Jadi itu Mereka, Tapi Apa
Perjalanan sampai ke kota selama ini cukup. Karena sekarang aku dan keluargaku sudah sampai, di tempat pengisian bahan bakar. Tentunya bersama dengan Wandira dan putrinya. Juga Sri, orang yang kami temui sebelumnya, yang dia bilang kalau dia terpisah dari keluarganya karena wabah dunia. Aku satu-satunya orang tak mengerti tentang apa yang terjadi pada dunia ini. Yang kutahu hanya, dunia ini sedang di serang mahluk parasit.
Sekarang Wandira turun dan segera mengisi bahan bakar mobilku, dan menyimpannya sebagaian untuk cadangan. Begitu juga Sri dan istriku Sakia. Mereka menuju super market yang sudah berantakan, dan berada tak jauh dari lokasiku berada. Aku yang hanya diam di mobil, hanya mematap mereka yang di luar mobil. Karena yang ada di mobil hanyalah anakku dan putrinya Wandira. Mereka seolah tak lelah dengan perjalanan panjang dan penuh misteri ini."Ayah, sepertinya merasa bingung. Aku tahu paman Wandira cerita, kalau ayah tak tahu sesuatu," ucap Abie padaku.
Dalam hati aku berkata, apa memang sejelas itu? Itu sungguh memalukan. Karena aku benar-benar tak tahu mahluk seperti apa mereka.
Wandira pun naik kembali ke mobil, tepat di sebelahku. Tapi istriku belum juga kembali. Jadi aku mencoba turun dan menyusulnya. Aku lihat istriku membawa satu kantong plastik penuh dengan sesuatu. Sementara Sri, dua kantong plastik. Istriku sepertinya memegangi sebuah Handycam milikku. Sepertinya dia ingin merekam semua perjalanan kami. Mereka berdua tertawa, dan sambil bercanda di depan kamera.
"Katakan sesuatu yang lucu," tanya istriku yang mengarahkan kamera padakku, dengan wajah seperti menahan tawa.
Kujawab istriku dengan kata sayang padanya sambil tertawa. Yah istriku menganggap itu bukan sesuatu yang lucu, melainkan gombalan. Tapi kubalas dengan alasan, kenapa istriku tertawa saat mendengar gombalanku, karena itu mengartikan hal lucu. Lalu istriku membalas tidak. Kubalas lagi iya. Sampai istriku menaruh kantong plastik dan mengejarku sambil membawa kamera. Wandira yang melihatku, tertewa dengan meminta kami berhenti. Sampai ia menghentikan tawanya. Sepertinya, ada sesuatu di pikirannya, mungkin istrinya.
Sri sudah memasukan semua kantong palstik ke bagasi, dan aku juga istriku segera bersiap-siap untuk melakukan perjalanan lagi.
Di mobil, aku ingin melihat hal yang direkam istriku. Sepertinya ia hanya merekam pembicaraan mereka tentang makanan, dan cara memasaknya. Bahkan menceritkan saat pertama memasak sampai kebakaran kecil. Tapi ada hal yang membuatku kesal, istriku membicarakan diriku saat memasak telur, sampai telur itu berantakan dan berserakan di lantai. Lalu Sri juga membicarakan kalau dirinya ratunya gosip saat di SMA. Tapi, beberapa saat kuperhatikan. Ada sesuatu dari jauh di rekaman ini yang aneh. Sesuatu di sebuah pintu staff ada sesuatu bercahaya seperti sepasang mata. Bahkan di rekaman itu, saat aku dikejar istriku. Sesuatu itu mengikuti kami dari jauh. Kutunjukan pada Wandira, dan ia cukup terkejut lalu berkata, kalau itu manusia. Lalu tiba-tiba, sesuatu memecahkan kaca belakang mobil, dan menarik bajuku. Wandira meminta anakku dan putrinya untuk menunduk. Lalu terdengar suara pistol, yang ternyata dibawa Wandira. Sesuatu yang menarikku itu lepas, dan aku langsung menunduk ke bawah kursi mobil.
"Dia masih mengejar kita, Sakia lebih cepat lagi! Dia akan menyusul kita," ucap Wandira sambil menembaki sesuatu. Lalu Sri bicara dengan keras
"BAGAIMANA MUNGKIN DIA BISA MENGEJAR?" ujarnya yang kebingungan, walau tak ada yang menjawab seorangpun.
"sudah mencapai kecepatan 80km/jam," ucap istriku menjelaskan yang ia perhatikan. Sementara aku, masih terkejut dengan keadaan seperti ini. Tapi anakku mengajakku bicara
"Ayah, tadi yang menarik baju ayah adalah orang yang memakai jaket hitam," jelas anakku, yang membuat diriku sedikit tenang. Karena ku pikir, yang menarikku itu monster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dani Tales: Day By Day
Science FictionSuatu hari pada Tahun 2030. Terjadi sebuah bencana yang membahayakan ras manusia. Satu keluarga kecil yang harmonis, meski bertahan dalam krisis dunia dimana pun mereka berbelok, di sanalah kematian akan datang. Ras manusia benar-benar berada dalam...