Patah Hati Terbaik? Masa?

394 71 21
                                    

Sedikit Warning: KEJU OVERLOAD!1!1!!1!1!1 Beneran deh aku aja ngetiknya gakuat karena terlalu keju. Gak jelas juga ini chapter, kebelet pengen update aja biar bisa ngerjain something. Dan juga...

Posisi crack yang mungkin kalian gabakal suka.








Saat ini Woojin dan Hyungseob tengah berada di pusat kota Seoul yang sedang ramai-ramainya karena acara—entah apa acaranya, mereka tak tahu dan kelihatannya tidak peduli. Karena pemuda bermarga Ahn sudah lebih dulu menaruh penuh atensinya pada acara yang lebih terlihat seperti festival itu.

"Waaah, ini kayak acara musim panas di Jepang!" Kalau Hyungseob adalah seekor kelinci, mungkin saat ini kedua kupingnya sudah terangkat karena senang dan bersemangat, "lo tau aja sih acara begini, Jin!"

Sementara pemuda bermarga Park tersenyum geli melihat Hyungseob yang sudah melupakan rasa lelahnya karena berlari-lari untuk pergi kesini—dan juga karena ia yang menariknya—kemudian sudah terlihat asyik sendiri dengan suasana yang ada.

Rasanya sangat menggemaskan, dan Woojin sangat senang mengajaknya kemari.

"Gimana, Seob? Suka?"

Pemuda Ahn langsung menoleh lalu mengangguk dengan semangat, "Suka banget, Jin! Ah, lo tau banget gue lagi banyak pikiran!" Serunya lalu berlari kecil menuju stan gula makanan yang baunya tercium sampai ke tempatnya, masih dengan wajah berbinar.

"Hati-hati jalannya," Woojin mengikuti langkah Hyungseob lalu menggenggam tangannya agar tak lepas dari pantauannya, "ngomong-ngomong, mikirin apa? Sampai banyak pikiran begitu," lanjutnya seraya menatap Hyungseob dengan sedikit guratan cemas di wajahnya.

"Mikirin lo— eh!" Buru-buru Hyungseob menepuk bibirnya agak kencang begitu menyadari bahwa ia lagi-lagi slip-tongue dihadapan orang yang menjadi parasit dalam pikirannya seminggu ini.

Woojin agak terkejut melihat pujaan hatinya menepuk bibirnya seperti itu, tetapi ia jauh lebih terkejut mendengar ucapan Hyungseob yang terucap secara ceplos. Seingatnya, orang yang slip-tongue atau keceplosan itu tidak akan mengucapkan hal yang bohong, dan hal itu membuat senyumnya mengembang lebar.

"Jangan sering-sering mikirin aku, nanti kamu kangen lho," ucap Woojin seraya menaik-turunkan alisnya, menatap Hyungseob dengan tatapan jahilnya. Sementara yang diledek wajahnya semakin memerah.

"I-ih! U-udahan gak?!" Tangan Hyungseob sepertinya tidak bisa diam untuk memukuli Woojin, tetapi Woojin sendiri sepertinya baik-baik saja dipukul seperti itu karena ia malah tertawa disaat pukulan bertubi-tubi mengenai dirinya, "ayo jalan-jalan! Gue pengen makan sate!" Tuturnya lalu menarik tangan Woojin untuk menerobos ramainya manusia di tempat itu, dan dibalas dengan genggaman erat oleh Woojin.

Selama mereka berada disana, tak jarang Hyungseob salah melangkah atau sedikit menubruk orang didekatnya. Dan tugas Woojin disana adalah melindungi Hyungseob dan menuntunnya untuk jalan dengan benar, juga mengikuti Hyungseob kemanapun yang ia mau.

Contohnya sekarang, ia dan Hyungseob tengah berada di stan Soba—menunggu pesanan Hyungseob jadi, padahal di tangan si empunya sendiri sudah banyak makanan. Dan Hyungseob sendiri sedang mengunyah sate daging yang barusan mereka beli dengan rakusnya.

"Pelan-pelan dong makannya."

Pemuda Ahn melirik sebentar lalu tersenyum—matanya menyipit karena tersenyum disaat sedang mengunyah makanannya, "habisnya gue suka banget, disini banyak makanannya!"

Senyuman di bibir Woojin perlahan melebar.

"Gue tau, tapi slow aja. Liat tuh, sampe belepotan begini, kan."

Admirer | JinSeobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang