015

115 15 0
                                    

Aku menjawab dengan sedikit terheran, "Apel."

"Bukan," jawabnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya dengan antusias.

"Terus apa? Buah apa yang buat bingung?" tanyaku tak sabar.

"Jeruk."

Aku menautkan alisku tak percaya. Mulutku ternganga secara otomatis. Jeruk?

"Kok bisa?"

Ia tersenyum jahil. "Tuhkan, bingung!"

Refleks mulutku semakin terbuka menganga. Beberapa detik kemudian, aku tertawa lepas. Sangat lepas.

"Maksa banget," ucapku ditengah tawa.

"Walaupun maksa. Gini-gini, lo yang notabenenya selalu punya masalah juga ketawa 'kan."

Setelahnya aku terdiam. Iya ya, benar juga.

Kapan, ya, terakhir kali aku bisa tertawa lepas tanpa ada beban sedikit pun? [ ]

coretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang