SWEETEST GOODBYE : PART 5

109 16 93
                                    

Cerita ini mengandung banyak misteri. Perlu diperhatikan baik-baik cerita di setiap chapternya. Bisa saja di sana ada petunjuk yang bisa membongkar misteri tersebut. Intinya, cerita ini gak akan seru bila dibaca sepotong-sepotong atau loncat-loncat pemirsa..
😁😁😁

"Aneh. Kenapa bisa dia tahu persis apa yang aku cari. Bahkan sudah 2 bulan lalu, aku kehilangan petunjuk itu dan dia mengungkit masalah itu sekarang? Apa jangan-jangan dia penguntit?" gumam Cinta dalam hati.

"Hei hei, kok melamun?" tanya Eddan sambil mengacak rambut gadis itu.

Tiba-tiba, datanglah seorang pria tampan yang masih berseragam sekolah SMAN 2. Rupanya pria tersebut tengah nongkrong di warteg pinggir jalan dan sempat melihat keberadaan mereka berdua.

"Woy! Eddan!!!" teriak siswa itu. Tak bisa dipungkiri lagi kepalan tinju melayang tepat di bagian vital tubuh lelaki itu. Sedangkan Cinta menyingkir dari perkelahian mereka berdua dan bersembunyi di belakang Eddan.

"Anak mana lo? Gua salah apa? Gak kenal main tinju seenaknya!" bentak Eddan lalu membalas siswa itu dengan meninjunya lebih keras lagi.

"Lo lupa sama gua? Laura? Lo ingat dia hah? Gadis mana lagi yang mau lo manfaatin dan lo mainin! Apa dia sekarang incaran lo! Dasar ketos Edan!" siswa itu balas membentak Eddan.

"Kurang ajar lo sama senior!" bentak Eddan.

"Gua juga senior lo!" balas Shean.

Akhirnya mereka berdua berantem hingga babak belur. Cinta ketakutan setelah menyaksikan perkelahian hebat di antara mereka. Ia ingin melerai mereka. Tapi tetap saja tidak bisa. Dengan terpaksa ia lebih memilih menenangkan salah satu dari mereka dengan caranya sendiri. Cinta pun membuka resleting tasnya dan segera mengambil papan ujian.

"Praak! Praak!" Cinta memukul kepala Eddan kuat-kuat dengan papan ujian tersebut. Hingga membuat ketos itu mendadak pusing dan akhirnya perlahan-lahan pingsan.

"Hebat juga.. Gua suka gaya lo!" ujar siswa itu lalu menarik pergelangan gadis tersebut seakan mengajaknya untuk pergi dari situ. Seperti biasanya gadis itu hanya bungkam.

Hari mulai beranjak petang. Matahari mulai turun dari singgasananya. Setibanya mereka di depan gerbang sekolah, dengan tangan masih berpegangan satu sama lain, siswa itu mengajak Cinta menuju motornya yang berada di warteg dekat persimpangan jalan.

"Kamu ngapain ngajakin aku ke sini?" tanya Cinta dengan gaya bicara yang masih terbilang kaku karena jarang sekali bisa berkomunikasi dengan orang lain sebelumnya.

"Mau ngapain lagi lah kalo bukan ngajakin lo makan." jawab Shean santai.

"Makan?" tanya Cinta heran.

"Iya, habisnya gua perhatiin lo kurus banget sih." balas Shean.

"Oh iya, kenalin gua Shean. Dan lo siapa?" tanya Shean lalu menyodorkan tangannya.

"Cinta." balasnya lalu memegang tangan Shean sedikit gemetar.

"Hah yang serius lo. Gua tanya nama lo bukan perasaan lo. Kebaikan gua yang tadi gak usah diungkit-ungkit lah. Woles aja kali keki amat." Mendengar hal itu, Cinta menurunkan tangannya setelah lama berjabat tangan.

"Iya aku Cinta." jawabnya. Lalu tak langsung mendapat respon dari Shean. Sepertinya siswa tersebut sedang mencerna baik-baik maksud ucapannya itu.

"Udah ngomongnya? Gak diterusin? Cinta sama Shean gitu?" tanya Shean meledek gadis itu.

"Eh?" gumam Cinta. Kali ini Shean sedikit lebih maju dari posisinya yang awal. Ia betul-betul mengamati wajah gadis itu di hadapannya sekarang.

"Iya Shean, aku Cinta." Mendengar hal tersebut, mata indah Shean membulat sempurna. Lantas ia pula menjentikkan jarinya saat melihat gadis itu sama sekali tidak bernapas dan berkedip saat kedua jidat mereka berdua benar-benar saling bersentuhan.

Sweetest GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang