Part 9 (B) : Truth (1)

852 108 20
                                    

Selamat malam, dear.  Selamat berakhir pekan Lira ucapkan. Untuk menemani waktu bersantai kalian sambil di rumah aja, aku bawa kelanjutan part revisi Found You In Joseon bertajuk Truth. 

Cluenya masih sama, bahwa cerita ini mengalami perubahan total. Jadi biar nggak rancu, pembaca lama harap membaca ulang untuk menciptakan kisah padu di ending nanti. Jangan jadi siders ya, aku selalu mengingatkan hal ini. Vote sebelum membaca atau selama baca, atau setelah baca. Asal jangan sampe nggak vote, karena satu vote dari kalian itu berharga buat para author. Yes ^_<

HAPPY READING!!!

.

.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Kaki lunglainya berhasil membawa Sung Yeol pulang dengan aman. Sedikit menabur warna pada wajah muramnya sebelum melangkah masuk ke halaman rumah, sosok sang adik yang duduk berjongkok sedang menggambar pola lingkaran abstrak pada tanah kering menjadi pemandangan utama.

"Orabeoni." So Eun berseru senang layaknya bocah yang bertemu mainan kesukaan, mengibas hanbok dari debu tanah sambil berlari menghampiri Sung Yeol.

Itu hiburan. Senyum tiga jari yang ditunjukkan So Eun menular. "Kenapa di luar?" Tanyanya sekedar basa-basi. Tangannya terangkat mengusap puncak kepala So Eun tanpa komando. Gerak refleks karena kebiasaan.

"Menunggumu. Semua orang pergi jadi aku bosan di rumah." Keluhnya, menarik kerutan di dahi Sung Yeol.

"Ke mana semua orang?"

"Abeoji ke istana sejak pagi dan ibu baru saja berangkat ke gunung untuk berdoa." Sung Yeol mengangguk paham. Kuil di puncak gunung, ibunya selalu berdoa di malam bulan baru. Tidak ada yang bisa mencegah terlebih setelah serangan musuh ke rumah mereka semalam.

Sung Yeol mendongak menghitung sisa waktu lewat posisi matahari kala itu. Tidak ada banyak waktu, ia harus segera kembali ke istana untuk mengamankan tempat pertemuan. Namun meninggalkan Myung Hui sendirian sama saja memberi umpan terbaik pada musuh. Meski penjagaan rumah diperketat, lawan mereka terlampau handal melakukan pergerakkan. Sung Yeol tak ingin ambil resiko.

"Hui-ah, bersiaplah. Kita akan ke istana setelah ini."

"Istana? Untuk apa?" Istana adalah tempat yang paling ingin So Eun hindari setelah banyak hal yang terjadi di sana. Juga tentang pria itu yang masih berusaha ia hapus dari perasaannya. Aneh, saat pertemuan mereka terbilang singkat. Rasa itu harusnya mudah dilenyapkan. Sayangnya, realita bergerak melawan ekspektasi.

"Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di rumah. Kau bisa pulang bersama abeoji saat petang nanti." Sung Yeol memberi penawaran setelah menangkap raut enggan berlabuh di wajah adiknya.

Found You In JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang