung Kholisa,berharap batuknya mereda.Setelah semuanya kembali normal,Kholisa baru angkat suara.

"Menikah? kamu yakin Ra?"tanya Kholisa penasaran.

"Hm,,,entahlah Sa,aku juga nggak tau.Aku bingung Sa,kalau aku membantah,aku akan dicap sebagai anak durhaka.Jujur aku belum mau Sa" jawab Asyifa sedih.

"Iyasih Ra.Btw,kamu udah tau siapa calon mu?" tanya Kholisa lagi.

"Belum sih Sa.Umi dan Abi ku juga belum menemukannya" kata Asyifa.

"Loh kok?.Terus gimana kamu menikah kalau calonnya saja belum Ada?" tanya Kholisa kaget.

"Ya aku nggak tau,tapi kata Umi sama Abi ku sabar aja,perbanyak berdo'a, semoga segera dipertemukan pilihan yang tepat" jawab Asyifa.

"Oh gitu,baguslah,kamu masih punya kesempatan buat ngejar karir" kata Kholisa.

Asyifa hanya tersenyum singkat Dan melanjutkan makannya.
Kelang beberapa menit,mereka berdua pergi meninggalkan kantin dan berniat untuk pergi ketaman,menghilangkan rasa bosan yang kini telah melanda Asyifa, Kholisa selaku sahabat hanya ikut ikut saja kemana Asyifa mau pergi,selagi itu tidak mengganggu Asyifa.Selama perjalanan menuju taman,tidak ada topik pembicaraan sedikit pun diantara mereka,hanya ada keheningan yang melanda.

Matahari Tak Berbalik ArahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang