[7]

4K 432 129
                                    

"Pergi," ucap Bisma singkat. Satu detik kemudian Bisma sudah kembali menyantap eskrim di depannya.

Bisma masih merasakan hawa keberadaan orang di sampingnya sehingga Bisma memutar bola matanya jengah. Bisma menatap ke depan, mendapati Mirabelle yang masih tidak bergerak sama sekali, kedua tangannya memeluk kelapa muda yang dijadikan mangkuk eskrim.

"Makan eksrimnya!" ucap Bisma dengan ketus. Bisma menusuk-nusukkan sendok pada eskrim.

"Oh, iya! Kelupaan," jawab Mirabelle cepat sambil menyendok eskrim ke dalam mulutnya. Mirabelle mendapati aura permusuhan antara Bisma dan pria coklat tinggi kekar dengan rambut yang hanya dua senti dari kepala.

"Nama lo siapa?" tanya pria itu lagi.

Mirabelle segera menjauhkan tubuhnya, ia memilih untuk duduk hanya satu pertiga dari bagian kursi. Ia masih ingat dengan perkataan Bisma yang menyuruhnya untuk menjauhi cowok genit.

Menanyakan nama berulang-ulang termasuk genit, kan?

"Gak denger omongan gue ya?" tanya Bisma lagi dengan ketus kepada cowok di samping mereka. Bisma menusukkan sendok yang dipegangnya di tengah-tengah eskrim.

"Gak, gue mau duduk sama kalian aja," ucap pria itu dengan cepat sambil menarik kursi dari meja pembeli lain. "Gak pakai kan kursinya? Gue ambil ya?"

Pembeli lain hanya mengangguk-anggukkan kepala ketika kursi plastik dari meja mereka diambil.

"Kenalin, gue Elbert."

Elbert mengenalkan dirinya tanpa mengulurkan tangan pada Mirabelle. Elbert sibuk mengamati penampilan Mirabelle dari atas sampai bawah, membuat Mirabelle merasa semakin tidak nyaman.

"Gue udah kasih tahu nama gue, kalo lo emang orang berpendidikan... lo harus segera kasih tahu gue nama lo juga," ucap Elbert dengan bahu yang diangkat.

"Kenalin, namaku Mirabelle."

Mirabelle mengenalkan dirinya sambil menatap Bisma dari ujung mata. Ia merasa benar-benar akan ditinggal pulang oleh Bisma karena Bisma terlihat sangat kesal.

"Belle... Belle... Belle... Beauty and the Beast?" tanya Elbert dengan ujung bibir yang terangkat. Elbert mendengus geli.

"Gue ngomong gitu bukan karena gue suka nonton film anak-anak, tapi... nama lo unik. Apalagi lo ketemu Bisma yang gak kalah unik," ucap Elbert lagi sambil meraih sendok dari eksrim Mirabelle dan menjilatinya.

"Lo gak boleh deket-deket sama Bisma, Bisma itu playboy... dan busuk. Tapi, gue juga yakin kalau Bisma gak akan terlalu ngelirik lo, karena Bisma lebih suka ngerebut cewek-cewek orang dengan rambut hitam lurus, sedangkan lo... coklat... dan keriting! Tipe baru gue," ucap Elbert penuh ekspresi, tidak seperti Bisma yang sudah menggebrak meja kemudian berjalan memutari meja untuk menarik pergelangan tangan Mirabelle.

"Ingat Belle, jaman sekarang julukan beast itu bukan hanya untuk cowok yang buruk rupa... tapi juga buat cowok yang sikapnya buruk... busuk," teriak Elbert.

Bisma segera membayar eskrim mereka di meja kasir, kemudian berjalan pergi tanpa menunggu kembalian.

Mirabelle berjalan dengan langkah cepat, ia kesulitan mengikuti langkah kaki Bisma yang kembali lebar. Bisma terlihat benar-benar sangat marah.

"Bisma... Bisma," panggil Mirabelle. Ia merasakan pergelangan tangannya mulai sakit, serta kakinya yang mulai keram.

"Gue sudah bilang sama lo kalo lo gak boleh deket-deket sama cowok genit! Lo gak sadar kalo dia itu cowok genit?" tanya Bisma dengan suara yang sangat keras sehingga beberapa orang yang berjalan melewati mereka memilih untuk menghentikan langkah dan melirik mereka dengan pandangan bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mirabelle's BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang