BAB 1 - Close

599 11 1
                                    

BAB 1

CLOSE

You give  me strenght

You give me hope

You give  me  someone to love  someone to hold

When I’m in your arms

I need you to know

I’ve  never been

Never been this close

Teeeet... teeet... teeet...

Suara bel mengejutkanku saat aku sibuk berkutat dengan barang-barang yang memenuhi lokerku. Kuambil beberapa buku pelajaran. Setelah itu kututup perlahan pintu lokerku dan ketika pintu loker tertutup sempurna, aku memalingkan pandanganku. Betapa terkejutnya aku melihat seorang wanita berdiri mematung disampingku, dengan gayanya yang khas seperti model yang akan dipotret.

                “Jodi! Kau mengejutkanku. Berhentilah melakukan hal seperti itu. Muncul seperti hantu. Kau ini, aku bisa mati terkejut jika kau terus melakukannya.”Ketusku padanya yang hanya diam dan perlahan ia tertawa terbahak.

“Hahahahahaha. Maafkan aku, Gina. Tapi aku tak bisa berhenti melakukannya. Apalagi setelah  melihat wajahmu yang seperti itu. Hahahaha.” Ia terus saja tertawa sambil memegangi perutnya yang mungkin terasa sakit karena tertawa seperti itu. Tanpa ia sadari, aku berjalan meninggalkannya. Tubuhku yang lumayan ramping membuatku dengan mudah menyelinap melewati siswa-siswi disekitarku.

“Kau pikir ini lucu?” Kataku dengan muka masam.

“Hei, Gina. Maafkan aku. Jangan marah padaku, kumohon.” Ia tersenyum manis seraya mengejarku yang sudah berjalan agak jauh darinya.

“Aku tidak mungkin marah padamu, Jodi.” Aku tersenyum kecil padanya.

Ketika aku sampai di persimpangan koridor tiba-tiba seorang pria yang tengah berlari membawa bola softball menabrakku dengan sangat keras hingga tubuhku terdorong ke belakang dan buku-buku yang kupegang terlempar sekitar dua meter jaraknya dariku.

                “Hei, kau ini buta ya!? Harusnya kau memakai matamu untuk berjalan! Dasar bodoh!” makinya padaku. Aku hanya diam mendengar makiannya padaku. Tampak siswa lain yang berada di koridor berhenti melakukan aktivitasnya. Bagus! Karena suaranya yang memekakkan telinga itu, ia jadi menarik perhatian siswa yang lainnya. Dan sekarang mereka semua memperhatikan kemari.

                “Hei, kau yang menabraknya! Cepat minta maaf pada Gina!” bentak Jodi pada pria itu.

“Sudahlah, Jodi. Tak apa. Aku yang salah, tak melihat jalan.” Kataku menahannya mendekati pria itu. Aku takut Jodi akan melakukan hal yang tak terduga.

Pria itu tampak tidak memperhatikan perkataan Jodi dan berlalu begitu saja seperti sedang tidak terjadi apa-apa. Aku melangkah ke arah buku-bukuku yang terlempar. Ketika aku berjongkok untuk mengambilnya tiba-tiba sebuah sepatu Nike biru muda berhenti dihadapanku, belum sempat aku menengadah untuk melihat pemilik sepatu itu, ia langsung mengambil beberapa bukuku yang berada agak jauh dari tempatku saat itu. Aku pun segera mengambil bukuku dan berdiri. Ketika aku berdiri kulihat wajah-wajah yang sangat tak asing bagiku. Mereka adalah empat pria-pria tenar dan populer di sekolah. Westlife, begitulah kami menyebutnya. Mereka adalah siswa jurusan Entertainment yang terkenal sombong dan angkuh. Kulihat pemilik sepatu Nike biru muda itu adalah Shane, dia memegang beberapa bukuku yang terjatuh. Dia berjalan kearahku dan menyerahkan buku yang dipegangnya.

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang