Tiga

132 21 3
                                    

💔

Ku tunggu kabarmu, ku tunggu pesanmu, ku mau kau dulu mencariku.

Maudy Ayunda - Kutunggu kabarmu

Gita sedang mendengarkan lagu lewat earphone. Gita masih menunggu kabar dari Ardi yang dari kemarin tidak memberi kabar sama sekali. Gita sudah mencoba menelpon nya tetapi tidak dijawab.

Pikiran Gita mulai nethink. Tidak mengerti lagi dengan Ardi yang semakin hari semakin jauh dari perasaan Gita.

'Mungkin Ardi udah bosan denganku.' Batin Gita seraya tersenyum miris.

Gita kembali menangis untuk kesekian kali. Gita tak punya kekuatan untuk berbagi masalah dengan keluarga ataupun temannya. Gita terlalu tertutup sehingga kebanyakan orang menganggap Gita sebagai wanita yang kuat dan selalu bersyukur yang Ia miliki.

"I wish you could understand the way I feel about you." Ucap Gita tiba-tiba.

---
Hari kemarin sudah berganti dengan hari ini. Hari yang cuacanya cerah. Ardi sedari tadi, tidak beranjak dari tempat tidurnya. Seolah-olah di tempat tidurnya terdapat magnet yang menariknya agar tidak bangun dari tempat tidur.

Ardi sedang memegang ponsel nya, Ia melihat notification telpon yang jumlahnya berkali-kali. Gita, nama yang tertera di ponsel yang menelpon dirinya. Ardi terlupa memberi kabar pada Gita. Baru saja Ardi ingin menelpon Gita, tiba-tiba terdengar dering telpon. Sayangnya, nama yang tertera malah Anggi. Dengan gerakan cepat, Ardi mengangkat telpon itu.

Halo?

Iyaaa

Ardi, kamu lagi apa?

Aku lagi berak.

Ish, apaan sih. Jorok, ish.

Hehehe. Engga kok, bercanda.

Kamu hari ini mau pergi?

Engga kok, palingan aku di rumah.

Ouh,

Emangnya kenapa?

Emmm, aku mau jalan-jalan sama kamu.

Ouh, begitu. Ya udah, ayok. Kamu mau jam berapa. Nanti aku ke rumah kamu deh.

Jam 3 aja, gimana?

Oke, nanti aku jemput kamu ya.

Iya. Makasih udah mau temenin aku jalan-jalan. Ya udah, kalo begitu aku tutup telpon nya ya.

Iya.

Percakapan berakhir, entah mengapa Ardi begitu menerima sekali dengan segala hati dan raganya.

---
Aku rindu untuk tidak merasa rindu. Mengapa? Aku benci mengakuinya, tapi ternyata rindu itu begitu menyiksa. Membuat perasaan seakan-akan terus tertekan oleh bayang-bayang seseorang yang bahkan tidak pernah menghiraukan.

Jakarta, 28 Januari 2018.

Seperti itulah kata yang di tuliskan dalam buku diary Gita.

Gita selalu merasa orang yang paling tidak bisa dicintai oleh siapa pun. Gita seperti orang yang tidak punya kesempatan untuk dicintai. Selalu seperti ini, memang menyakitkan mencintai tanpa dicintai. Gita kembali menorehkan tinta pada buku diary miliknya.


Hey, I need you.

Hey, I miss you. So much.

I just need you here.

Jakarta, 28 Januari 2018.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Gita langsung menghentikan aktivitas menulisnya. Gita lamgsung menghampiri pintu, di bukanya pintu ternyata mama nya yang mengetuk pintu kamarnya. Mama nya terlihat berpakaian rapi.

"Mama sama papa mau pergi dulu ya." Ucap Mama nya.

"Iya, ma. Hati-hati." Ucap Gita terdengar lesu.

Setelah mendengar jawaban dari anaknya. Wanita yang di sebut mama oleh Gita, berlalu dan segera berangkat.

Gita kembali masuk ke kamarnya. Jadi tinggal lah Ia dan pembantunya di rumah. Gita melirik jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul 14.30. Gita berpikir ingin berjalan-jalan seorang diri. Akhirnya, Gita bergegas membersihkan dirinya. Setelah membersihkan badannya, Gita langsung keluar rumah mencari udara segar dan sekedar berjalan-jalan.

---

Maaf jika cerita pendek yang aku ciptakan membuat kalian bosan:)). Tapi cerita ini nyata yang dialami seseorang:))

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang