1. Nabila Puspitasari

14 4 14
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Hai assalamuallaikum. Kenalin nama aku Nabila Puspitasari, kalian bisa panggil aku Bila atau Nabil.

"Nabil" panggil seseorang dengan nada suara yang sedikit mendengus.

Aku yang lagi menyajikan sarapan, seketika menghentikan kegiatanku dan menoleh kesumber suara.

"Ada apa bibi?" tanyaku

"Ke pasar gih, persediaan bahan makanan udah abis tuh" ujarnya tanpa memandangku yang kini berada di depan nya.

"Iya bi..."

"Nih uangnya, beli sayuran nya yang segar awas saja kalau tidak segar... Oh iya nanti abis ke pasar langsung ke rumah, jangan mampir kemana-mana" ujar Bibi sedikit mengancam di akhir kalimat nya.

"Iya bi, yaudah ya aku pergi dulu" ucapku

"Yaudah sana-sana buruan" sahutnya dengan mengibas ngibaskan tangan kirinya agar aku buru buru pergi dari hadapan nya.

"Assalamuallaikum" ucaku berlalu pergi karna tidak mendengar sahutan nya.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Sesampainya di pasar, Nabila langsung melihat kertas kecil, ya itu daftar belanjaan yang tadi diberikan bibinya.

Ayam
Cabai
Bawang Merah
Kacang Panjang
Brokoli
Buncis
Jagung
Ikan Bandeng
Tempe
Sawi Putih

Semua nya 10 macam ternyata.

"Kira kira beli apa dulu ya" pikirku

"Ayam sama ikan bandeng dulu dah, mumpung tempatnya bersebelahan" putusku akhirnya sambil berjalan ke penjual ayam.

"Assalamuallaikum pak" ucapku kepada penjual ayam saat melihat ia pakai peci hitam dikepalanya, dan aku yakin beliau orang islam.

"Waallaikumsalam neng" sahut beliau kikuk, ya gimana tidak kikuk coba bayangin saja di pasar yang ramai begini mengucap salam.

"Pak ayam nya satu ya" ucapku pada beliau

"Iyaa neng" sahutnya sambil memilih ayam dan mencincangnya menjadi beberapa bagian.

Sedangkan aku hanya melihatnya mencincang.

Beberapa menit berlalu, ayam sudah selesai dicincang.

"Nih neng" ujar beliau

"Jadi berapa pak" tanyaku

"37 ribu neng" jawabnya. Akupun memberikan uang pas ke penjual dan mengucapkan terima kasih padanya setelah itu aku beralih kepenjual disamping kanannya.

"Beli bandeng neng?" tanya penjual bandeng

"Eh iya bang 2" jawabku

Skip time

Setelah selesai belanja aku langsung menunggu anggkot dipinggir jalan, aku menoleh kekiri  dan dari kejauhan aku melihat angkot. Saat aku ingin menghentikannya, seketika aku urungkan niatku karna penumpang angkotnya telah penuh.

"Ehm" deham seseorang

Aku yang mendengar dehaman seseorangpun menoleh kekanan dan mendapati seseorang yang kaya tiang, bagaimana tidak tinggi badannya tinggi sekali menurutku.. Ya sekitar 180cm man lah.

Aku mengernyitkan dahi tidak mengerti maksud dehamannya itu,  lagi pula takutnya dia berdeham bukan padaku dan lagi pula aku tidak mengenalnya.

"Nunggu siapa?" Tanya nya memandangku

Melihat dia seperti itu, aku langsung menundukan kepalaku dan menjawab
"Angkot" jawabku

"Mau aku antar tidak" ujarnya

"Hah...mm tidak makasih" tolakku halus dan aku juga sempat terkejut tadi. Bagaimana tidak, aku kan tidak mengenalnya dan itu membuatmu bingungkan pastinya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lanjut ???

Wassalamuallaikum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lepas Dari BingkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang