Part 2

44 11 5
                                    

Di saat di jalan menuju pakiran motor, aku gak  sengaja  melihat dia, dia itu adalah orang yang ku kagumi, namanya Tara Setiabudi anak kelas 12 adm 3.

Dia anak basket. Gak ada yang tau tentang perasaan aku ke dia, perasaan ini sudah ada satu tahun yang lalu tepatnya pada saat ada BCL basket antar sekolah dan kebetulan sekolah kami menjadi tuan rumah acara tersebut.

Ternyata dia salah satu pemain basket mewakili tim basket sekolah kami , untuk pertama kalinya aku yang pada saat itu tak terlalu suka nonton basket tapi karena melihatnya bermain dengan sangat keren apalagi ketika dia cetak skor.

Tak tahu mengapa begitu tapi aku jadi suka melihatnya karena caranya bermain berbeda dari anak yang lain. Pada saat itu aku mulai menyukai nya, aku mencari sosial media nya seperti facebook, instragram dan lain-lain. Aku telah menjadi pengagum rahasianya hampir 2 tahun ini.

Anggik yang membuat lamunan ku buyar, lalu ia berkata:

"Ehhh Nin lo kenapa melamun, ayooo lagi melamunin siapa" kata Anggik sambil melihat arah tatapan mata Anin

"Gak melamun kok, gue lagi mikir nih tentang persiapan UN kita" Jawabku sambil salah tingkah mendengar pertanyaan Anggik.

"Alahhh loh mah mengalihkan pembicaraan, udah jujur aja loh lagi lihat ke anak basket itu kan." ucap Anggik sambil mencoel lengan gue

"E...gak kok, udah yuk kita pulang." ucap gue

"Udah deh jangan bohong, itu muka kamu merah." ledek Anggik tak mau menyerah

"Belom saat nya lo tau Gik heheheh." ucap gue

"Payah lo nin gak mau cerita dengan gue." ucap Anggik sambil berteriak
Gue langsung menutup mulut Anggik yang super duper besar membuat semua orang disekitar kami melihat.

"Huss suara lu bisa dikecilin gak sih, malu tuh banyak orang yang merhatiin kita" ucapku greget

Anggik selalu bisa membaca ekspresi wajahku, dia sahabat yang paling peka terhadap ekspresi teman-temannya. Apalagi aku orang nya paling gak bisa menyimpan hal yang  rahasia.

Jadi selam di perjalanan pulang Anggik selalu menyudutkan aku dengan berbagai pertanyaan dan akhirnya aku menyerah dan membiarkan dia mengetahui pria yang aku suka.

Tapi aku tegaskan, aku memberitahunya karena unsur terpaksa karena aku tak mau memperpanjang semuanya.
Dari kejauhan aku dapat melihat rumah berpagar kuning yang sangat kukenal.

Ya, itu rumah ku. Rumah dimana aku menumpahkan semua penat dan lelah setiap harinya.

"Nih udah sampai nin" ucap Anggik

"Makasih yah Gik atas tebengannya, gak mau mampir dulu nih" ucap gue

"Gak Nin, gue ada urusan yang lain, dahhh gue duluan yahh" ucap Anggik

"Dahh... Hati-hati yahh" ucap gue sambil melambaikan tangan

Akupun mengetok pintu, dan masuk ke dalam rumah sambil berkata:

"Assalamualaikum, Anin pulang ma, anak yang paling manis ini udah pulang." ucap gue sambil salim ke mama

"Waallaikumsalam, tadi di antar siapa pulang? " tanya mama

"Tadi nebeng dengan Anggik ma, oh iya ma itu ada yang pindahan ya." ucap gue melihat di depan rumah ada orang membawa barang.

"Mana Anggik nya kok gak di ajak masuk? iya ada yang nempati rumah kosong di depan" ucap mama

"Anggik langsung pulang dia ada urusan, ohh iya ma?  Ucap gue

"Tadi mama ke depan lihat tetangga baru, katanya anak nya juga sekolah di tempat kamu tapi beda jurusan. " ucap mama

"Siapa ma namanya, cowok apa cewek? "ucap gue penasaran

"Cowok, namanya kalau gak salah sih ta....ra iya Tara namanya" jawab mama

"Siapa ma, Tara? serius demi apa?" Ucap gue terkejut jangan-jangan tara itu,aduh mampus gue

"Iya Tara, emang kenapa kamu kenal?  Ucap mama

"E... Gak kenal ma. "ucap gue sambil jangan-jangan Tara itu orang sama

"Dahh yaudah makan dulu gih, mama udah masak udang tuh kesenengan kamu. " ucap mama

"yeayy mama memang mama terbaik heheheh" ucap gue sambil memeluk mama

"ehh tapi ganti baju dulu gih, habis itu makan" ucap mama

"siap ma" sambil berjalan ke kamar.

