Pengakuan

965 132 6
                                    

Doyoung masih belum bisa menutup matanya padahal matahari sebentar lagi akan menunjukan sinarnya. Ia sangat mengutuk Jaehyun. Pria yang tengah terlelap di depannya ini mengingkar janji, berkata bahwa ia akan mengakui dosanya malam tadi tapi ia ditipu. Doyoung jadi mati penasaran hingga tak bisa menutup mata.

"Jadi hyung dosaku itu...." ucap Jaehyun dengan suara pelan. Masih hening. Doyoung menunggu Jaehyun melanjutkan kalimat gantungnya. Namun kemudian terdengar suara aneh. Doyoung melepaskan pelukannya dengan Jaehyun untuk melihat wajah pacarnya itu.

 Doyoung melepaskan pelukannya dengan Jaehyun untuk melihat wajah pacarnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Memang dasar kau sudah pendosa, sialan, tukang molor lagi." Doyoung mengacak rambut Jaehyun yang sudah tertidur pulas dengan suara dengkurannya.

Jaehyun mengeringkan rambutnya dan masih terheran mengapa Doyoung masih belum bangun juga. Asal kalian tahu Doyoung itu sudah seperti ibu rumah tangga, bangun pagi lalu akan membersihkan rumah. Jaehyun ingin membangunkannya tapi tak tega melihat wajah damai Doyoung sedang tertidur pulas.

'Ya biarkan sajalah dia tidur, daripada mengomel terus.' Batin Jaehyun.

Pagi ini Jaehyun berniat ingin menemui Taeyong. Mengajaknya untuk segera mengakhiri hubungan gelap ini baru ia akan mengakui dosanya ke Doyoung. Ia telah mengirimkan pesan ke kakaotalk Taeyong untuk bertemu di kafe biasa. Dengan penampilan ala kadarnya ia pergi untuk mengakhiri segalanya. Memutuskan untuk hidup bahagia tanpa menutupi kebohongan besar.


Jaehyun mengetuk meja kafe bosan. Taeyong sudah terlambat 35 menit.

[Taeyong]

'Tunggu sebentar lagi, aku sedang terjebak macet.'

Jaehyun menghela nafas. Sejujurnya ia takut Taeyong akan terluka. Tapi jika hubungan ini terus dilanjutkan maka Taeyong akan semakin terluka dan tentunya Doyoung juga. Kepalanya terasa berat.

"Hey, maaf menunggu lama."

"Tak apa. Ingin memesan minum?" Tawar Jaehyun.

"Tak perlu, aku tak bisa lama harus segera pergi. Ada apa?"

"Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, aku ingin mengakhiri semua ini. Dengar, bukannya aku hanya memikirkan Doyoung tapi aku juga memikirkan perasaanmu. Diluar sana masih banyak yang bisa mencintaimu dengan baik. Kau layak mendapatkan pria yang jauh lebih baik daripada aku."

Taeyong hanya mengangguk.

"Baiklah mari kita akhiri semuanya. Aku tak ingin menyakiti sahabatku sendiri lebih lama lagi."

Jaehyun agak kaget dengan respon Taeyong. Tumben sekali dia tidak membuat Jaehyun kesal hari ini?

"Kau, baik-baik saja?"

"Tak perlu cemaskan aku. Sudah ya aku pergi dulu, sedang banyak urusan."

Jaehyun hanya terheran-heran. Karena Taeyong benar-benar meninggalkannya begitu saja tidak seperti ekspetasi berlebihannya. Ia kira Taeyong akan menangis karena sedih atau memohon untuk tidak meninggalkannya, lah tapi apa barusan? Dia tidak habis menabrak pohon atau jatuh dari tangga kan?

Setelah menyelesaikan urusan dengan Taeyong, Jaehyun kembali pulang. Ia melihat Doyoung masih tertidur dan sekarang sudah jam 12 siang. Jaehyun khawatir, terlebih lagi pacarnya ini belum sarapan. Sudah coba dibangunkan namun kerbau seperti Doyoung mana mempan kalau dibangunkan dengan halus. Akhirnya ia memutuskan untuk memasak makan siang terlebih dahulu.

"Wah wangi sekali sampai tercium ke dalam kamar."

Jaehyun menoleh ke arah sumber suara

"Eh prince Doyoung sudah bangun?" Goda Jaehyun, yang dihadiahi lemparan sekotak tisu.

"Aku lapar, sudah matang?"

"Sedikit lagi. Bisa bantu aku menyiapkan piring?"

"Tentu." Doyoung beranjak dari kursinya mengambil peralatan untuk makan. Tak lama kemudian makanan siap dan mereka memakannya dengan lahap. Entah karena masakan Jaehyun yang begitu nikmat atau efek lapar.

"Hey, kau masih berhutang padaku." Ucap Doyoung setelah selesai merapikan meja makan. Mereka sekarang sudah duduk santai di sofa.

"Hutang apa?" Tanya Jaehyun sok bodoh.

"Aku tahu kau bodoh tapi tidak kusangkan akan separah ini?"

"Iss, baiklah. Sini mendekat. Akan kuceritakan dosaku sekarang."

Doyoung merapatkan jarak duduknya dengan Jaehyun. Jaehyun menggenggam tangan Doyoung.

"Aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan hubungan kita setelah pengakuan ini, dan aku harus siap menerima konsekuensinya. Tapi sekarang aku hanya ingin jujur. Karena tidak mau melukaimu lebih lama lagi."

"Melukaiku?" Tanya Doyoung dengan wajah bingung.

"Mungkin kau akan marah, tapi aku ingin meminta maaf denganmu sebelumnya. Kau bisa mengataiku brengsek setelah ini, atau menghajarku juga tak apa."

"Iya sudah langsung ke intinya saja." Geram Doyoung.

Jaehyun menggigit bibirnya.

"Sebenarnya aku selama ini masih berhubungan dengan Taeyong. Iya aku tahu aku ini bodoh, tapi aku sendiri tak yakin kenapa aku melakukan ini."

Doyoung hanya terdiam.

✨✨✨

Btw next update last chapter ya soalnya otak aku lagi buntu hehe jadi mau cepet cepet buat story baru. Oh iya mau nanya, kalian lebih suka ff baku atau non-baku?

JAEDO's DIARY ✔️Where stories live. Discover now