Fourth Voice: A New Preambule

659 119 37
                                    

BANYAK orang membenci Senin dengan alasan hari itu terlalu panjang daripada enam hari lainnya dalam seminggu. Wonwoo menilai alasan tersebut dibuat-buat. Akan tetapi ia bisa menyetujui sedikit karena ketika Senin datang, keluhannya tentang waktu cepat berlalu menjadi nyata untuk dirasakan.

Bagaimanapun, ia kembali ke dalam rutinitas seperti tidak ada Kim Mingyu yang hilang ingatan. Laboratorium meminta Wonwoo kembali karena mereka kekurangan tenaga. Setelah minta perpanjangan cuti, kemarin ia pergi untuk mengecek perkembangan penelitian yang sedang dilakukan. Wonwoo dihadapkan dengan ambivalensi, antara tetap profesional dengan posisinya, atau merawat Mingyu sampai keadaan berbalik seperti semula. Opsi kedua terdengar sulit sehingga Wonwoo memilih yang pertama.

Mingyu bersikap biasa dan ia cenderung kooperatif. Setelah Wonwoo mengenalkan diri saat terakhir kali, ia tidak histeris atau bertanya kenapa melainkan duduk mendengarkan hingga selesai. Ada jeda lama sampai ia berkata:

"Baiklah. Tolong bantu aku ke depannya.”

***

SEDIKIT sukar bagi Wonwoo untuk menerima fakta bahwa mereka harus mulai dari awal.

Mingyu mewujud sebagai orang asing yang dekat. Ia jauh, tapi terasa familier. Mereka serumah karena Jisoo berkata, Mingyu harus terbiasa dengan kehidupan sehari-hari untuk membuat ingatannya kembali pelan-pelan. Andaikan Wonwoo tahu jika ia tengah dibohongi, ia mungkin memuntahkan emosi.

Serumah bersamanya setelah segala yang terjadi membuat Wonwoo berpikir takdir sangat lucu mempermainkan manusia. Pikiran pria itu berada di tempat yang berbeda meski punggung mereka membelakangi satu sama lain saat berada dalam satu kasur yang sama. Wonwoo baru akan terlelap setelah memastikan Mingyu terpejam di sebelah. Kadang-kadang, tangannya merayap untuk mencari tangan Mingyu tapi berhenti ketika ia ingat, keadaan sekarang tidak sama seperti sebelumnya.

Nyaris tidak ada komunikasi verbal selama satu minggu. Wonwoo hanya pernah berucap “Maaf” ketika tangan mereka saling bersentuhan tiga hari lalu. Saat itu mereka sama-sama bangun kesiangan dan berlomba membuka daun pintu. Tapi begitu bergabung bersama di meja makan, mereka kembali menjadi dua orang yang mencoba bertahan dengan prinsip masing-masing.

Ketika surelnya menumpuk dengan Jimin yang merajuk karena ia tidak kunjung kembali, Wonwoo mendesah dan mengetik: “Hari ini aku berangkat. Jemput di depan Kkuldak!”
Wonwoo meninggalkan rekaman singkat bahwa ia berangkat kerja di samping piring makan Mingyu. Sejak ia berjanji memulai semuanya, Wonwoo belajar menyiapkan sarapan simpel dan berhenti memesan dari restoran Cina. Ia memanggang irisan ham dan sebuah telur di dalam roti. Mingyu memakannya sambil tersenyum; karena garam yang ditabur Wonwoo hanya rata pada satu sisi. Tapi ia menghabiskannya tanpa sisa dan membawa bekas piring ke konter cuci.

***

JISOO datang tigapuluh menit lebih lambat daripada pesannya. Mingyu mengirim teks untuk sebuah permintaan kunjungan. Jisoo mengejeknya anak kecil dan ia terkekeh kecil saat mengirim balasan, tapi ia tahu Jisoo tidak pernah menolak keinginan pasien, apalagi jika itu berasal dari seorang teman lama.

Mingyu adalah kejutan bagi Jisoo yang selalu terperangkap dalam bangsal berbau obat dan penelitian yang dirangkum dalam diktat. Ia tidak menyangka jika mereka akan bertemu dengan status pasien dan dokter.

Sepuluh tahun lalu, Mingyu adalah adik tingkat dengan senyum jahil di bibir. Jisoo dua tahun lebih tua, paling gemar datang ke perpustakaan sekolah di gedung sebelah. Perpustakaan itu jarang didatangi oleh murid seperti mereka, sehingga mudah bagi Jisoo untuk mengenal anak lain yang datang dan membaca sesuatu dari rak buku klasik. Tidak ada satu pun yang mulai menyebut teman, tapi Mingyu secara otomatis bergaul dengannya. Ia bahkan datang untuk mengucapkan selamat di acara kelulusan Jisoo. Yang Jisoo dengar sebelum melanjutkan studi ke Amerika adalah rencana Mingyu untuk masuk ke kampus ayahnya dan menjadi seseorang yang muncul di layar kaca. Tetapi hidup selalu misterius; jika Mingyu dulu hanya bocah dengan mimpi muluk, sekarang ia berubah menjadi pria muda berpikiran logis seperti bisa ditemui kebanyakan.

HERTZ | MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang