Difference (3)

75 6 0
                                    

Heru hanya mampu terdiam di tempat. Lidah nya kelu, aliran darah di sekujur tubuhnya seolah-olah membeku drastis. Di pikirannya terngiang-ngiang kata untuk lari menghampiri sosok itu, tetapi organ kerja tubuhnya seakan bertolak belakang dengan segala perintah-perintah yang berkecamuk di dalam pikirannya.

Sungguh! apa kalian bingung akan situasi yang terjadi saat ini. Mungkin di benak kalian, kalian bertanya-tanya tentang situasi yang di alami oleh si bungsu tersebut.

Flashback

Waktu itu, lebih tepatnya saat si kembar berusia 5 tahunan. Suatu kejadian yang tak pernah di harapka terjadi. Entah kenapa sang Ilahi selalu suka memberikan cobaan-cobaan kepada keluarga kecil ini, baik dalam suatu masalah yang kecil maupun sampai masalah yang besar.

Tapi balik lagi, itulah hukum Tuhan, kita sebagai tokoh nya dan yang Maha Kuasa menjadi titik balik skenario yang telah di susun rapi didalamnya, entah itu akan berakhir happy ending atau malah sebaliknya. Dan jika sampai di masa2 itu, maka mau tak mau kitapun akan pulang kerumah yang sebenarnya dengan di sambutnya kita dengan sebuah pelukan hangat oleh pemilik kita sendiri atau tidak dengan suara pilu dan tangis serta jeritan yang berasal dari rekan-rekan kita saat menjalani skenario takdir hidup kita dulu

"Bagaimana buk, udah pada tidur belum?" Suara ayah di sertai dengan pintu yang terbuka perlahan-lahan

"Tinggal nunggu si Avlinnya nih yah, duh kok ni anak satu bandelnya minta ampun ya gusti" ucap ibu sambil sesekali menepuk pantat si Alvin.

Kedua suami istri itu sekarang tengah berada di dalam kamar si bocah kembar itu. Apa kalian tau ini hari apa? Sungguh jika kalian tidak tau maka kalian sangat jahat terhadap dua bocah malang ini.  Serius kalian tidak tahu? Apa kalian tidak menyayangi mereka? Heuh dasar.

Jadi begini, hari ini adalah hari kelahiran kedua bocah itu yang artinya pula hari ini ulang tahun bocah kembar tersebut yang ke 6th. Tidak lama lagi mereka akan menginjakkan umur yang sudah di tunggu-tunggu. Dengan kata lain, tidak lama lagi mereka akan menempuh ke jenjang Sekolah Dasar atau biasa yang kita sebut dengan SD.

"Duh buk e, udah mau hampir sore nih, kalau begini nanti tokonya tutup" sergah sang ayah.

"Duh mas iniloh, daritadi bisannya ngoceh muluk, nggk liat apa nih daritadi tangannya ibuk di pantatnya terus sambil nempuk-nempukin supaya cepet tidur" oceh ibuk semakin kesal akan kebandelan anaknnya yang satu ini

"Kemana mama? Pergi mama? Avin ikut mama" rengek si Alvin

Karna sang ayah udah terlajur kesal, ayah pun langsung berucap

"Yaudah sok atuh buk ajak aja alvin, anggap aja ini bonus buat dia, biar nanti dia bisa milih kadonya sendiri" ucap sang ayah pada akhirnya

Ibu yang mendengar kata ayah hanya menghela nafas kesal.

"Tau gini kenapa gak bilang dari tadi toh yah, capek nih nina boboin ini bocah satu" omel sang ibu

"Yaudah-yuadah, lebih baik kita pergi sekarang daripada mesti debat muluk dari  tadi, keburu nutup entar tokonnya. Dan avin!! Inget diem-diem nanti, jangan kasih tau adek mu" peringat sang ayah

Alvin hanya nyengir sambil mengangguk polos, Hedeh dasar bocah...

Dan akhirnya sore itu mereka sepakat mengajak Alvin ikut dan meninggalkan si bungsu sendirian di rumah tersebut. Mereka tidak khawatir akan meninggalkan si bungsu sendirian, karna sudah ada mbok iyem yang sudah jadi pembantu mereka selama ini yang bisa menemani Heru di rumah. Jika nanti ada apa-apa, mbok iyem tinggal melapor langsung ke ibu. Nah karna itu mereka tenang jika meninggalkan di bungsu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang