Part 11

16 12 4
                                    

Raya yang sudah bangun dari jam 4 subuh sudah siap berangkat dengan perlengkapan dan barang bawaannya. Memang Raya bangun sangat pagi sekali, karena Bus yang akan membawanya dan juga teman-temannya ke Malang menunggu jam 5 pagi di Area sekolah. Hanya kelas XII saja yang mengikuti kegiatan tersebut. Arloji merah milik Raya sudah menunjukan jam 4:20AM. Raya segera turun dari kamarnya dan menghampiri Raffa ayahnya,Riffa bundanya dan juga Ravan sang adik tercintanya yang sudah menunggunya di meja makan. Raya berjalan sambil menggendong ranselnya yang terlihat sangat penuh dengan barang bawaannya.

"Raya, ayo sarapan dulu. Masih ada waktu ko. Nanti Bunda, Ayah dan Ravan akan antar kamu ke sekolah" kata Riffa

"Iya Bunda." Jawab Raya

"Oh ya, Ray. Nanti disana kamu jaga diri baik baik ya, Ayah ga mau lho kamu kenapa kenapa pas pulang nanti" sahut Raffa

"Alah, dia mah ga bakal kenapa kenapa Yah. Dia kan si bolang" Cerocos Ravan yang tampak begitu senang jika kakanya kenapa-kenapa nantinya. Raya yang mendengar itu langsung menatap tajam ke arah Ravan

"Husss, kamu itu lho Van. Ga boleh kaya gitu ah, nanti kalau Kaka kamu kenapa kenapa gimana?" Kata Riffa menetralkan suasana. Riffa tau jika kedua anaknya tersebut jarang sekali akur.

"Naya ikut kan, Ray?" Tanya Raffa

"Iya yah, dia ikut ko" jawab Raya yang akan menyuapkan sendok berisi sup hangat ke dalam mulutnya

"Ya udah, kamu disana bawa uang sepuluh juta cukup ga?" Tawar Raffa sambil mengeluarkan dompetnya. Riffa,Raya dan Ravan yang mendengar itu relfeks tersedak. Bayangkan saja mau hiking ke gunung di kasih jajannya 10 juta! Memangnya mau beli apaan di atas gunung? Ada gitu yang jualan di puncak gunung?

"Masyaallah, buat apaan dah di kasih jajannya sebanyak itu? Orang aja yang study tournya ke luar negeri di kasih jajannya ga mungkin segitu Ayah. Ini masih di dalem negeri dan hiking ke puncak gunung bawa uang sebanyak itu? Emang di puncak gunung ada yang jualan gitu Yah?" Heran Ravan sontak semuanya tertawa

"Tau sih si Ayah ada-ada aja" kata Riffa

"Tau si Ayah. Apa banget dah, ga usah sebanyak itu keles. Aku masih ada uang simpenan ko, insyaallah cukup" jawab Raya

"Ya udah dua juta gimana?" Tawar Raffa lagi pada Raya

"Lima ratus tibu juga udah lebih dari cukup ko Yah. Ga usah gede gede, toh aku juga udah bawa bekel banyak" tolak Raya

"Oke oke. Nih uangnya" kata Raffa sambil menyodorkan uang yang bernilah seratus ribuan sebanyak 5 lembar kepada Raya

"Makasih Ayah." Terima Raya

"Ravan mana Yah?" Pinta Ravan yang sudah menedeng tangan

"Nih buat kamu. Jangan boros boros lho!" jawab Raffa sambil menyodorkan uang bernilah limapuluh ribuan sebanyak 4 lembar

"Hehe. Makasih Ayah, saaaayyaaaangg Ayah" kata Ravan sembari mengikuti logat kartun anak anak

"So lucu lo embe" ledek Raya sambil melemparkan bubuk kerupuk ke arah Ravan

"Paan si lo, sirik aja" sinis Ravan

"Sudah sudah. Raya? Kamu sudah siap kan? Ayo kita berangkat sudah jam lima kurang duapuluh menit, nanti kamu telat lagi" lerai Riffa yang melihat ke arah arloji putih di tangan kanannya

"Ravan, kamu juga ikut kan?" Tanya Raffa pada Ravan

"Iya Yah" jawab Ravan

"Tumben, pasti lo seneng kan gue ga ada di rumah beberapa hari" tuduh Raya pada Ravan

Pangeran dari ToiletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang