Sasuke Uchiha, berlari diantara kerumunan orang yang berlalu lalang. Tasnya ia genggam erat agar tak terjatuh saat berlari, saat melewati belokan, Sasuke hampir menabrak seorang ibu dan terpaksa harus meminta maaf terlebih dahulu setelah kemudian kembali berlari.
Beberapa meter di depannya sudah terlihat sekolah tempatnya menimba ilmu, dan terdengar bel tanda mulainya pelajaran pertama. Sasuke semakin memprecepat laju larinya, mengganti sepatunya dengan sendal di loker, berlari melewati lorong, namun saat tinggal beberapa langkah menuju kelasnya, Sasuke justru berjalan santai dan bersikap seakan ia tidak hampir telat. Sasuke lalu masuk ke dalam kelas nya,
"Yo Sasuke! Ohayou!" Sapaan teman sekelasnya Sasuke balas dengan delikan sinis.
Orang yang menyapa bernama Naruto Uzumaki, rambutnya yang berwarna blonde dan bermodel bak durian juga mata bak langit cerah di siang hari adalah gambaran pertama dari seorang Naruto Uzumaki. Ia tampan tentu saja, dan pastinya ketampanan itu akan terlihat jika seandainya saja ia tak begitu bodoh.
Naruto mencebik. "Dasar sombong." Katanya. Para murid pun mulai duduk dibangku masing-masing dan berhenti bergosip untuk memberi hormat sejenak pada guru yang baru memasuki kelas untuk mulai mengajar.
_^_
Pagi hari yang cerah, sinar matahari yang bersinar lembut dan angin yang berhembus perlahan sebenarnya mampu membuat seorang Uchiha Sasuke tertidur lelap-jangankan Sasuke, bahkan mungkin seisi kelas bisa tertidur jika mau. Tapi tentu saja ia tak sebodoh itu untuk tertidur saat pelajaran berlangsung-terutama jika yang mengajar saat itu adalah guru yang killer.
Tapi yah nyatanya, seseorang yang duduk di sebelah bangku Sasuke-Naruto- dengan bodohnya sudah tertidur dengan nyenyaknya walau ini masihlah jam pelajaran ke 3.
"...lalu Naruto Uzumaki!" Panggil guru mereka-Kakashi Hatake.
Naruto tak menghiraukan panggilan Kakashi dan masih tertidur dengan nyenyaknya.
"Dobe..." Bisik Sasuke pelan. Naruto menggerakkan tubuhnya dan menggeliat perlahan.
"Ada apa Sasuke? Sudah jam istirahat?" Tanyanya tanpa menghiraukan pandangan semua teman sekelasnya termasuk Kakashi-sensei yang sedang menatapnya tajam.
"Ya tentu, kau bisa makan bekal bento mu di ruang kepala sekolah nanti, Naruto Uzumaki." Kakashi tersenyum psycho dari balik maskernya.
Naruto merinding seketika, "MAAFKAN AKU SENSEI!" tawa terdengar dari kelas Naruto dan Sasuke tersebut.
Sasuke tersenyum kecil-hanya sahabat semasa kecilnya inilah yang mampu membuatnya tersenyum dan bahkan mungkin tertawa tanpa merasa canggung. Ya, Naruto Uzumaki adalah sahabat karib Sasuke, dan juga-cinta pertamanya. Konyol? Haha bahkan Sasuke juga berpikir demikian, tetapi itu memang benar, Sasuke menyukai sahabat nya tersebut sejak kecil dan masih berlangsung hingga kini.
Sesungguhnya Sasuke ingin mengungkapkannya, tetapi ia berfikir bahwa Naruto pasti akan menganggapnya aneh dan bahkan mungkin sampai menjauhinya, Sasuke tak pernah siap untuk itu, dan maka dari itulah ia hanya bertahan dalam zona 'friendzone' yang menyakitkan ini. Memang sakit, tapi setidaknya inilah satu-satunya cara agar ia dan Naruto bisa terus bersama.
_^_
Bel tanda istirahat pun berbunyi, para siswa pun berhamburan keluar kelas dan berjalan ke kantin.
"Naruto!" Gadis dengan surai sewarna dengan bunga Sakura-Sakura Haruno- memanggil Naruto yang sedang membereskan peralatan sekolahnya ke dalam tas.
"Ada apa Sakura-chan?" Naruto menghampiri Sakura yang sedang bersama seorang gadis bersurai indigo panjang-Hinata Hyuuga-.
Sasuke memperhatikan percakapan mereka, ia sedikit iri sebenarnya. Mengapa? Karena mereka dengan mudahnya mengobrol dengan Naruto tanpa takut salah bicara atau dijauhi. Sasuke mengambil kotak bento nya dan berjalan melewati Naruto menuju atap sekolah-tempat favoritnya-.
Sesampainya disana Sasuke langsung duduk dan membuka tutup bekal bento nya. Sebenarnya biasanya ia datang kemari bersama Naruto, tetapi ia tak mau mengusik obrolan nya bersama si gadis populer-Sakura Haruno.
Mereka tampak akrab, begitu dekat, bahkan mungkin lebih dekat daripada hubungannya dengan Naruto yang sekarang. Sasuke selalu iri akan betapa dekatnya mereka pada Naruto, ingin rasanya ia kembali ke masa kecil dimana ia dan Naruto selalu bermain bersama-hanya berdua- tetapi ia mengerti, Naruto perlu bergaul dengan orang lain juga dan sangat berbeda jauh dengannya yang berpikir bahwa Naruto saja sudah cukup.
Ah sudahlah, Sasuke hanya ingin makan dengan tenang sekarang.
_^_
"Pikirkanlah lagi Naruto, dia sangat mencintaimu." Kata Sakura seraya berjalan menjauh dari Naruto.
Naruto menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Eng aku mengerti." Balas Naruto.
Pria Uzumaki itu menghela nafas dan beralih pada bangku Sasuke. "Sasuke-Ehh? Dia meninggalkanku? Sialan si teme itu."
Naruto mengambil bentonya dan berlari menuju atap ke tempat biasa ia dan Sasuke makan siang.
_^_
Sasuke suka cahaya matahari, karena baginya sinar dari matahari terasa hangat-dan terutama karena baginya sinar matahari mirip dengan Naruto yang mampu menghangatkan perasaannya yang terasa membeku.
Pintu penghubung gedung sekolah dengan atap terbuka dengan keras dan mengakibatkan Sasuke harus mengalihkan pandangannya pada si pembuka pintu.
"TEME SIALAN! KAU MENINGGALKANKU LAGI!" Naruto berseru keras seraya mendudukan diri di sebelah Sasuke.
"Hn, suruh siapa kau lama." Balasnya dingin-padahal sebenarnya Sasuke senang bahwa Naruto'nya' sudah kembali ke sisinya.
"Aku ada urusan sebentar. Nah ittadakimasu!" Naruto memakan bekal bentonya dengan lahap dan terkesan rakus.
"Kau berlari?" Tanya Sasuke.
"Hng begitulah, aku tak sabar untuk makan bersamamu lagi!" Naruto tersenyum dengan mulut penuh nasi.
Sasuke hanya menatap Naruto datar.
Setelah Naruto selesai makan, mereka saling diam menatap langit yang cerah pada siang itu.
Seperti biasanya-Sasuke selalu memperhatikan Naruto tanpa sepengetahuan lelaki Uzumaki itu.
Jika biasanya Naruto terlihat berbinar-binar jika menatap langit dikarenakan khayalannya sendiri-namun kini pria Uzumaki itu terlihat merenung diam. Naruto menyadari sedang ditatap Sasuke, ia lalu menatap pria Uchiha itu dengan serius.
Sasuke lalu memutuskan untuk bertanya setelah melihat tatapan serius itu,
"Ada apa?" Naruto tersenyum lebar,
"Kau mengerti arti dari tatapan seriusku!" Seru Naruto merasa bahagia.
Sasuke memutar bola matanya malas, "Jika kau mulai serius, itu artinya hal yang besar sedang terjadi. Biasanya kan kau terlihat konyol." Canda Sasuke yang sebenarnya merupakan kenyataan.
Naruto mengerucutkan bibirnya, "Kejam."
Sasuke tersenyum kecil. "Lalu, ada apa?" Tanyanya.
Naruto menarik nafas panjang dan menghembuskannya. "Sasuke, aku ditembak seseorang."
Jantung Sasuke berdegup kencang, "Lalu?"
Naruto mengubah posisi duduknya menjadi menghadap sang lawan bicara. "Dia Hinata Hyuuga, sebenarnya dia lumayan manis, tetapi aku tidak menyukainya. Tadinya aku ingin langsung menolaknya, tetapi kelihatannya ia begitu mencintaiku, lalu aku meminta waktu untuk memikirkannya dan beruntungnya ia mau memberiku waktu." Jelas Naruto.
Sasuke merasa hatinya sakit, walau Naruto tak mencintai gadis yang menembaknya tetap saja ia semakin kembali ke kenyataan bahwa Naruto bukanlah milik Sasuke sepenuhnya.
Gadis itu punya keberanian dengan menembak Naruto terlebih dahulu, berbeda dengannya yang mempunyai banyak ketakutan.
Ahh, kau akan menyerah begitu sajakah Sasuke?
TBC
Gimana gimana? Garing yak?:v maklumi, saia kan anak baru *ngeles*
Ini pendek lagi ceritanya, maafkan saia saudara saudara:'v
Untuk chapter selanjutnya ditunggu aja ya, cepet kok :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Childhood Memories [✔] Naru•Sasu
Fanfiction"Naruto, masih ingat kah kau pada janji itu?" -Sasuke Sequel sudah tersedia~ •Rank update• #18Narusasu #11Narusasu #10Narusasu (14 spt)