Bukannya Rama rasis dan suka membeda-bedakan hak laki-laki dan perempuan. Tapi jujur, kalau masalah nembak alias ngajak pacaran, Rama lebih suka kalau laki-lakinya yang mengungkapkan duluan.
Entahlah. Lebih afdol saja, katanya.
Tapi
ini ada kaitannya dengan Jeongin dan statusnya sebagai makhluk immortal.
Adik kelasnya itu memang pernah bilang bahwa dia juga menyukai Rama. Waktu itu Rama keceplosan mengakui perasaannya, ceritanya panjang.
Tapi jika dilihat dari film-film tentang vampir (re:Twilight Series adalah salah satunya), bukankah mereka lebih suka menjauhi orang yang disukainya dan membiarkan mereka hidup bahagia dengan sesama manusia?
Rama tidak menyukai ide tersebut.
"Jeongin."
Si adik kelas hanya bergumam, tanpa mengalihkan pandangannya dari lembaran proposal yang tercoret disana-sini.
"Aku mau ngomong sesuatu," lanjutnya. "Serius. Jangan mantengin proposal mulu dong. Nanti aku cariin referensi dari taun kemarin deh."
Akhirnya Jeongin mendongak. Ekspresinya kusut, mungkin capek karena sudah revisi proposal beberapa kali tapi tidak diacc juga.
"Soal apa, Kak?" Ujarnya.
"Inget gak waktu aku salah ngomong soal aku suka sama kamu?" Tanya Rama, langsung ke topik utama.
Mata Jeongin melebar sekilas. Kemudian dia mengangguk lamat-lamat.
"Iya. Kenapa emang?"
Ternyata susah ya ngungkapin perasaan. Leher Rama sampai kaku karenanya.
"Itu ... hm, waktu itu a-aku ..." Rama mengalihkan pandangannya sambil garuk-garuk pipi. "... ngomong jujur."
Dia tidak sadar kalau ekspresi terkejut Jeongin sudah berubah menjadi senyum lebar.
"Kan dulu kamu pernah bilang kalo kamu suka sama aku juga. J-jadi ... JADI, aku suka sama kamu. HAH GIMANA SIH. MUTER MULU GUE NGOMONGNYA."
Jeongin akhirnya tertawa. Behelnya kelihatan, dan matanya menyipit. Pipinya pun membentuk lesung saking niatnya dia ketawa.
Rama cemberut.
"Ye Dek, ye. Aku lagi ngomong serius malah diketawain," gerutunya.
Ketika Rama beranjak dari kursinya (ceritanya sedang menekankan kalau dia marah), hal yang tidak dia duga terjadi.
Jeongin mencondongkan badan ke arah Rama, kemudian memeluknya.
Tolong dibold
Jeongin. Memeluknya.
Rasanya aneh ketika Jeongin mulai mengeratkan pelukannya. Wajah si adik kelas terasa dingin di leher Rama, tapi di sisi lain, ada sepercik kehangatan di sana.
Dan jangan lupakan rambut Jeongin yang halus dan baunya mirip bayi. Rama jadi tambah gemas.
"Aku juga sayang sama kakak," bibir Jeongin menggelitik leher Rama. "Tapi kan, we are different? Emangnya kakak yakin nantinya gak bakal bosen sama aku?"
"Bosen kenapa emangnya?" Tanya Rama heran.
"Ya banyaklah alasannya. Salah satunya ya sampe kapan pun, mukaku kan bakal tetep gini-gini aja. Hehe."
Dada Rama langsung nyut-nyutan.
Jangan bahas masalah itu dong Jeongiiin.
"Kamu tuh bisa gak sih sekali aja bersikap egois?" Kata Rama. "Aku udah bilang aku sayang kamu. Dan kamu juga bilang kalo kamu sayang aku. Kenapa kita ... k-kenapa gak j─"
"Jadian?" Jeongin mendahului.
Rama melepas pelukan mereka. "Iya."
Jeongin mengangkat bahunya. "Nurut kakak aja aku mah. Emang kakak mau sama aku?"
"Tolong ya, dek Jeonginku sayang," Rama memutar bola matanya. "Dikira aku nyerocos panjang lebar tadi ngapain? Nyaranin kamu gimana cara ngebenerin proposal?"
"Ehehehe, jangan galak dong Kak. Takut," Jeongin nyengir yang langsung dihadiahi jitakan di kepala oleh Rama. "Lagian kakak sih pake nyatain duluan. Sungkan aku nerimanya. Kan harusnya aku yang duluan nembak."
Rama mendengus. "Nunggu kamu sih dijamin bakalan lama. Ntar aku keburu jadi nenek-nenek."
Jeongin cuma tertawa dan menarik Rama dalam pelukannya lagi.
"... ada Jeongin tad─WOI NGAPAIN LU BERDUA PELUK-PELUKAN HAH? MAKSIAT YA?!!"
Momen unyu Jeongin dan Rama pun harus berhenti ketika Jisung memutuskan untuk masuk ke ruang OSIS dan membuat kegaduhan dengan suara cemprengnya.
"JISUNG, AWAS YA LO."
"MAAV, MAVIS. TEMEN LO NIH─ADUDUDUH, AMPUN RAM. AMPUN."
Adegan kejar-kejaran penuh darah antara Rama dan Jisung pun terjadi.
…
KAMU SEDANG MEMBACA
Squishy Vampire ─yangjeongin。✔
Aléatoire〔𝙘𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙〕 Jeongin tuh vampir paling gemesin. Eh, vampir ada yang gemesin gak sih? ft. yang jeongin. ©2018, prodsung