Chapter 2

590 46 0
                                    

Semua tentangnya selalu tiba-tiba.
Namun aneh, rasanya menyebalkan sekaligus menyenangkan.
Membuat jantung berdebar.

Alesha Saphira

Musim Dingin,
22 Desember 2017.

Alesha mengencangkan mantelnya karena hari ini adalah hari pertama salju turun di California. Ia mengikat longgar syal cokelat di lehernya dan menggerai rambutnya agar menutupi bagian atas leher.

Alesha menekan tombol power dan mulai mengetik beberapa angka di layar ponselnya untuk membuka kata sandi. Dilihatnya suhu -1 derajat celcius di weather detector. Karena sudah lama tidak bertemu Winter, Alesha juga memakai sarung tangan tebal di kedua tangannya agar lebih hangat. Pagi ini ia harus berangkat ke kampus tanpa Dean karena Dean sedang sakit. Dia juga melewati jadwal lari paginya karena salju sudah menutupi jalanan.

Pintu gerbang Universitas Redlands terbuka lebar, beberapa mahasiswa yang biasa datang lebih awal sudah duduk manis di tempatnya masing-masing. Alesha sendiri tidak langsung masuk ke kelas karena ia harus sarapan.

"One choco cereal, please," kata Alesha pada seorang bapak yang menjual berbagai macam sereal di kantin.

Alesha memakai headphone-nya kemudian memutar lagu-lagu Yiruma, pianis idolanya. Salah satu cita-citanya setelah lulus S2 nanti adalah menjadi seorang pianis hebat seperti Yiruma. Ia akan fokus berkarier sebagai pianis suatu saat nanti.

Yiruma adalah sosok yang membuat Alesha selalu berusaha keras agar bisa menjadi seorang pianis hebat. Dengan berbagai piagam dan sertifikat kejuaraan, sepertinya Alesha sudah bisa membuktikannya. Ia sudah tergolong sebagai pianis hebat.

"This is your cereal." Bapak itu menyimpan semangkuk sereal pesanan Alesha di hadapannya sambil tersenyum.

"Thank you."

Alesha segera menghabiskan sarapannya sebelum mata kuliah pertamanya dimulai. Hari ini akan ada tambahan jam mata kuliah untuk kelas vokal. Memang tidak semua diharuskan ikut latihan, namun setidaknya mahasiswa diharapkan menghadiri kelas percobaannya hari ini, siapa tahu ada yang berubah pikiran dan memutuskan untuk bergabung.

Sebenarnya Alesha ditunjuk untuk menjadi salah satu anggota vokal di kelasnya, tapi ia menolak karena sudah pasti ada biaya tambahan. Lagi pula, jadwalnya sudah terlalu padat karena ia harus bekerja paruh waktu.

"Good morning. Hope you're all fine because today we will have some extra lessons, especially for vocal class." Pak Dave membuka pertemuan hari ini. Kebetulan ia adalah main lecturer di program pendidikan ini. Lagi, jika kalian bertanya, memangnya ada main lecturer? Alesha hanya bisa menjawab ya, ada, buktinya Pak Dave adalah main lecturer di sini.

"Now we will discuss about the difference between a violin and a viola. Before I explain, is there here already know the difference?" tanya Pak Dave, mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kelas. Seorang mahasiswa yang duduk di barisan paling belakang mengangkat tangan kanannya, ia bernama Mark kalau Alesha tidak salah ingat.

"The size of the viola is larger than a violin. And, strings in viola and violin is different even though the amount is same," jawab Mark. Pak Dave memberinya tepuk tangan karena menjawab dengan benar.

Dear My Favorite EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang