028

82 12 1
                                    

"Sampah!"

"Dasar tolol!"

"Tidak tahu diuntung!"

"Mati saja sana!"

"Kau bahkan tak pantas hidup di dunia ini!"

"Mati! Mati! Mati!"

Aku mendengarkan kalimat itu hampir disetiap saat aku bernapas. Tak hanya orang lain, bahkan diriku berpikir demikian.

Pernah sekali aku memang berniat untuk mengakhiri hidupku. Namun, ada satu hati kecil yang memberontak. Berkata bahwa akulah sang ksatria yang hidup sebagai pengecut.

Tapi, aku tak pernah percaya akan ksatria. Maksudku, oh ayolah, memangnya di jaman milenial yang kacau balau ini masih tersisa ksatria bijak? Pft. Lucu.

Dibandingkan bertahan hidup dengan caci maki mereka, aku lebih memilih menyerah. Karena aku lelah.

Tetapi, kembali lagi. Aku memang tak percaya akan ksatria. Tetapi, bolehkah aku percaya akan adanya malaikat. Sebenarnya, ini lebih lucu lagi dibandingkan berbicara mengenai ksatria. Seperti omongan yang melantur.

Namun percayalah, ia menyelamatkanku dari patahnya semangat hidup.

Kau tahu dia siapa?

Ibu. [ ]

coretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang