🌻🌻🌻
Selama musim gugur, Yuna terus berlatih untuk lomba menyanyi yang akan diadakan di. Ia berlatih diam-diam tanpa sepengetahuan Ibunya. Ia sangat ingin mengatakan pada Ibunya.
Namun, ia terlalu takut.
Bahkan ketika ia sudah mempersiapkan keberaniannya sejak seminggu lalu.
"Ibu," panggil Yuna.
Nyonya Choi yang sudah berjalan pun berhenti dan berbalik.
"Ada apa, Yuna?" tanya Nyonya Choi.
Yuna menggulum bibirnya sejenak.
"Tidak apa-apa, Ibu," ujar Yuna berbohong.
Nyonya Choi tersenyum sejenak, kemudian masuk ke dalam pabrik.
Yuna menghela nafasnya seraya merutukki perbuatannya. Untuk kesekian kalinya, ia tak berani mengatakan pada Ibunya bahwa ia akan mengikuti lomba menyanyi.
"Apa kau sudah mengatakannya pada Ibumu?" tanya Seokmin ketika
mereka berjalan menyusuri koridor sekolah.Yuna menggeleng pelan.
"Lalu, bagaimana kita kesana?" tanya Seokmin.
"Aku belum tahu," ujar Yuna berpikir.
Lomba menyanyi yang akan ia ikuti diadakan di kota Ilsan yang berjarak
40km dari desanya. Tak mungkin ia bersepeda dengan Seokmin dari desa Namsang ke kota Ilsan."Bagaimana kalau naik mobilku?" tanya Seokmin.
"Jangan. Aku tak mau merepotkanmu," ujar Yuna.
"Lalu bagaimana kita ke kota Ilsan?"
Di saat mereka asyik berbicara, Guru Hwang Minghyun diam-diam
mendengar percakapan mereka. Ia lalu mendekati Yuna dan Seokmin."Aku mendengar kalian ingin ke kota Ilsan," ucapnya.
"Selamat pagi, Guru Hwang," ujar Yuna dan Seokmin sambil
membungkuk 90º."Apa tujuan kalian pergi ke kota Ilsan?" tanya Guru Hwang.
"Aku ingin mengikuti lomba menyanyi, Guru Hwang," ujar Yuna.
"Aku ingin menemaninya, Guru Hwang," imbuh Seokmin.
"Aku bisa mengantar kalian."
Mata Yuna dan Seokmin terbelalak mendengarnya.
"B-benarkah, Guru?" tanya Yuna.
Guru Hwang mengangguk.
"Terima kasih, Guru," ujar Yuna yang melompat kesenangan.
"Seokmin, kita akan pergi ke Ilsan!"
🌻🌻🌻
Selama mengikuti pelajaran, Yuna tak bisa tenang. Ia terus memikirkan
lomba yang akan ia ikuti beberapa jam lagi. Yuna terus-terusan memainkan tangannya dan berharap waktu berlalu cepat.Ketika bel tanda jam pelajaran berakhir, Yuna segera melarikan diri dari kelas. Ia sampai menabrak Jungkook dan Eunha yang sedang menuju pintu kelas.
Yuna hanya melirik mereka sejenak, lalu melewati mereka begitu saja.
Sampai sekarang baik Yuna dan Jungkook belum bicara satu sama lain. Mereka sibuk pada urusan masing-masing. Yuna dengan Seokmin dan Jungkook dengan
Eunha."Yuna!" panggil Seokmin.
Yuna segera berlari ke arah Seokmin dan Guru Hwang yang telah
menunggunya di gerbang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile That Never Fades
FanfictionAku menyukai senyumnya. Namun, aku membenci fakta bahwa ia tetap tersenyum saat tak dianggap sebagai manusia. 2018 by IGGHUT