Masuk ke kamar rasanya di surga, aku paling menyukai kamar ku sendiri karena disitu aku merasa bebas, tenang, dan kalau sudah di kamar aku merasa dunia milik sendiri.

Setelah mengganti pakaian sekolah, aku turun kebawah lagi untuk makan. Seperti biasanya makan siang ini hanya berdua dengan mama, kadang ada untung dan rugi menjadi anak tunggal.

"Nin mama pergi lihat butik dulu yah, ada barang baru sampai mama mau ngecek. Kamu mau ikut gak?" ucap mama

"Gak deh ma aku dirumah aja, mau nonton drama korea nih" ucap gue sambil tersenyum

"Yaudah kalau begitu mama pergi dulu ya, hati-hati jaga rumah." ucap mama

Setelah menutup pintu aku kembali ke dalam kamar dan melanjutkan aktivitas nonton drakor. Tak terasa sudah azan ashar, aku pun turun untuk sholat. Sesudah sholat ada yang mengetuk pintu rumah, ku intip ada seorang ibu-ibu dan anak laki-laki.

"Assalamualaikum buk ."

"Waalaikumsalam, cari siapa yah buk?" ucapku sambil membuka pintu, dan betapa terkejutnya setelah melihat siapa yang datang ( dia adalah orang yg aku suka).

"Ini nak ibu baru pindah rumah didepan itu, ini ibu bagi makanan acara syukuran kecil-kecil lan."

"Makasih yah buk. " ucap gue sambil bicara gugup, dia lihat gue (rasanya aku mau teriak)

"iya sama-sama, mana mama kamu kok gak ada" Tanya tante

"Mama lagi ke butik tante" ucap gue

"Kamu anak nya kan?" ucap tante

"Iya tante " ucap gue

"Oh berarti kamu Anin, kamu sekolah di smk n 3 kan?" Tanya tante

"Iya tante, aku sekolah disana. Ucap gue aduhhh gimana nih, kok gak pulang2 tante nya aku malu nih....

"Ya berarti kamu satu sekolah dengan anak saya, ini Tara anak tante" jelas tante

"Iya tante, Anin pernah lihat disekolah" ucap gue (ya iyalah gue tau, dia itu cowok yang aku suka wkwkw)

"Iya Nin, maklum ya kalau anak tante ini pendiem soalnya dia nih orang nya agak pemalu " ucap tante.

"Ehhh...iya tante" jawab gue seadanya karena gugup

"Yaudah tante pulang duluan yah, mau anter ke tetangga lain" ucap tante

"Iya tante" ucap gue

Setelah menutup pintu rumah. Sekejap jantungku ingin lepas hanya karena hal sepele itu, untung aku dapat menyembunyikan rasa gugup dalam diriku.

Setelah mereka berpamitan pulang aku menutup pintu dan langsung berteriak kesenangan membayangkan hari-hariku akan dipenuhi dengan tetangga baru yang sangat istimewa.

Secepat kilat aku kembali melanjutkan aktivitas rutinku yaitu menonton drakor sambil tersenyum mengingat peristiwa tadi. Tak kusadari matahari pun sudah mulai terbenam meninggalkan cerahnya hari ini.

Disaat makan malam, seperti biasa aku dan keluargaku makan bersama dan ketika itu aku mulai menceritakan tentang kejadian tadi sore dimana tetangga baru itu memberikan bingkisan makanan untuk kami.

Ketika aku selesai cerita,  mamaku pun langsung menggoda ku lalu berkata:

"Baik sekali tetangga baru itu ya mana anaknya cakep pula duhh pengen mama jadiin calon mantu deh". Ucap mama mengoda ku

"Ihhhh mama dasar yaaa kalo ngomong suka asal" lanjut ku sambil tertawa kecil. 
Setelah itu kami selesai makan lalu aku bergegas ke kamar untuk tidur.

Secret Of A FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang