Baikan🍟

57 7 0
                                    

"Kenapa harus nangis? Kalo mau liat senyum gue secara LIVE, lo bisa dateng kerumah. Simpelkan?".


Sheila menatap buku paket fisikanya, lalu menghembuskan nafas lelah akibat mengerjakan hampir setengah jama untuk sepuluh nomor. Biasanya dirinya hanya membutuhkan waktu kurang dari tiga puluh menit, tapi untuk sekarang konsentrasi terbagi antara soal dan Devan.

Ya hubungannya dengan Devan masih sama, dingin. Setelah malam itu Sheila berusaha mati-matian untuk tak peduli lagi dengan Devan.
Walaupun sangat susah.

Tiba - tiba dering ponsel bernada lagu   "Attention" , memaksa Sheila berjalan mengambil ponsel rose gold miliknya di atas nakas.

'Mama'

Sheila menggeser bulatan berwarna hijau dan langsung menempelkan ponselnya di telinganya.

"Assalamualaikum Mah"

"Waalaikumusalam Shei, apa kabar?"

"Sehat. Mama kapan pulang?"

"Maafin mama sayang mama gajadi pulang besok karena harus nemein Papa ke pesta om Bisma"

"Ish!Kok gitu sih?Emang gabisa papa aja yang ngadirin pestanya?"

"Nggak bisa Shei, soalnya om Bisma langsung yang ngundang mama sama papa. Kan nggak enak kalo mama nggak dateng"

"Yaudah!"

"Kamu udah makan belum?"

"Udah tadi"

"Oh bagus deh. Oh ya Shei tante Dona udah balik tadi sore, mungkin sekarang udah nyampe. Kamu akan tetep di temanin Devan kok, tadi mama udah bilang ke tante Dona"

"......"

"Shei? Kamu kenapa sayang?"

"Eh? nggak kok mah. Yaudah Sheila matiin ya soalnya lagi ngerjain Pr"

"Yaudah. Assalamualaikum, love you dear"

"Wassalamualikum, love you more mah"

Sheila meletakkan ponselnya dan menutup buku paket fisikanya. Jujur malam ini Sheila rindu akan pelukan sang Mama, mengelus kepala Sheila dengan kasih sayang dan Sheila akan sangat merasa nyaman .

Sheila berjalan mengambil sweater rajut  putihnya dan juga ponselnya lalu berjalan menuruni anak tangga , rumahnya terlihat begitu sepi. Sheila memutuskan untuk pergi ke taman malam ini dan menghabiskan waktunya di sana dengan tenang.

                            --------

Devan baru saja selsai mandi dan langsung turun ke bawah untuk makan malam. Dirinya sangat bahagia karena sang ibu telah pulang.

Devan berjalan menuju dapur tapi tidak ada siapa pun, lalu dirinya menuju ruang tv dan disitu ia melihat sang ibu tengah duduk sambil memandangi sebuah album berwarna putih yang cantik.

"Mah?"

Dona menoleh dan mendapati sang lelaki kecilnya tengah berdiri dan mentapnya bingung.

"Mama kenapa?", tanya Devan lalu mengambil posisi duduk di samping sang ibu.

Dona menggeleng. Menyembunyikan kesedihannya, tetapi seorang Devan takkan pernah bisa mempercayai sang ibu baik - baik saja.

Devan melihat album yang berisikan foto saat dirinya , Dona, ayah Devan tak lupa gadis kecil yang tengah duduk manis di pangkuan sang ayah sambil memegang es cream cone di sebuah taman.

 D E V A N OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang