Part 2 : Tragedy

1.6K 149 9
                                    

Aku kembali bawa part revisi ya. Semoga kalian nggak bosen lihat notif pembaharuan aku. Karena aku pen bikin cerita terdahulu menjadi lebih baik dengan plot yang lebih baik juga kalimat yang nggak monoton. Aku juga udah banyak belajar sekarang, jadi beda pastinya sama tulisan amburadul aku yang dulu.

Tentu aja kali ini juga lebih panjang dari sebelum di revisi ya. Yang awalnya cuma 4rb an. Hasil revisi jadi 5rb kata.

[Jangan jadi siders dan vote sebelum membaca ya. Karena satu vote dari kalian sangat berarti. Terima kasih.]

H A P P Y R E A D I N G

.

.

Pagi ini seperti biasa, atmosfir kediaman keluarga besar Kim terdengar riuh karena teriakan kedua anak mereka. Jaejoong dengan sejuta kejahilannya tak kuasa menahan diri untuk tidak menggoda adiknya. Memanfaatkan kegegeran yang So Eun ciptakan semalam hingga membuatnya harus terjaga hampir semalaman hanya demi sebuah foto.

"Beruntung appa berangkat lebih awal hari ini. Jika tidak, mungkin aku tidak akan punya alasan untuk menceritakan hal ini kembali saat makan malam nanti." Kang Seulhee untuk yang kesekian kalinya hanya mampu menggeleng pasrah mendengar penuturan putranya. Melihat wajah mereka yang saling mengejek dan bertengkar sudah menjadi paduan warna yang serasi untuk melengkapi sektrum warna kehidupannya.

Kita beralih ke Kim So Eun. Gadis itu hanya diam dan memilih fokus pada sarapannya, mengabaikan ocehan pria tampan yang menempati kursi tepat diseberang kursinya. Diam bukan berarti So Eun mengalah begitu saja dan membiarkan kakaknya menginjak-injak harga dirinya. 'Aku akan membalasmu, Kim Jaejoong.' Batin So Eun seraya memutar kepala mencari cara andalan untuk membalas tindak semena-mena kakaknya.

"Yak! gadis cerewet. Tumben kau tidak mendebatku? Sudah mengaku kalah, eoh?" Inilah pertanyaan yang So Eun tunggu-tunggu. Gadis berambut ikal itu meletakkan sendok dan sumpitnya begitu saja, menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan dagu yang terangkat ke arah Jaejoong. Tersenyum aneh di sana.

"Kau lihat saja nanti, oppa. Aku mungkin diam untuk saat ini, tapi siapa yang tahu dengan apa yang akan kulakukan nantinya. Aku akan membuatmu menyesali ucapanmu pagi ini, Jaejoong-ssi." So Eun mengakhiri ancamannya dengan menjulurkan lidah ke arah Jaejoong yang mulai geram di kursinya. Jika saja tidak ada Seulhee di sini, mungkin sudah terjadi adu mulut besar-besaran di meja makan.

"Gadis tengik, kau berani mengancam kakakmu?"

"Oppa sendiri yang memulai. Benarkan eomma?" Seru So Eun meminta persetujuan. So Eun mengeluarkan jurus merayu untuk meminta bantuan dari Seulhee agar berpindah memihaknya. Pasalnya sejak tadi ibunya ini hanya diam saja dan sesekali terkikik mendengar celotehan Jaejoong perihal kejadian semalam. Jelas-jelas apa yang Jaejoong katakan itu menjatuhkan pamornya yang mana semua orang seantero Korea tahu bahwa Kim So Eun adalah gadis dengan pamor dan harga diri yang tinggi. Hingga pagi ini pamornya itu harus jatuh ke lantai karena mulut ember Kim Jaejoong.

"Sudahlah Jong-ah, berhenti mempermainkan adikmu. Sampai kapan kalian akan terus bertengkar di meja makan?" dengan nada lembut yang mencerminkan sifat keibuannya, Seulhee menasehati kedua anaknya dalam bersikap yang baik saat di meja makan. Namun bukan Kim bersaudara namanya jika patuh begitu saja.

"Buka telingamu lebar-lebar dan dengar dengan baik apa yang dikatakan eomma." Jaejoong semakin gencar melayangkan ejekan-ejekan yang mampu menyulut emosi So Eun.

Found You In JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang