1.) Life.

89 8 0
                                    

*(Yn) POV*

Aku? Bernama Park (YourName).
Biasanya orang memanggil dengan sebutan (yn). Kamu tau? Aku merasa sekarang ini aku tidak dibutuhkan oleh siapapun termasuk teman, sahabat, dan orang lainnya. Bahkan, kedua orang tua ku bisa dibilang termasuk juga. Adikku juga mungkin bahkan tidak menganggap aku sebagai kakak kandungnya.

Aku merasa seolah aku sendiri.
Semua berubah. Mengerjakan semua dengan sendiri.

Tau bukan? Setiap manusia itu pasti tidak bisa hidup tanpa orang lain bukan? Menurutku, saat ini tidak ada yang terlihat bagiku. Terlihat seolah-olah aku itu penting bagi mereka, menganggap aku selalu ada. Tapi, nyatanya dikatakan 95% kemungkinan mereka menganggap aku tidak ada.

Ah, aku benci akan hal ini. Menceritakan tentang kehidupan.

Pernahkah kalian semua menginginkan hal yang sama denganku? Menginginkan semua baik-baik saja, terlihat bahagia, mempunyai teman banyak, mempunyai sahabat yang selalu ada, mempunyai kedua orang tua yang selalu menyayangi dan memantau setiap saat apa yang dikerjakan oleh anaknya. Aku yakin kalian pasti ingin sekali.
Namun, kalian tau tidak? Itu semua hanya ilusi semata saja. Realita? Jangan ditanya lagi.

Menurutku saat ini, sendiri adalah sebuah pilihan.

Begitulah keadaannya...
Aku tak ingin membiarkan orang lain merasakan hal ini.
Cukup aku...

*Author POV*

Rumah ini...
Bahkan rasanya sunyi...
Walaupun ada adiknya yang bernama Park Jisung, bahwa gadis itu masih kesepian di dalam rumah.

Mendapati seorang Park Ji-Sung yang sedang menghampiri gadis itu.

*(Yn) POV*

Aku langsung bergegas untuk keluar dari kamar menuju ke arah dapur. Aku paling suka mengacau dapur. Maksudnya, suka memasak di dapur.

Tiba-tiba adikku datang menghampiri. Ada apa ya? Aku diam saja. Tak ingin mengganggunya. Mungkin saja ingin mengambil makanan di lemari es.

Tapi ternyata tidak. Ia menepuk bahuku. Aku pun menoleh.

"Eh, sung. Ada apaan?" Tanyaku sembari menatap bingung ke arahnya.

"Besok gue gamau tau. Kalo lu sekolah di tempat gue, jangan lu panggil gue dengan panggilan adek." Ucapnya sembari menunjuk wajahku yang sudah gugup sesaat.

"Maksudnya apaan?" Ucapku sembari mengerutkan keningku pertanda aku tidak mengerti apa yang Jisung katakan.

"Gue gamau semua orang di sekolah tau kalo gue itu punya kakak kayak lu." Ujarnya sesekali matanya menatap tajam padaku.

"Kok gitu? Harusnya lu itu..." Belum saja aku menyelesaikan apa yang ingin ku katakan, tapi ia memotong seenak jidatnya saja.

"Jan banyak tanya. Gue ga suka punya kakak yang kesepian kayak lu dan jangan bilang ke orang kalo lu kakak gue"

Aku pun terdiam dengan ucapannya.

"Temen aja ga punya. Sok iye buat sekolah di tempat gue."

Aku masih saja seperti tadi. Tidak bisa melawan.

"Gue yakin lu bakal punya banyak masalah di sana. Cam kan..." Ujarnya lalu pergi meninggalkanku di dapur.

LONELY [Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang