004

335 21 2
                                    

"Kau tak tahu, ya?"

"Hah?"

"Dulu kau sangat cengeng. Menangis di tiap detiknya. Benar-benar membuat mama kesal," ucap mama sembari meletakkan spatula.

"Benarkah?" tanyaku meyakinkan yang kemudian dibalas dengan mama yang mengangguk mengiyakan.


"Tapi, sekarang aku rasa aku sudah kebal, ma. Disakiti oleh orang yang kusayangi pun aku tak apa," gumamku kecil. Nyaris tak bersuara.

"Kau bilang apa?" Mama menatapku. Kurasa, mama tak mendengar ucapanku sebelumnya.

"Tidakㅡaku hanya merindukan masa kecilku."

Yang hanya penuh dengan tangisan tak beralasan, bukan sebuah senyuman kepedihan. [ ]

coretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang