02. Are

15 4 0
                                    


" Life is never flat. Just let it flow."

Saka's POV .

Saka Adrean Marcello, orang tuaku memberikan nama itu untukku. Entah apa filosofi yang berada di dalamnya, aku tak tahu dan tidak begitu peduli. Karena aku yakin, mereka akn memberikan yang terbaik untukku. Bukankah semua orang tua akan melakukan hal yang sama?

Aku terlahir di keluarga yang biasa saja. Tetapi tidak kekurangan, hanya sederhana. Dan wajahku juga tak begitu menawan. Aku sadar akan hal itu. Begitu juga nilai akademikku yang tidak begitu menonjol. Hanya satu hal yang aku rasa sangat ku kuasai.

Bernyanyi dan bermain gitar, aku merasa sangat percaya diri dengan kedua hal ini. Karena aku mencintai musik. Aku merasa ketika aku mendengarkan musik, jiwaku merasa tenang. Dan dengan memainkan gitar ataupun bernyanyi, aku bisa mengekspresikan semua emosiku.

Untuk kehidupan sosialku, aku cukup punya banyak relasi. Banyak yang bilang kalau aku mudah bergaul dan memiliki pribadi yang menyenangkan. Jadi mereka mudah menerimaku dan senang berhubungan denganku.

Tapi seminggu lalu, aku harus meninggalkan mereka bersama kenangan lain yang berada di kota kelahiranku. Karena Ayah dipindah tugaskan ke kota lain. Ya, di kota sekarang dimana kakiku berpijak, Jakarta.

Ibukota jauh berbeda dengan Bengkulu, kampung halamanku. Seperti yang terekam di layar telivisi, Jakarta sangatlah ramai. Seakan tak pernah tidur, setiap saatnya terdengar hiruk pikuk. Dan hingar bingar yang terpampamg di setiap sudutnya.

Dan tepat hari ini, aku siap mendatangi sekolah baruku. SMA Gemilang, namanya terpajang jelas di atas gerbang pintu masuk. Namun sebelumnya, aku sudah kesini jadi aku sudah sedikit tau. Kali ini aku berjalan ke ruang Kepala Sekolah untuk bertanya di kelas mana aku akan ditempatkan.

Saat melewati koridor, terdapat beberapa siswi yang melihatku sambil berbicara dengan temannya, bahkan ada juga yang menyapaku. Aku merasa bingung sekaligus terpukau. Karena aku siswa baru di sini, dan mereka sudah ramah sekali. Hal itu membuatku menyesal, karena pernah mempercayai sinetron anak remaja Jakarta yang sering Bunda tonton.

Setelah menunggu beberapa saat, ada seorang lelaki paruh baya datang dan membawaku pergi ke kelasku. Namanya Pak Surtano, beliau menjabat sebagai guru BK di sekolah ini. Begitulah yang aku tahu, setelah berbincang-bincang sebelumnya.

Kini aku telah sampai, dan seluruh mata di dalamnya tertuju padaku. Pak Sutarno juga telah pergi, setelah menitipkannya dengan Ibu Sri -wali kelasku-.

"Baik nak, silahkan perkenalkan dirimu!"

Aku menganggukkan kepalaku, dan bergeser sedikit agar berada di posisi yang cukup strategis. Sebelumnya aku berdehem sejenak, untuk menetralisir rasa gugupku.

"Perkenalkan nama saya Saka Andrean Marcello. Panggil saja Saka, saya berasal dari Bengkulu. Dan mohon bantuannya."

"Baiklah, jika kalian ingin bertanya lebih lanjut silahkan dilanjutkan nanti saja. Saat jam istirahat." Ucap Ibu Sri, yang mendapat sorakan tidak setuju dari seisi kelas.

Ketika seisi kelas sibuk berbicara, ada seseorang yang memilih diam. Mataku sempat bertemu dengan miliknya. Tapi hanya sepersekian detik saja, karena dia kembali menunduk.

Indah.

Itulah kata yang tepat untuk mendefinisikan matanya. Aku sempat bingung dengan rambut dan kulitnya yang tampak begitu putih. Karena  baru pertama kali aku melihatnya. Putih sekali, seperti salju. Belum selesai lamunanku melayang, Ibu Sri kembali memberikan perintah.

"Saka, silahkan duduk disamping Rena. Rena silahkan angkat tanganmu!"

Seorang gadis menangkat tangannya, dan entah kenapa hatiku senang. Ku langkahkan kedua kaki ini,  berjalan mendekatinya. Tapi ada sesuatu yang membuatku janggal, karena saat berjalan aku mendengar desas-desus dan tatapan tidak suka dari para siswa yang ada di kelas ini.

Namun segera kuhiraukan segalanya. Dan mulai berkenalan dengan teman baruku yang berbeda ini.

"Hai, saya Saka." Aku menjulurkan tanganku kearahnya.

Hening, tak ada jawaban. Dia hanya menolehkan wajahnya sejenak, lalu kembali menulis di atas bukunya.

"Hm, salam kenal Rena. Semoga kita bisa berteman baik." Aku kembali menarik tanganku dan mulai memperhatikan Ibu Sri yang kini tengah menjelaskan materi.

Tobecontinued...


I|||I


Hah aneh ya?
Btw jangan lupa klik 🌟 dan komen😆
Thank you💕


writted: 25/02/2018.
published: 06/03/2018.

White GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang