Gadis Bermata Biru

486 30 5
                                    

Seorang gadis berambut pirang panjang berdiri dengan ragu di depan cermin. Rambutnya tergulung tinggi ke belakang. Baju gadis itu terbuat dari kulit harimau yang menutup kedua pundaknya dan memperlihatkan sedikit bagian perutnya. Ia menggunakan celana jeans yang sedikit robek dengan sebuah pisau terbungkus di pinggangnya. Di kakinya terdapat sepasang sepatu bot yang terbuat dari kulit binatang asli. Semua yang gadis itu gunakan di tubuhnya —kecuali celana jeans-nya— adalah hasil buatan dari sang ibu yang tewas 14 tahun lalu, ketika ia masih berumur tiga bulan.

Sambil duduk di sebuah kursi kayu, gadis itu memandang lagi ke depan. Ia mengambil sebuah kotak kecil berwarna hitam dan menggunakan kedua benda kenyal di dalam kotak itu di kedua bola matanya. Dengan menggunakan telunjuk tangan kirinya, ia memegang bagian kelopak matanya sedangkan jari pada tangan kanannya sibuk menarik bawah matanya sambil menempelkan lensa kontak pada kedua bola mata itu secara bergantian.

Ketika benda kenyal itu sudah terpasang, ia memejamkan matanya sejenak, sekitar sepuluh detik guna memberikan jeda pada matanya. Kemudian ia membuka matanya dan mengangkat ke dua sudut bibirnya. Entah ia sedang tersenyum atau tertawa miris. Yang pasti ia sudah kembali berhasil menipu orang lain dan dirinya sendiri dengan lensa kontak yang didapatkan oleh sang ayah dengan cara ilegal.

Sang gadis beranjak dari cermin itu. Kini iris matanya sudah berwarna hitam, warna bola mata mayoritas penduduk di sana. Inilah yang ia maksud dengan menipu. Sebab, gadis itu tidak memiliki mata yang sama dengan kebanyakan orang, yang membuatnya begitu tertekan karena merasa berbeda.

Sebenarnya, selain matanya, gadis itu cukup bersyukur dengan keelokan wajahnya. Ia memiliki mata yang kecil dengan alis yang tidak terlalu tebal. Hidungnya mancung. Bibir tipisnya yang berwarna merah muda itu terlihat selaras dengan kulitnya yang putih. Ia juga memiliki sekumpulan gigi-gigi yang berderet rapi di dalam mulutnya.

Huh! Gadis itu mengembuskan napasnya yang berat untuk menyudahi acara bercermin yang tidak penting tersebut. Ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah pintu. Tangannya yang cekatan itu mengambil selendang cokelat yang menggantung di balik pintu dan menggunakannya untuk menutup kepalanya. Segera ia keluar dari rumahnya setelah mengambil sebuah senter di atas meja. Kemudian ia berjalan menuju ke arah pedalaman hutan.

Nigerwood. Itulah nama hutan yang menjadi tempat tinggal sang gadis. Salah satu hutan asri yang berada di kekaisaran Gilman. Gadis itu harus menyusuri Nigerwood agar ia bisa tiba di Vatana, daerah kerajaan Tierra, dengan waktu yang lebih singkat. Sebab, jika ia mengendarai kendaraan umum atau melewati jalanan yang dibangun sang raja, ia akan tiba di Vatana dalam waktu tiga hari.

Baru beberapa meter berada di dalam hutan, gadis itu mendadak berhenti berjalan. Cahaya senternya tiba-tiba saja menangkap sebuah mantel di antara semak belukar yang terbelit oleh akar-akar licin dan gerai beberapa rotan yang menjuntai. Gadis itu mendekati mantel itu dan mengambilnya. Ketika benda itu sudah ada di tangannya, ia memperhatikannya dengan seksama. Ternyata lengan pada mantel itu dalam keadaan robek dan ada bekas darah yang masih segar menempel di sana.

Sang gadis menjatuhkan pandangannya ke bawah. Ia melihat ada beberapa jejak kaki. Salah satunya menunjukkan jejak kaki manusia sedangkan jejak lainnya adalah jejak binatang berkaki empat. Gadis itu mulai berspekulasi dengan situasi di hadapannya. Mungkin saja ini adalah tindakan dari binatang liar yang sedang mengejar seseorang.

Tanpa berpikir panjang lagi sang gadis memutuskan untuk mencari tahu. Gadis itu mengikuti jejak-jejak di bawahnya dengan sangat hati-hati hingga ia melihat seorang pria sedang memegang kayu berapi. Sementara sebelah tangannya lagi tengah memegang bahu kirinya yang terluka. Tepat di depan pria itu, terdapat seekor harimau yang sedang siaga dan siap menerkam.

Sang gadis paham apa yang terjadi. Ia mengikatkan selendangnya ke bawah matanya untuk menutupi sebagian wajahnya. Setelah itu, ia melihat sekeliling hingga matanya menemukan beberapa batu. Ia bergeming sejenak untuk memikirkan cara menyelematkan pria yang ada di sana. Saat kepalanya menemukan ide cemerlang, ia langsung bergerak. Dengan cepat, gadis itu mengambil batu-batu yang ia temukan tadi dan melemparkannya ke arah sampingnya dengan sekuat tenaga.

Perhatian harimau itu teralihkan dengan lemparan-lemparan gadis itu. Sang harimau berjalan menjauhi pria itu dan mengikuti suara batu yang dilemparkan sang gadis.

Melihat ada celah, gadis itu segera berjalan cepat menuju sang pria. Namun, belum benar-benar ia mendekat, ia mendengar suara geraman sang harimau. Gadis itu menoleh ke belakang. Ia melihat harimau itu mengikutinya, menggeram dan terlihat siap menyerangnya.

Sang gadis mengatur napasnya, berusaha untuk tidak menunjukkan rasa takutnya ketika mata harimau itu menatapnya. Ia berdiri tegak dan mencoba untuk tetap tenang sambil berjalan mundur dengan perlahan. Gadis itu mengarahkan pandangannya ke tubuh sang harimau hingga ia menemukan titik lemah harimau itu.

Pelan-pelan sang gadis mengambil pisau di pinggangnya dan mengarahkan pisau itu lurus ke mata sang harimau. Sambil terus berjalan mundur, sesekali ia menoleh dan menemukan sebuah balok kayu. Gadis itu tersenyum. Ia menghentikan langkahnya dan membiarkan harimau itu mendekatinya.

Dengan cepat harimau itu menyerang sang gadis hingga membuat gadis itu terjatuh lalu menerkamnya. Namun, dengan gerakan yang lebih cepat, gadis itu berhasil menahan gigitan sang harimau menggunakan balok kayu yang ada di sampingnya. Ia menahan serangan harimau itu dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya yang dengan menggunakan kekuatan penuh, menusuk mata harimau itu hingga membuat sang harimau menggeram kesakitan.

Gadis itu menendang kaki belakang harimau. Ia tahu bahwa harimau itu sedang mengalami cedera karena ia telah mengamati cara berjalan harimau itu yang terlihat pincang. Tidak hanya itu, sebelah mata sang harimau juga tampak terluka parah.

Setelah harimau itu menjauh dari tubuhnya, gadis itu berdiri. Gelungan rambutnya terlepas dan rambutnya yang panjang menjuntai menutupi dadanya. Sesekali ia menyibakkan rambutnya ke belakang karena mengganggu pergerakkannya.

Tak lama berselang, terdengar suara rauman dari harimau itu lagi. Saat sang harimau hendak menyerang, gadis itu buru-buru mengambil senter di bawah kakinya dan menyorot mata harimau yang terluka dengan cahaya yang terang. Karena terlalu silau, harimau itu akhirnya menjauh dari sang gadis dan berlari terpincang ke dalam hutan.

Saat keadaaannya sudah ia pastikan aman, gadis itu mendekati pria yang diserang harimau tadi. Sangat mengenaskan. Ia terkulai lemas dengan tangannya masih memegang bahu kirinya.

Sang gadis ingin menolong pria itu. Namun ia mengurungkan niatannya setelah mendengar teriakan beberapa orang dari arah belakangnya. Gadis itu menoleh sebentar ke arah pria itu. Tapi ia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena api yang tadi dipegang pria itu telah padam.

Gadis itu mengambil beberapa batu kemudian ia melemparkannya ke semak-semak terdekat untuk membuat keributan. Setelah yakin bahwa orang-orang itu berjalan ke mereka, gadis itu berlari meninggalkan sang pria tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia tidak mau berurusan dengan banyak orang karena itu akan merepotkan. Jadi, pilihan untuk pergi secepat mungkin dari tempat itu adalah pilihan yang terbaik.

Sementara pria yang diselamatkan gadis itu tidak bisa berbicara ataupun bergerak banyak. Ia sudah kehilangan banyak darah. Sepanjang pertarungan gadis itu dengan sang harimau, ia hanya melihatnya dengan tubuh bersandar di sebuah pohon besar. Ia tak bisa melihat sang gadis dengan jelas karena gadis itu menutup wajahnya dengan selendangnya. Hanya mata birunyalah yang samar-samar dapat terlihat oleh pria itu. Mata cantik yang jarang terlihat olehnya di kerajaan ini.

XXXXX

Cerita ini aku daur ulang supaya nyaman untuk dibaca. Semoga teman-teman suka. Jangan lupa tinggalkan jejak ya...

Danke 😘

By: Mei Shin Manalu

Princess In CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang