Jaehyun si pendosa

1.2K 135 10
                                    

"Ya, halo?"

"Oh, ya, ada apa......Taeyong?"

Jaehyun merasa dadanya berhenti berfungsi.

Taeyong, kenapa kau berani menghubungi Doyoung?

•° JAEDO's DIARY °•


"Apa yang Taeyong tanyakan padamu?"

"Oh," Doyoung memalingkan wajahnya ke Jaehyun.

"Dia bertanya apa aku sedang bersamamu."

"Mengapa dia menanyaiku?"

"Katanya kau tak menjawab telfonnya sudah 2 hari. Ia kira kau sibuk."

"Oh ya, dia ingin meminta nomor Sehun hyung. Makanya ia menelfonmu."

"Untuk apa?"

Doyoung mengangkat bahunya pelan, "coba kau telfon saja."

Jaehyun yakin betul Taeyong hanya membuat alasan. Jaehyun memang sudah 2 hari tidak mengangkat telfon dan merespon chat ataupun sms dari Taeyong.

"Dasar sialan." Gumam Jaehyun.

"Apa, Jae?"

"Oh tidak. Hyung, aku harus pergi sebentar menemui Johnny. Boleh, kan?"

"Tentu."

"Nanti aku hubungi." Jaehyun mencium kening Doyoung sebelum akhirnya mengambil jaketnya dan menuju keluar.

Entah sudah berapa kebohongan yang Jaehyun lakukan, tapi hari ini ia melakukan dosa yang sama. Bohong besar jika ia bilang akan menemui Johnny. Nyatanya ia sedang menunggu Taeyong di salah satu kafe sekarang. Raut mukanya menjadi berkali kali lipat lebih serius.

"Sudah lama menunggu?" Suara berat itu sedikit memgejutkan Jaehyun.

"Katakan apa maumu."

Taeyong menaikkan sebelah alisnya,

"Maksudmu?"

"Kau sudah berjanji tak akan menganggu Doyoung, tapi kenapa tadi berani menelfonnya?"

"Oh, ternyata benar dugaanku. Seorang Jaehyun sedang asik menikmati waktu bersama pacarnya dan melupakan selingkuhannya." Taeyong menunjukan wajah sedih yang dibuat buat.

"Kau sudah setuju tidak akan menuntut lebih."

"Menuntut lebih katamu," suara Taeyong mulai terdengar dingin.

"Kau itu sudah brengsek, tidak adil pula." Remeh Taeyong.

"Lalu kenapa masih ingin bersamaku?"

Ucapan Jaehyun barusan membuat hati Taeyong ingin meledak. Darah di tubuhnya terasa mengalir begitu kencang.

"Tae, aku rasa kita harus sudahi ini semua."

Taeyong diam. Hening.

"Aku tak bisa membohongi Doyoung lebih lama lagi."

Jangan menangis, Taeyong. Kau akan terlihat bodoh.

"Ha ha ha dasar sialan." Tawa Taeyong yang terkesan sangat dipaksa.

"Aku serius."

"Jangan temui aku lagi."

"Dan satu lagi,"

"Bisa kau menjauh dari aku dan Doyoung?"

Doyoung tak bisa menutup matanya malam ini. Ia hanya membolak balikan badannya ke kiri dan ke kanan karena gelisah. Namun akhirnya ia memutuskan untuk memeluk tubuh hangat Jaehyun dari belakang. Ia dapat mencium wangi citrus dari setiap helai rambut Jaehyun.

"Belum tidur?" Suara Jaehyun membuat Doyoung kaget.

"Kau sendiri ternyata belum tidur."

"Aku sedang berusaha." Kini Jaehyun sudah membalikan badannya dan menarik kepala pria manis di depannya ini ke dalam dekapannya.

"Tapi tiba-tiba seseorang memeluk. Huh, aku kaget."

"Tidak usah geer kau." Doyoung makin mempererat pelukannya.

"Hyung..." suara Jaehyun terdengar berat dari biasanya.

"Hm?"

"Kalau aku ingin jujur mengatakan sesuatu, kau marah tidak?"

"Tergantung."

"Kalau ini tentang pengakuan dosa seorang Jaehyun, bagaimana?"

"Tergantung. Lagi pula kau kan memang pendosa, mungkin aku tak akan begitu kaget?"

"Hyuuuuung!" Kali ini Jaehyun terdengar seperti anak kecil yang kesal. Doyoung hanya terkekeh.

"Baiklah, jadi dosa apa yang ingin diakui oleh seorang Jaehyun yang tampan ini?"



-

Hadeeeu maaf ya pendek banget. Sengaja baru update nunggu wattpad bener dulu. Btw disini ada JohnDo shipper? Saya mau buat ffnya nih, yay or nah? Hehehe.

JAEDO's DIARY ✔️Where stories live. Discover now