[4]

2.2K 260 10
                                    


"Kenapa lo belum jalan-jalan juga? Ck!" protes Bisma saat Mirabelle belum melangkahkan kakinya selangkahpun dari warung tenda mas Agus. Mirabelle sibuk menatap layar ponselnya dengan kedua ibu jari yang menari-nari di atas layar.

Bisma menghela napasnya dengan kasar kemudian berjalan mendekati Mirabelle, "Cepet!"

"Aku pulang naik taksi online saja," ucap Mirabelle. Ia menatap Bisma hanya untuk sepersekian detik sebelum kembali memfokuskan pandangannya pada layar ponsel yang menyala terang.

"Repot!"

Bisma berjalan meninggalkan Mirabelle yang masih sibuk menunggu proses pencarian taksi online yang tidak kunjung berhasil. Mirabelle mulai panik, namun tetap berusaha tenang karena ia yakin... taksi online tetap akan beroperasi meskipun waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam lewat lima menit. Ya... Mirabelle yakin.

Mirabelle terus-menerus mengucapkan kata di dalam hatinya untuk menguatkan keyakinan dirinya yang mulai goyah, sampai satu detik kemudian ia berjalan cepat menyusul Bisma yang sudah terlihat jauh di ujung jalan.

Mirabelle berjalan dengan cepat tanpa berniat melihat ke kiri dan kanan. Ia menggenggam kantung plastik hitam yang berisi sate milik Melani dengan erat, berharap jika ada orang yang berniat ingin menganggunya... ia bisa menjadikan kantung plastik itu sebagai senjata.

Mirabelle berjalan semakin cepat, namun ia tetap tidak bisa menyusul langkah Bisma yang besar. Mirabelle mulai berlari-lari kecil hingga napasnya mulai pendek. Hanya satu cara terakhir, meneriakkan nama Bisma... keras-keras!

"Bisma! Bisma!" panggil Mirabelle yang masih tidak berhenti untuk berjalan cepat. Ia benar-benar bersyukur karena telah memakai sepatu bukannya Mary Janes miliknya.

Mirabelle menghentikan langkah kakinya, kemudian memegang kedua lututnya untuk bertumpu, "Bisma! Tunggu!!!"

Mirabelle tersenyum lega saat Bisma menghentikan langkah kakinya kemudian membalikkan badan menghadapnya. Mirabelle menghembuskan napas dengan kuat sebelum berlari-lari kecil mendekati Bisma yang masih berjarak beberapa belas meter di depannya.

"Stop!" teriak Bisma dengan suara beratnya di saat jaraknya dengan Mirabelle sudah tersisa beberapa meter lagi.

Mirabelle berhenti berlari kemudian menatap Bisma dengan wajah bingung, "Kenapa?"

"Ck! Lari lo aneh, benar-benar aneh. Jadi, jangan lari lagi. Jalan pelan-pelan saja," ucap Bisma sambil menggerakkan kedua telapak tangannya ke bawah berulang-ulang kali.

Mirabelle mengikuti perintah Bisma, ia berjalan dengan pelan mendekati Bisma sebelum berkata, "Aku ikut kamu pulang."

"Ikut gue pulang?" tanya Bisma dengan kening berkerut membuat Mirabelle semakin cemas... bagaimana dia pulang nanti?

"Iya, ikut kamu pulang," cicit Mirabelle. Mirabelle mengeratkan pegangan tangannya pada kantung plastik.

"Ke rumah gue?" tanya Bisma lagi, kerutan pada keningnya semakin tebal.

"Bukan..." jawab Mirabelle dengan ragu. Apakah tadi ia salah menangkap maksud baik Bisma? Apakah Bisma hanya berniat untuk mengerjainya?

"Jadi, maksud lo apa?"

"Tadi... kamu bilang kalau kamu mau tolong antar aku pulang."

Akhirnya kalimat panjang itu keluar dari bibir Mirabelle. Mirabelle menundukkan kepalanya, ia tidak memiliki keberanian untuk menatap Bisma... ia takut ditertawai.

"Oh, bilang dong. Gue kira lo mau ikut gue pulang ke rumah gue. Itu artinya bukan ikut gue pulang, tapi minta tolong gue anter pulang," koreksi Bisma sebelum membalikkan tubuhnya untuk berjalan menuju GOR yang sudah tampak di depan mereka.

Mirabelle's BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang