part 5

362 19 0
                                    

.
.
.
.
.


Disebuah ruangan yang berisikan 7 namja tampan, tak terdengar teriakan ataupun tawaan dari ruangan itu, yang terdengar hanya helaan napas dan juga keluhan.
Yah, mereka memang baru saja selesai perform di salah satu acara tv swasta.

Dan mengistirahatkan tubuh mereka masing masing, diruangan yang telah disediakan oleh perusahan itu.

"Sial!. Ini benar benar melelahkan". Gerutu pemuda cantik yang dikenal dengan nama suga itu,min yoongi.

Semua orang yang berada diruangan itu hanya mengangguk membenarkan apa yang yoongi katakan. Mereka terlalu lelah hanya untuk sekedar mengeluarkan kata 'iya' dari mulut mereka.

Sampai tiba tiba terdengar suara tawa lepas dari mulut salah satu orang diantara mereka, yang sukses membuat semua mata menatapnya bingung dan juga kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Ada apa?, kenapa tertawa bodoh?". Yoongi menatap kesal pada seseorang yang tertawa tiba tiba itu.

"Apa kau tau hyung fans wanita yang berambut merah tadi?". Tanya pemuda itu antusias.

Yoongi memutar bola matanya malas, demi apa pun ia tak ingin mendengar dongeng dari pemuda pendek itu. Dan ia yakini bukan hanya dia pasti semua member pun tak ingin mendengarkannya.

"Iya. Warna rambutnya begitu mencolok diantara yang lainnya". Yoongi berucap dengan nada malasnya. Namun tak menatap pemuda yang biasa dipanggil jimin itu, yang tengah duduk didepannya.

"Nah, apa kau tau, apa yang dia katakan padaku?".

"Tidak".

"Dia mengajakku menikah, jika mengingatnya aku ingin sekali tertawa". Jimin menampakkan senyum gilanya ,yang membuat semua orang menatapnya aneh.

Benar!. Tak ada yang berniat mendengarkan ucapan pemuda tampan itu, yoongi yang awalnya menanggapi karena status kasihan, kini justru memilih untuk bermain dengan ponselnya.

"Kau menerima lamarannya?".

Jimin menoleh kesumber suara dan tersenyum manis. Namjoon yang baru saja bertanya, sedikit penasaran bagaimana akhir cerita jimin itu

"Tentu saja tidak hyung".

"Kenapa?, dia kan cantik?". Kali ini suara taehyung terdengar. Ia bukannya tertarik dengan cerita jimin, hanya saja dia sedikit bosan, dengan suasana yang melelahkan ini.

"Tapi dia kalah cantik dari yoongi hyung".

Merasa namanya disebut, yoongi pun menatap jimin dengan tatapan menusuk yang mana jimin juga tengah menatapnya dengan senyum aneh miliknya.

"Cantik katamu?"

"Ya. Kau cantik hyung".

"Apa kau terlahir tanpa otak?". Ohh ucapan yoongi begitu menusuk, semua orang hanya menatap jimin kasihan setelah mendengar pertanyaan yoongi yang begitu tajam.

Mungkin orang lain akan menangis jika mendengarkan ucapan yoongi yang begitu menyakitkan, tapi tidak dengan jimin. Dan banyak yang berpikir bahwa jimin itu benar benar bodoh.

"Kenapa hyung?, apa aku salah, kalau aku mengatakan kau itu cantik".

Yoongi mendesah kesal. Percuma saja bedebat dengan bocah gila, tak ada gunanya, pikir yoongi.

Ia bangkit dari duduknya dan berniat meninggalkan ruangan itu, demi menghindari percekcokan dengan pemuda bernama jimin itu.

"Aku akan keluar".

"Mau kemana malaikat cantikku?".

"Kumohon park jimin jangan menggangguku, aku lelah. Dan aku tak ingin berdebat denganmu".

Semua orang menatap kepergian yoongi, dan kembali lagi mereka menatap jimin yang tengah menunduk lesu.

"Kenapa dia jadi marah, aku kan hanya bercanda".

Suara jimin terdengar sedikit pilu, yang membuat yang lainnya menatapnya sedih.

"Tenanglah hyung, yoongi hyung hanya lelah". Ucap maknae yang mencoba memastikan keadaan yoongi, jungkook.

Jimin menoleh menatap maknae itu dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"aku ingin kekamar mandi". Jimin beranjak dari duduknya dan berlalu pergi ,yang diikuti jin dan juga hoseok yang ingin mencari makanan ringan dikantin perusahaan.

Tinggallah kini 3 pemuda yang tengah duduk tenang tanpa ada yang ingin mengeluarkan suara.

Namjoon diam menatap jungkook yang ada tepat didepannya yang tengah mencuri curi pandang taehyung yang posisinya berada disamping  jungkook.

"Jungkook".

Jungkook menoleh menatap seseorang yang memanggilnya.

"Ya hyung".

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu".

Namjoon beranjak dan segera pergi, mau tak mau junkook pun harus mengikuti leadernya itu.

"Hyung aku keluar sebentar". Pamitnya pada taehyung yang tengah asik bermain ria dengan ponselnya.

"Hm, iya".

.

.

Jungkook menatap punggung tegap pemuda yang tengah berdiri membelakanginya.

Jungkook sangat tau apa yang jadi alasan sampai hyungnya itu mengajaknya keluar.

"Ada apa hyung?". Tanya jungkook basa basi.

"Kau harus memberi tahu semuanya".

Jungkook mengerutkan dahinya tanda tak mengerti dengan apa yang diucapkan namjoon barusan.

"Maksud hyung?".

"Sampai kapan kau akan menyembunyikan semuanya, aku tahu itu sulit bagimu, tapi setidaknya katakan yang sebenarnya pada taehyung tentang perasaanmu itu".

Ohh, astaga. Apa jungkook tak salah dengar, mengatakan semuanya pada taehyung?.

Ia menatap namjoon dengan tatapan penuh kesedihan.

"Ini tidak semudah yang kau katakan hyung".

"Aku tak mengatakan kalau itu mudah, tidak".

"Bagaimana jika ia membenciku?".

Suara jungkook terdengar sangat lirih. Menunduk dan menunduk adalah salah satu cara yang efektif untuk menyembunyikan wajah menyedihkannya itu.

"Kau--.. Atau aku yang akan memberi tahu".

Jungkook membulatkan matanya ketika suara namjoon masuk ketelinganya.
Ia dengan cepat menatap manik namjoon.

"Hyung,, kumohon...". Jungkook tak dapat lagi menahan air matanya.

Lihatlah, betapa lemahnya ia terhadap cinta.

"...Kumohon jangan katakan  apapun".

"Kalau kau tak ingin aku mengatakannya, maka kau yang harus mengatakannya".

Jungkook menerawang keseluruh arah, mencoba membayangkan bagaimana nasibnya nanti setelah ia mengatakan semua pada taehyung.

"Hyung akan ada dibelakangmu, hyung akan membantumu, hyung janji". Namjon berucap lembut pada maknaenya itu.

Jungkook menghela napas, dan menatap namjoon dengan tatapan sedihnya.

"Ia normal hyung, ia pria normal".

Bisikan. Jungkook merasa bahwa ia tengah bebisik saat mengucapkan itu, tapi entah dari mana namjoon dapat mendengarnya dengan  jelas.

"Apa salahnya kita mencoba..."

.

.

.

Tbc

secret [Vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang