SWEETEST GOODBYE : PART 2

201 39 67
                                    

Cinta semakin bingung. Sudah tak ada waktu baginya untuk melarikan diri ke luar kelas melewati pintu itu. Bersembunyi disana juga sangat membawa resiko baginya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil jalan lain. Hal ekstrim yang belum pernah ia lakukan selama ini. Dengan cepat sepersekian detik, Cinta berhasil memecahkan kembali kaca yang lain. Kaca yang menghadap ke depan kelas. Dengan begitu, para guru yang datang akan lebih dulu melihat kaca yang di depan ketimbang yang di belakang.

Cinta lari menuju kaca jendela yang menghadap ke belakang kelas. Letaknya persis bersebelahan dengan tempat duduknya. Ia memilih untuk loncat keluar kelas melalui jendela itu. Kemudian ia lari tunggang langgang meninggalkan perkara yang ia buat tersebut. Lalu bersembunyi ke dalam mushola.

Kali ini ia berhasil terhindar dari masalah itu. Setelah bel masuk berbunyi ia dengan santai masuk ke dalam kelas tanpa merasakan kecemasan sedikitpun. Namun tetap pembawaan Cinta saat berjalan masih sama seperti biasanya. Dengan mengenakan jaket panda kesayangannya, pandangan Cinta tetap menunduk sampai otot tengkuknya kaku. Tangannya melipat di depan dada sambil menggenggam buku diary kesayangannya.

Ketika Cinta berjalan di sepanjang corridor menuju kelas. Ia dikejutkan dengan kerumunan orang di tengah lapangan. Dilihatnya terdapat sekumpulan siswi berjejer disana. Dengan tangan mereka saling menjewer telinga teman-teman di sebelahnya. Dasinya dilepas lalu diikatkan ke atas kepala mereka layaknya pengikat kepala orang bela diri. Wajah mereka dicoret spidol permanen bersimbolkan tanda silang besar, sebesar wajah mereka. Mereka disetrap dan tetap mengalungkan tulisan "Tersangka". Yang lebih parahnya lagi, sepasang kaos kaki mereka dipasangkan di kedua telinga mereka dan dibiarkan menggelewer di situ. Serta wajah mereka semua didandankan seperti badut.

Rupanya siswi-siswi yang berhamburan ke luar kelas tadi dilihat gerak-geriknya oleh salah seorang guru. Walaupun mereka semua mengelak, tapi tetap saja tak ada yang bisa membantah perintah guru killer di sekolah tersebut. Akhirnya para siswi tersebut dihukum di bawah panasnya terik matahari dengan disaksikan oleh seluruh murid di sana. Saat Cinta meninggalkan kerumunan itu, salah seorang siswi di antara mereka tak sengaja melihat Cinta.

"Woy! Anjrit! Ngaku lo! Kalo lo yang memecahkan kaca jendela itu!" bentak Nacha paling keras. Langkah Cinta terhenti tapi pandangannya masih lurus ke depan. Ia tahu jika ia tidak mengindahkan ucapan mereka. Mereka akan semakin geram dan terus balas dendam padanya.

"Cinta!!! Lo pengecut! Sini lo!" sahut Milka tak mau kalah.

"Busuk lo! Mau nyari masalah sama gua!" pekik Dila.

"Cintaaaa Nadya Putri!!! Sini lo woy!" teriak Opi paling nyaring dari teman-temannya. Membuat semua murid di situ menoleh ke dia. Situasi di sana mendadak hening.

"Kenapa? Gue salah ya?" tanya Opi keheranan dengan semua orang yang menatapnya aneh.

"Lo gak salah, Pi. Cuman lo neriakin dia kepanjangan." jawab Milka.

"Tau tuh, kebagusan tau gak! manggil dia sampe nama lengkapnya!" ketus Nacha.

"Kita aja gak pernah dipanggil sepanjang itu!" protes Dila.

"Ih kalian nih apaan sih! Gue panggil dia Cinta Nad___" ucapnya terpotong.

"Jangan sebut nama dia lagi! Gue muak dengernya!" sambung Dila dengan judesnya.

"I-iyaa tuh!" timpal Lyra gagap.

"Gue panggil dia nama lengkapnya karena di sini banyak nama Cinta. Liat noh disana, aku perhatiin ya waktu lo panggil Cinta. Malah dia yang nengok." jelas Opi lalu telunjuknya menunjuk ke arah jam 2. Memang benar di situ ada seorang senior mereka yang memandang tajam mereka berlima.

Sweetest GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang