4. Pertemuan

59 11 8
                                    

"Kau pernah begitu berarti. Tetapi, memaafkan bukan berarti kembali, cintaku tak sebodoh itu."- Athala Adheeva Myesha

On Mulmed: Abraham Reynand Arsenio

Happy Reading ^^

***

Semenjak hari itu, perasaanku kepadamu semakin terasa nyata. Namun, dalam hatiku aku masih begitu ragu, karena semenjak kejadian aku melihat dirinya waktu itu, aku jadi kembali terbayang-bayang. Terkadang, dia juga kembali muncul ke mimpiku. Mimpiku selalu tentang kilas balik kejadian-kejadian saat aku dan dia bersama dulu, saat pertama aku mengenal dirinya, waktu itu kami masih duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama kau memperkenalkan dirinya dengan nama Abraham Reynand Arsenio, dan aku memanggilnya, Rey. Aku bermimpi kejadian saat pertama kali dia mengajakku pergi berdua, saat dia menjengukku kala aku sedang terbaring di rumah sakit, saat dia berani menyatakan cintanya kepadaku, padahal saat itu kami masih baru saja lulus SMP dan aku menerima ajakannya untuk menjadi pacarnya, dia adalah pacar pertamaku.

Kau tahu, 3 tahun kebersamaan kami bukanlah hal yang sebentar dan mudah untuk dilupakan,walaupun hubungan kami tak sepenuhnya mulus, ada saja geronjalan yang kami temui, bahkan kami sempat berpisah beberapa saat di tahun ke 2 kami bersama, sampai akhirnya kami kembali bersama lagi dan akhirnya bisa bertahan walaupun hanya setahun.

Dan hari itu, tepat setahun lebih sebulan kita kembali bersama, dia memutuskan untuk melepaskanku lagi dengan alasan tak ada lagi kecocokan diantara kita, padahal saat itulah kamu menemukan diriku yang sedang terduduk sendiri di halte, dengan tangis dan penampilan yang berantakan tentunya.

Dua hari setelah kita bertemu dengannya, tiba-tiba Ia menghubungiku lagi, meminta untuk bertemu. Aku ingin menolak, tapi aku juga penasaran, ada apa gerangan yang membuat dia menghubungiku lagi. Jika Ia berniat untuk mengajakku kembali bersamanya lagi, tentu aku akan menolak, karena aku bukan sampahnya yang seenaknya saja dibuang lalu Ia pungut kembali.

Perasaan penasaranku mengalahkan kekhawatiranku, maka aku menerima ajakannya hari itu tanpa memberitahumu, karena yang ada di dalam pikiranku, kau mungkin tak peduli akan dengan siapa aku pergi, lagi pula kita juga Cuma sebatas teman, atau kakak adik bertemu besar, karena kau menganggapku seperti adikmu? Entahlah aku sendiri juga bingung.

Kuceritakan kembali bagaimana pertemuanku dengan dia hari itu. Tepatnya pukul 4 sore kami janjian untuk bertemu di sebuah restoran cepat saji favorit kami dulu untuk mengisi perut. Kupikir, dia akan telat seperti biasanya jika kami berangkat sendiri-sendiri, nyatanya hari itu dia sengaja datang terlebih dahulu dan sudah memesan makanan untukku dan untuknya. Saat melihatnya, otomatis aku langsung berjalan ke arahnya, dan duduk di hadapannya.

Awalnya, tentu sangat canggung bagi kami. Tapi aku lupa satu hal, seseorang yang bernama Abraham Reynand Arsenio itu sangat pandai untuk mencairkan situasi. Ia mulai membuka percakapan dengan menanyakan bagaimana kabarku 2 bulan ini, bagaimanakah aktivitasku, berjalan dengan lancar atau tidak, Ia juga menanyakan kabar Atha, kucing persia berwarna putih kesayanganku yang Ia berikan 2 tahun yang lalu saat ulang tahunku yang ke 16. Sebenarnya Atha adalah singkatan dari nama kami berdua, Abraham-Athala.

Setelah, agak lama berbasa-basi, akhirnya aku menanyakan langsung apa tujuan dia mengajakku bertemu hari itu. Ia meminta maaf kepadaku, menjelaskan bahwa sekarang Ia menyesal melepaskanku demi gadis lain yang ternyata hanya memorotinya saja, belakangan ini Ia tahu bahwa gadis itu ternyata sudah memiliki kekasih baru yang lebih kaya dan memutuskan hubungan dengannya. Sungguh miris, batinku dalam hati. Aku tak tahu harus bersikap senang atau sedih, senang karena Ia mendapatkan karma dan sedih karena dia hanya dimanfaatkan saja. Aku hanya hanya tersenyum, tak tahu harus berkata apa. Keadaan menjadi hening kembali.

HI, BIRU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang