Lagi, kamu lagi

278 6 0
                                    

Jangan menghilang..
Seharusnya anda mengerti, tanpa harus saya berkata. Karena lidah tak seleluasa itu. Seharusnya anda faham, atau anda faham dan hanya berpura2 tidak faham? Silahkan pergi, karena tanpa rasa, semua inginku seperti tuntutna bagimu. Meski aku ingin kamu bahagia, kau akan sulit bahagia karena aku yg meminta.

Dulu menemukanmu seperti sebuah tiket pengobatan gratis. Tanpa aku tahu ternyata caranya dijahit yang juga menimbulkan sakit. Awalnya aku merasa akulah sang pemennang, yang berhasil mencairkan bongkahan salju. Karena sikapmu yang dingin mulai melunak.

Tapi, sebelum kamu pergi, coba kau ingat lagi.
Kamu perbah begitu baik padaku. Aku pernah bilang "aku ingin buku", kau pun membelikannya. Aku bilang "tolong antar aku", kau pun mau mengantarku. Aku juga pernah bilang, "tolong dengarkan aku," kau pun begadang. "Bagaimana menurutmu?" Ku pun meluangkan waktu sibukmu untuk memberi saran padaku. Ah, apa itu smua membuatmu repot? Karena memang kadang aku ingin terlihat lemah di depanmu hanya untuk mendapatkan perhatianmu, di depanmu ada sisi dimana aku ingin dimanjakan. Tapi tak jarang pula aku menunjukan bahwa aku tangguh, untuk mendengar pujian darimu. Dan alangkah senangnya aku, ketika kau tertawa karena leluconku.

Ingat juga kau pernah butuh aku. Kau kecewa ketika aku ketiduran. Dan aku sangat bahagia ketika kamu bercerita kepadaku. Apalagi ketika kau melucu, kau tidak pernah gagal melakukannya. Aku senang, aku suka kamu yang itu. Tapi sekarang, kau memberi pesan padaku kembali secuek dan sesingkat dulu.

Kamu tahu, aku tak pernah bermaksud merepotkanmu. Ketergantunganku kepadamu juga terjadi begitu saja. Tiba-tiba kau masuk ke dalam hidupku dan menjadi orang yang penting bagiku. Aku bertanya pada teman-temanku ketika kau meminta bantuanku. Dan mereka mengatakan, "apa tidak salah? Kenapa kau begitu peduli?" "Aneh, kau peduli sekali." Iya, dia membuatku berubah dari kepribadianku. Yang berhasil mendebarkan segumpal daging dalam diriku. Aku berubah karenamu, katanya cinta itu tidak merubah seseorang. Memang, tapi kita mau tak mau terkadang dipaksa untuk berubah, berusaha menyelearaskan diri dengan orang yang kita cinta supaya dia tidak pergi dan tetap betah bersamaku.

Jangan menghilang...
Apa aku harus berkata lantang? Sementara lidahku tidak seleluasa itu. Karena seorang teman, sepertinya kurang pantas berkata demikian. Kau boleh menghilang beberpa kali lagi, tapi kembali lah. Aku masih tetap ingin menjadi tempatmu pulang.

RefleksiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang