Don't Fly Too High

70 6 7
                                    

Hari semakin siang, pengunjung cafe semakin ramai. Oh tidak, aku harus segera menutup cafe ini sebelum sore. Aku akan pergi menonton konser My First Story malam ini dan aku harus mempersiapkan diri untuk malam ini.

"Wajahmu kenapa kusut sekali?" tanya Shohei sambil meletakkan nampan kosong karena ia baru saja mengantarkan pesanan ke meja pelanggan.

"Cafenya makin ramai!" jawabku yang tanpa sadar aku memanyunkan bibirku.

"Cafe ramai dan kamu mengeluh karena itu?? Dasar aneh!" ledek Shohei sambil menggelengkan kepalanya. Aku juga bisa lihat tatapan nyinyirnya kepadaku.

"Aku bukan mengeluh, aku cuma bingung, gimana caranya menutup cafe ini tanpa harus mengusir pelanggan!" protesku.

Shohei diam saja sambil menggelengkan kepalanya. Dengan mulut yang berdecak, ia kemudian menuju pintu cafe. Aku melihatnya membalikkan papan bertuliskan Open menjadi Close. Aku hanya melongo, melihat apa yang baru saja Shohei lakukan. Dengan gaya yang seakan ia berhasil memecahkan sebuah misteri, ia kembali menghampiriku.

"Cukup semudah itu caranya, Yuki!" sahut Shohei.

"La-lalu pelanggan yang berada di dalam cafe...."

"Biarkan mereka menikmati makanan dan minuman pesanan mereka sampai selesai, setidaknya papan bertuliskan Close itu mencegah pelanggan kembali masuk ke cafe!" jelas Shohei memotong ucapanku.

Aku hanya menganga lalu mengerutkan dahiku. Entah mengapa aku merasa jadi gadis bodoh hari ini. Yang ada dipikiranku adalah bersiap untuk menonton konser My First Story malam ini. Ya Tuhan!

"Oi Yuki, berpikir lah dengan jernih, berhenti lah berkhayal disaat jam kerja..." Shohei menjitak kepalaku dengan pelan, "aku tahu isi otakmu hari ini cuma konser malam ini kan?"

Aku tersigap saat Shohei berhasil menebak apa yang ada di dalam pikiranku.

"I-itu tidak benar...a-aku..." astaga, kenapa aku jadi gagap begini?!

"Sudah lah ga usah ngelak, aku sudah terlalu mengenalmu" Shohei tersenyum lalu membelai sekaligus mengacak-acak rambut di kepalaku. Kemudian ia kembali ke meja pelanggan yang baru saja pergi meninggalkan cafe.

"Umm...Sho!" aku memanggil Shohei saat ia masih sibuk membersihkan meja dari piring dan gelas kotor.

"Hmmm!" sahut Shohei sambil terus mengangkat piring kotor lalu mengelap meja tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.

"Malam ini kau jadi pergi ke konser bersamaku kan?" tanyaku malu-malu.

Shohei menghentikan kegiatannya, lalu tangannya bertolak pinggang. "Kalau kau ingin aku menemanimu, aku akan pergi bersamamu!" balas Shohei sambil tersenyum.

"Kyaaaa, kau memang selalu dapat diandalkan!" aku melompat kegirangan tanpa peduli dengan beberapa pelanggan yang masih ada di cafe.

"Baiklah, kita bertemu di...."

"Aku akan menjemputmu!" Shohei menyelak kata-kataku.

"A-apa?"

"Aku akan menjemputmu!" jawab Shohei dengan kedua pipi yang memerah.

Pipi Shohei memerah, sangat jarang aku bisa melihat Shohei seperti itu. Sangat menggemaskan.

"Ba-baiklah!" aku masih terkejut dengan ucapan Shohei.

"Ba-baiklah!" aku masih terkejut dengan ucapan Shohei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Far Away [ Hiro MFS Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang