SWEETEST GOODBYE : PART 4

99 16 19
                                    

Cinta punya 1 permintaan yang tak diduga-duga oleh mereka. Sampai membuat para guru terngiang oleh permintaannya. Mereka sempat bertanya-tanya. Ada masalah apa sampai ia benar-benar mengajukan izin untuk hal tersebut.

"Apa itu? Langsung sebutkan saja ke kami." tanya pak Kepsek.

"Pindah kelas." lirihnya. Seketika itu membuat seisi kantor gaduh. Para guru terkesiap mendengarnya. Beberapa di antaranya lalu menoleh ke kanan dan kiri. Bahkan tak sedikit dari mereka yang langsung berbincang-bincang dengan guru lain di sebelahnya.

"Kenapa Cinta? Apa ada hal yang menggangu kamu selama pelajaran di kelas?" tanya Bu Yuli penuh selidik.

"Katakan pada kami. Apa hal yang membuatmu terusik selama pelajaran di kelas?" sambung pak Kepsek lantas mencondongkan kepalanya dengan kedua telapak tangan masih memegangi sudut meja dengan erat.

"T-tidak kenapa-napa, bu.. pak." jawabnya ragu.

"Cepat katakan saja nak! Siapa tahu kami bisa membantumu." sahut guru lainnya.

"Ah iya! Benar juga, jika mereka bisa membantuku kenapa tidak! Aku sudah lelah dengan semua ini!" gumam Cinta dalam hati.

"Sepertinya kamu terganggu karena ulah teman-teman pembuat onar di kelasmu itu kan, nak!" ujar Pak Shareen sambil menyunggingkan bibirnya ke atas lantas kumis tebalnya ikut-ikutan tersembul ke atas.

"Bukan begitu___." belum selesai Cinta berbicara, pak Kepsek sudah memotong pembicaraan tersebut.

"Menunggu kamu menjawab hanya akan menyita waktu saya. Saya banyak kerjaan. Kalau menurut pak Shareen seperti itu, saya percaya. Meeting kali ini saya anggap telah selesai. Cinta, kamu ikut saya ke kelas kamu. Kita akan menyelesaikan permintaan kamu itu. Sebagai gantinya kamu harus menuruti permintaan sekolah!" kata pak kepsek yang terdengar seperti memaksa dirinya untuk ikut kompetisi tersebut. Pak kepsek begitu percaya dengan ucapan guru bk itu karena kemampuannya untuk membaca pikiran orang yang begitu mumpuni.

Cinta berjalan mengekori langkah kaki pak kepsek tersebut. Di sepanjang corridor kelas semua murid menatapnya begitu tajam. Cinta hanya menunduk seraya meratapi ubin-ubin lantai di sana. Sedangkan pak kepsek dengan membawa secangkir kopi hangat, ia tetap santai menapakkan kakinya ke kelas X IPA 2.

Tiba-tiba seorang anak yang tengah duduk di bench, usil padanya. Saat Cinta lewat di hadapannya, anak itu merentangkan kakinya berharap Cinta jatuh tersungkur lalu menabrak tubuh kekar yang sedang berjalan di depannya itu.

Untungnya, tepat di pijakannya sekarang yang tengah berada di sebuah pertigaan di corridor kelas tersebut. Ada seorang pria mengenakan seragam SMAN 2 berlarian dari arah seberang. Ia tak menyangka bahwa ada gadis di depannya. Ia berlari hingga menabrak tubuh gadis itu. Kejadian itu berlangsung sepersedetik. Begitu cepat. Tubuh mungil gadis itu limbung karena ia kehilangan kontrol untuk menyeimbangkan posisi tubuhnya. Ia terjatuh hingga tersungkur ke samping dan untungnya tidak menabrak pak kepsek yang super duper garang itu.

"Braak!" Ransel siswa itu terjatuh ke lantai. Lalu siswa itu menatap gadis yang ia tabrak tadi. Ia pula melirik name tag yang terpasang di seragam gadis itu.

"Sorry- sorry." sambung siswa itu. Namun tak ada sepatah kata pun terlontar dari gadis tersebut. Ia hanya memegangi lengan kanannya yang terkilir.

"Loh, kok seragam Shean bisa ada di elo? Jadi lo yang maling seragam dia hah!" bentak siswa itu dengan kasar.

Gadis itu mengernyit. Ia semakin menundukkan kepalanya karena dirinya kini menjadi pusat perhatian semua orang di sana. Pak kepsek menoleh ke arah mereka. Ia memastikan bahwa tak akan ada lagi keributan lain di sekolah ini.

Sweetest GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang