🌻🌻🌻
Panas terik matahari di desa Namsang membuat siapapun tidak ingin keluar ruangan. Termasuk Yuna yang kini berada di meja kasir. Ia menopang dagu sambil mengipasi dirinya dengan koran.
Sesekali ia meminum air mineral dingin yang ada di meja.
Nyonya Jeon memang terkenal sangat perhitungan, jadi dia tidak menyediakan pendingin ruangan. Ia hanya menyediakan kipas angin yang
berada di langit-langit.Di saat tak ada pelanggan, Yuna biasanya menghabiskan waktunya
dengan membaca buku pelajaran. Namun, ia sedang tidak ingin membaca di kala cuaca panas seperti ini.Dari kejauhan, Yuna mendengar suara laki-laki. Ia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.
Junhoe, Mingyu, dan Yugyeom berjalan memasuki minimarket.
"Hei, Choi. Masih bekerja disini?" tanya Junhoe sambil melihat-lihat es
krim."Iya," jawab Yuna singkat.
"Aku heran mengapa kau mau bekerja pada Nyonya Jeon. Dia itu iblis,"
ujar Junhoe."Aku membutuhkan uang, tidak sepertimu," kata Yuna ketus.
"Hm, kau benar," ucap Junhoe sambil mengambil es krim rasa cokelat.
"Hei, Junhoe, kau yang bayar ya?" tanya Yugyeom sambil mengambil
dua minuman dingin."Aku sudah membayarmu dua kali hari ini!" kata Junhoe kesal.
"Tambah ini jadi tiga kali," kata Mingyu.
Junhoe menepuk jidat sambil meratapi temannya yang berbadan tinggi itu.
Yuna hanya diam mendengar percakapan bodoh diantara orang bodoh di depannya.
Kemudian, mereka bertiga ke meja kasir.
"Yuna, kau yang bayar ya?" tanya Junhoe ketika Yuju meng-scan
belanjaan mereka."Jangan berkata yang tidak-tidak," jawab Yuna sambil menatapnya kesal.
Junhoe terkekeh pelan.
Ia mendekati wajah Yuna, lalu berkata, "Ayolah, masa kau tidak mau membayar untuk laki-laki tampan seperti kami?"
"Tidak," ucap Yuna dengan wajah datar.
"Ayolah."
"Tidak."
"Kau boleh mengencaniku dalam sehari."
"Tidak."
"Kau terlalu jelek untuk mengencaniku."
"Tidak."
"Kau jahat."
"Tidak."
"Gratis ya?"
"Kau tidak bisa membodohiku, Koo Junhoe."
"Oh ya? Bagaimana kalau aku memaksa?" tanya Junhoe sambil
mengambil es krim dan minuman dari meja.Ketika Junhoe berbalik, Seokmin sudah ada di depannnya.
"Jangan halangi jalanku, Anak Kota Idiot." Junhoe mencoba pergi dari
hadapan Seokmin namun mereka tetap dihalangi."Apa maumu?" tanya Yugyeom yang kesal.
"Kalian bertiga harus membayar apa yang kalian belanjakan," kata
Seokmin dengan polos.Junhoe, Mingyu, dan Yugyeom terdiam sejenak, kemudian tawa mereka pecah.
Junhoe membuka kemasan es krim, kemudian memakan es krim di
depan Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile That Never Fades
FanficAku menyukai senyumnya. Namun, aku membenci fakta bahwa ia tetap tersenyum saat tak dianggap sebagai manusia. 2018 by IGGHUT