6

398 79 22
                                    

🌻🌻🌻

Musim panas pun tiba.

Murid-murid dengan semangat meninggalkan sekolah karena liburan
panjang telah menanti mereka. Murid SMA Namsang kelas 12 mengadakan
liburan bersama ke Pulau Jeju, namun Yuna tidak ikut.

Disaat yang lain menikmati liburan, ia memilih bekerja selama musim
panas.

Seokmin yang diizinkan oleh orang tuanya untuk ikut memilih untuk
tetap di desa.

Jadilah Yuna dan Seokmin menghabiskan musim panas di desa Namsang. Mereka banyak menghabiskan waktu di minimarket. Namun, Yuna tetap mendapat jatah liburan dari Nyonya Jeon selama 2 hari di akhir pekan.

Dengan jatah libur tersebut, Yuna pun berencana untuk mengajak
Seokmin berpetualang.

Pada hari Sabtu, Yuna dan Seokmin berjanji bertemu di minimarket.
Selagi menunggu, Yuna memilih untuk bersenandung sambil memandang jalanan yang sepi.

"Yuna!"

Seokmin melambaikan tangannya dari kejauhan sambil berlari kecil ke
arah Yuna. Yuna tersenyum memandang Seokmin, namun ia heran melihat pakaian Seokmin.

Ia berpakaian ala petualang.

Kemeja dan celana selutut berwarna krem, topi, dan tas yang ia yakin berperalatan lengkap.

"Kau nampak..."

Yuna memandangi Seokmin dari atas hingga ke bawah.

"Luar biasa."

"Apa aku terlalu berlebihan?" tanya Seokmin sambil melihat Yuna yang
berpakaian sederhana.

Yuna menggeleng.

"Ayo berangkat."

Seokmin mengangguk, namun ia menyadari ada yang kurang.

"Kita tidak memakai sepeda?" tanya Seokmin.

"Tidak," ucap Yuna.

"Hari ini kita akan berjalan kaki. Hitung-hitung sebagai olahraga,"
tambahnya.

"Baiklah."

Perjalanan mereka pun dimulai. Mereka menyusuri jalanan desa
Namsang. Sepanjang perjalanan, sesekali Seokmin memotret hal yang
menurutnya menarik. Sesekali ia juga memotret Yuna, walau Yuna sebenarnya tidak suka difoto.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit, akhirnya
mereka sampai di hutan Jiri.

"Kita ke hutan?" tanya Seokmin.

"Bukan hanya hutan. Ada ribuan hal indah di dalamnya," ujar Yuna
sambil menarik tangan Seokmin pelan.

Mereka memasuki hutan dengan perlahan.

Di hutan sangat sejuk dan
damai.Hutan Jiri didominasi pohon yang besar dan tinggi-tinggi. Suara-suara jangkrik yang menemani setiap langkah mereka membuat Seokmin bergidik geli.

"Aku tidak pernah ke hutan seumur hidupku," ujar Seokmin.

"Maka dari itu aku mengajakmu kesini. Perjalanan ke hutan yang nyata."

Mereka terus menyusuri hutan Jiri. Seokmin beberapa kali memotret hal
yang sederhana, namun berarti baginya.

Lumut, jamur, tanah basah, tunas, hingga kupu-kupu yang sesekali
berterbangan.

Yuna tersenyum melihat Seokmin yang asyik memotret hal yang belum
pernah ia lihat secara langsung sebelumnya.

Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya mereka berhenti di pinggir
sungai kecil. Suara air yang mengalir sekali lagi menggelitik telinga Seokmin.

Smile That Never FadesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang