4 (2/2)

423 82 11
                                    

🌻🌻🌻

"Eunha."

"Hm?" Eunha menoleh pada Jungkook. "Ada apa?"

"Aku menyukaimu."

Eunha menunduk malu seraya menutupi pipinya yang merah merona. Jungkook terdiam dan menunggu jawaban yang keluar dari mulut Eunha.

"Aku... juga menyukaimu."

Jungkook lantas tersenyum dan menggengam tangan Eunha.

"Tsk."

Yuna menghela nafasnya. Matanya masih memandang kedua pasangan
yang tengah berbahagia itu. Ia masih melihat Jungkook dan Eunha hingga
mereka berdua pergi.

"Apa yang kau lihat?"

Yuna tersentak ketika mendengar suara yang muncul dari belakangnya.

Ia berbalik dan menemukan Seokmin dengan wajah penasaran.

"Bukan apa-apa," kata Yuna.

"Baiklah. Ayo jalan-jalan," kata Seokmin sambil menarik tangan Yuna.

"Apa?" tanya Yuna.

"Jalan-jalan," ulang Seokmin.

"Kemana?" tanya Yuna.

"Kemanapun kau suka."

Yuna terdiam sejenak. Kemudian dia mengangguk setuju. Yuna dan Seokmin segera ke tempat parkir sepeda. Yuna naik terlebih dahulu, lalu disusul Seokmin.

"Apa kau sengaja mengajakku jalan-jalan agar kau bisa kubonceng?"

"Iya," jawab Seokmin santai.

Yuna tersenyum akan kejujuran Seokmin. Baginya, seorang yang jujur
dan apa adanya seperti Seokmin adalah laki-laki sejati.

***

Yuna dan Seokmin berjalan-jalan mengelilingi desa. Mereka melewati
perumahan warga, toko, pasar, hingga bukit. Di saat jalan tanjakan, Yuna hampir melepas pedalnya. Nyaris saja sepeda Yuna mundur ke belakang.

Namun, berkat Seokmin yang turun dan menahannya, sepeda Yuna tak jadi mundur ke belakang.

"Apa kau lelah?" tanya Seokmin.

Yuna hanya tersenyum sambil menggiring sepedanya bersama Seokmin.

Setelah melewati jalan tanjakan, Yuna kembali membonceng Seokmin dan
mengajaknya berkeliling desa lagi. Yuna sebenarnya sudah merasa lelah setelah beberapa jam bersepeda, namun melihat Seokmin yang tersenyum dan menikmati semilir angin membuatnya tetap mengayuh pedal sepeda.

Perjalanan mereka berakhir di tempat favorit Yuna.

Pelabuhan.

Yuna membeli es krim yang ada di dekat pelabuhan. Lalu, ia menyusul
Seokmin yang duduk di pinggir dermaga pelabuhan.

"Ini," ujar Yuna sambil menyodorkan setangkai es krim.

"Terima kasih," kata Seokmin sambil menerimanya.

Selama beberapa saat, tak ada kata diantara mereka. Dengan es krim di
tangan mereka, Yuna dan Seokmin menikmati sore hari di pelabuhan ditemani suara ombak yang mengelus kapal dan burung camar yang berterbangan di langit jingga.

Seokmin diam-diam memperhatikan Yuna yang tengah memejamkan
mata sambil bersenandung. Namun, Yuna sudah terlebih dahulu membuka mata sehingga Seokmin tertangkap basah.

"Mengapa kau memperhatikanku seperti itu?" tanya Yuna.

Seokmin tersenyum, lalu berkata, "Aku suka memperhatikan seseorang
yang melakukan hal yang mereka sukai."

Smile That Never FadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang