Preface: Literally Meaningful

2.3K 247 236
                                    

disclaimer: seventeen © pledis entertainment. no advantages taken. i claim none but the storyline. no copyright infringement intended.

Preface: Literally Meaningful(No Need A Pair of Ears If You Wanna Hear)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Preface: Literally Meaningful
(No Need A Pair of Ears If You Wanna Hear)

(a—)

Wonwoo menutup novel yang selesai dibacanya.

Menaruh kembali ke rak, dia lalu berjalan menuju ujung barat perpustakaan. Pengunjung perpustakaan lumayan banyak; wajar karena sore hari adalah waktu yang tepat bagi para pekerja kantoran dan siswa sekolah memadatinya. Termasuk Wonwoo sendiri yang notabene masih kuliah.

Mengambil sebuah ensiklopedia dari susunan buku, Wonwoo menghampiri meja baca yang berada tak jauh dari sana.

Dia berbalik ketika punggungnya ditepuk.

Pemuda lain bertubuh tinggi dengan sengiran aneh berada di depannya.

"Aku sudah memanggilmu beberapa kali, tapi sepertinya kau tidak mendengar sama sekali. Apa kau sedang menggunakan headset?" Wonwoo melihat pemuda itu bicara.

Beruntung dia telah diajari membaca ujaran sejak kecil. Jadi, kurang lebih dia paham apa yang pemuda itu ungkapkan. Sudah banyak yang keliru padanya, tapi Wonwoo tidak berniat berpura-pura atau semacamnya.

Dia mengulas senyum kecil sebelum mengangkat tangannya, menggesturkan isyarat dengan gerakan. Mulutnya ikut membentuk ucap: "Ma-af. A-ku ti-dak men-de-ngar."

Pemuda di depannya terperangah. Wonwoo melangkah tanpa berniat melihat reaksinya lebih jauh.

***

(b—)

Sebenarnya, dia tidak terlahir tuli.

Wonwoo pernah mendengar. Dia masih memiliki sisa-sisa pendengaran bahkan sampai usia balita. Dia memiliki pengalaman mendengarkan lagu, karena ibunya suka musik. Namun seiring dirinya beranjak dewasa, derajat pendengarannya makin berkurang dan sekarang dia harus bergantung pada alat bantu dengar.

Bagaimanapun, menggunakan alat bantu dengar punya konsekuensinya tersendiri.

Wonwoo akan merasa tergelitik di telinga saat ada rangsang suara masuk ke kokleanya. Lain waktu, telinganya ngilu jika diisi suara keras yang amplitudonya tidak sesuai. Dan karena dia kurang suka, dia akhirnya tidak memakai alat bantu dengar kecuali benar-benar dibutuhkan.

***

(c—)

Pemuda itu kembali ke perpustakaan di malam berikutnya.

Wonwoo terkejut pada awalnya, tapi dia mengabaikan dan hanya membaca bukunya di sebelah pemuda itu.

Satu jam berlalu, dan Wonwoo mulai risih dengan pandangan si pemuda yang hanya mengarah padanya yang tengah membaca.

HERTZ | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang