Who Am I To You

33 5 15
                                    

Senja makin menampakkan wajahnya, suasananya damai dan sendu. Terdengar sayup-sayup suara burung berkoar-koar sembari terbang diatas awan.

Astaga, kenapa aku menjadi puitis seperti ini? Aisshhh!!!

Aku menggelengkan kepalaku, sesekali mengetuk-ngetuk batok kepalaku yang rasanya seperti mulai berkurang kadar kesadarannya.

Ah masa bodo jika aku memang menjadi bodoh, selama aku bisa kembali hidup tenang.

"Oiii!"

Hee?! Siapa yang menegurku?

Aku celingukan kesegala arah, lalu aku melihat Shohei sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya dibelakangku, dengan tatapan heran dan bibir yang mengerucut seperti moncong tikus itu.

"Sedang apa kau duduk dilantai seperti itu?" tanya Shohei dengan nada menyebalkannya.

Aku perlahan berdiri lalu menepuk-nepuk bagian bokongku.

"Tidak, aku hanya sedang bersantai saja di beranda, menikmati suasana sore disaat cafe sudah tutup dan tidak ada pelanggan" jelasku sok puitis.

Muka Shohei semakin ajaib setelah mendengar kata-kataku. Ah ya, aku tidak menyalahkannya tapi sejak aku mencuci otakku sendiri untuk lebih berpikiran realistis, seketika itu pula aku menjadi orang yang puitis nan melankolis.

Astaga, aku pun mulai tidak mengenali diriku sendiri.

"Ah terserah kau saja lah! Memikirkan tingkahmu belakangan ini membuatku bermimpi buruk..."

Aku memutar kedua bola mataku lalu segera melenggang masuk ke dalam cafe.

"Apa kau sudah membereskan meja dan kursi yang ada di beranda?" lanjut Shohei.

Pertanyaan yang membuatku segera menghentikan langkahku.

"Pasti belum kan?" terka Shohei.

"E-hehehe, iya...aku belum selesai membereskan meja dan kursi di beranda" jawabku sambil memamerkan barisan gigiku kepada Shohei.

"Cepat segera bereskan!" seru Shohei sambil menggelengkan kepalanya.

Iiisshhh dasar tukang perintah!

"Dan berhentilah bersikap aneh, semakin kau berusaha bersikap realistis maka semakin aneh pula sikapmu!" tambah Shohei lalu berlalu masuk ke dalam cafe.

Kata-kata Shohei langsung menampar tepat kesasaran.

Ya, aku akui kalau aku terlalu memaksakan diri.

Setelah kejadian di apartemen Hiro, melihat Hiro bersama Fumiko, perasaanku menjadi hancur berantakan. Aku tidak bisa berpikir dengan benar, dan bagi seorang Shohei yang sudah sangat mengenalku...tidak sulit baginya mengetahui kalau ada yang tidak beres dengan diriku. Sekuat apa pun aku berusaha menyembunyikan dan menutupinya, Shohei akan segera mengetahuinya.

 Sekuat apa pun aku berusaha menyembunyikan dan menutupinya, Shohei akan segera mengetahuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Far Away [ Hiro MFS Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang