Bab 3: Maghrib

6.5K 1.5K 186
                                    

⇗⇖⇗⇖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⇗⇖⇗⇖

Hari mulai gelap, adzan Maghrib sebagai penyambutnya telah Berkumandang merdu melalui suara muadzin penghuni surga.

Bukannya sholat berjamaah di masjid. Seorang lelaki yang punya bahu lebar terlapis Baju PSHS putih belogo, masih asik mencuci motor tuanya dengan sabun mandi cair murah. Mukanya dicemberutkan serta sedikit-sedikit berhenti mengusap badan motor lalu bengong.

"No? Kak Seongwu kayaknya marah ya sama Daniel?"

"Padahal Daniel cuman bercanda waktu pas nanya 'kak Seongwu mau punya anak berapa? Daniel ikut bikinin ya?' "

"Eh malah langsung pergi. Mukanya jadi judes. Gamau dianter. "

"No? besok jemput dia lagi nggak ya?"

"No? bantuin Daniel dong."

"No! jawab dong! Nono!"

Lelaki yang tadi berbahu lebar pakai baju PSAS dan belum sholat, sudah ketahuan ternyata namanya Daniel. Rusuh tak jelas entah mendumel pada siapa, untuk apa dan tentang apa.

"No, coba kamu bisa ngomong."

Daniel mengelus-elus badan motor miliknya yang sudah mengkilap di serbeti pakai baju bekas waktu Daniel SMP. Kepalanya memengadah keatas, berandai-andai.

Kalau kalian telik, Daniel itu bicara sama Motornya yang namanya Norton. Bukan ngomong sama angin yang lewat, atau para lelaki soleh yang baru pulang sholat.

Melihat lelaki soleh pulang pakai sarung dan baju koko. Daniel ternyata ingat satu hal.

"Aduh No! lupa sholat Dani-

Daniel menepuk jidatnya, dan seketika terdiam bengong.

-Eh tapi, Daniel kan anak nakal. Sholatnya cuman pas pelajaran agama aja." Daniel beralih geleng -geleng kepala.

Sial, Dilan memang panutannya.

Si Daniel itu tidak gila, tidak punya gangguan mental sehingga ia bicara pada benda mati kesayangan yang tidak dianggap benar-benar mati. Daniel sebenarnya tidak mengerti harus curhat pada siapa tentang Seongwu. Mungkin cukup Nortonnya saja yang tahu. Walaupun hanya dijawab dengan keheningan, juga tidak apa-apalah Daniel senang.

Dan untuk curhatannya itu, apa sih salahnya? Daniel itu hanya bertanya saja. Kak Seongwu itu butuh Daniel tidak ya untuk buat anak? kalau tidak ya tidak apa. Daniel tak akan gigit. Eh tapi kok malah marah.

Daniel berdecak. Setelah itu langsung kacak pinggang lihat kondisi motornya yang sudah perfecto. Nah, waktunya untuk memanaskan mesinnya.

Baru kakinya menginjakan pedal stater untuk memanaskan, sepersekian detik ada getaran di saku celana kanannya. Daniel mengambil benda kotak lebar dari saku celannya, dan-




Kabogoh aing is calling...





Daniel melotot, senyumnya dikembangkan, gigi yang menyembul dua sudah kelihat, jingkrak-jingkrak sambil meninju udara.

"No!! Kayaknya Daniel harus sholat habis ini! Berterimakasih sama Allah!!!"

[]

Norton [OngNiel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang